30 Agustus 2012

[300812.EN.SEA] OOCL Makes Biggest US Port Crane Buy Ever - US$347 Million - For LB Terminal


HONG Kong's Orient Overseas International Limited (OOCL), will spend US$346.6 million cranes and yard gear for its new Long Beach terminal in the largest contract for the purchase of container handling equipment for development of a US port.

The carrier announced in a filing that it had signed contracts with equipment manufacturer Shanghai Zhenhua Heavy Industry for 14 ship-to-shore cranes at $11.9 million each and 70 automated stacking cranes at $2.56 million each over two contracts made on 15 June and 2 August. 2. The cranes will be delivered between 2015 and 2019 to the new Middle Harbour port development at Long Beach.

OOCL had signed a 40-year lease of the Middle Harbour port project worth $4.6 billion with the Long Beach Harbour Commission in April this year. Over the next nine years, Long Beach's aging Pier F and Pier E container terminals will be redeveloped in several phases into a new facility. The first phase of the project is due to be completed in 2016, according to Alphaliner.

Pier E was formerly occupied by HMM's California United Terminals and has already been vacated. Pier F will remain operational throughout the conversion process until the newly completed berths will gradually replace it. Pier F is currently only used by a single mainline container service - the Grand Alliance's OOCL- operated SSX, a weekly South China and Taiwan service maintained with six 8,063-TEU sister vessels.

Source : HKSG.

[300812.ID.SEA] Pelabuhan Batam : Pemkot Akan Dirikan Badan Usaha


BATAM: Pemerintah Kota Batam akan mendirikan Badan Usaha Pelabuhan Batam Port Indonesia. Jika terealiasasi, pembentukan badan ini berkemungkinan akan menyaingi Badan Pengusahaan Batam yang telah mengelola hampir seluruh pelabuhan resmi di kota ini.

Persiapan pendirian badan usaha tersebut dilakukan dengan mengajukan rancangan peraturan daerah (ranperda) tentang Pembentukan Badan Usaha Pelabuhan Batam Port Indonesia oleh Wali Kota Batam Ahmad Dahlan dalam sidang paripurna DPRD, Senin 27 Agustus 2012.

Saat menyampaikan ranperda Dahlan antara lain mengatakan,  badan usaha kepelabuhanan penting didirikan di Batam karena menjadi salah satu kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (free trade zone/FTZ). Dengan statusnya itu, bidang kepelabuhanan menjadi sektor andalan bagi Kota Batam untuk menopang perekonomian.

"Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, maka untuk dapat berperan sebagai operator yang mengoperasikan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya, maka Pemko Batam harus memiliki Badan Usaha Pelabuhan yang berbentuk badan usaha milik daerah atau perseroan terbatas yang khusus dibentuk di bidang kepelabuhanan dan mengantongi izin usaha dari pejabat yang berwenang," paparnya.

Berdasarkan UU Kepelabuhanan itu harus ada badan khusus yang mengelola pelabuhan. Selama ini, katanya, bisnis kepelabuhanan didominasi oleh Pelindo, tetapi UU mengatur bahwa di luar Pelindo boleh mengelola pelabuhan dan yang berkaitan dengan kepelabuhanan dalam bentuk badan hukum, bukan saja pemerintah daerah tapi juga lembaga-lembaga swasta dalam bentuk badan layanan umum (BLU) dan badan usaha pelabuhan (BUP). "Kalau tidak punya BLU atau BUP maka tidak boleh mengelola pelabuhan," sambungnya.

Jika nantinya terealisasi, maka badan ini akan mengelola pelabuhan-pelabuhan yang tidak dikelola Badan Pengusahaan (BP) Batam. Namun berdasarkan data yang dihimpun, dari sekian banyak pelabuhan umum resmi yang beroperasi di Kota Batam, hanya Pelabuhan Rakyat (Pelra) Tanjung Riau dan Pelra Segulung saja yang tidak dikelola BP Batam.

"Kita tidak akan membangun pelabuhan baru dengan adanya badan usaha pelabuhan ini," ujar Dahlan. Pemkot sendiri melihat masih banyak pelabuhan yang berpotensi bisa dikelola BUP Batam selain dari pelabuhan yang sudah dikelola BP Batam atau operator swasta lain selama ini, misalnya jasa tunda, jasa pandu, jasa labuh dan sebagainya.

Kendati demikian, katanya, hingga kini pemkot belum memproyeksikan berapa jumlah pemasukan dengan pengoperasian BUP ini, namun sebagai modal awal pengoperasiannya, pemkot menganggarkan dana sebesar 2 miliar yang telah dianggarkan pada APBD 2012.

Sementara itu, Dwi Djoko Wiwoho, Direktur Humas dan PTSP BP Batam mengatakan tidak semua pelabuhan yang ada di Batam dikelola oleh pihaknya. Hingga kini, Pelabuhan yang dikelola BP Batam yakni Pelabuhan Kabil, CPO Kabil, Terminal Batu Ampar, Pelabuhan Internasional Sekupang dan Pelabuhan Domestik Sekupang, Terminal Ferri Batam Center serta Pelabuhan Telaga Punggur.

"Pelabuhan yang tidak dikelola BP Batam selain pelabuhan-pelabuhan itu," katanya.

Ia menjelaskan BP Batam tidak ada hubungannya dengan keinginan Pemkot Batam untuk mengelola Pelabuhan yang tidak dikelola BP Batam.

Namun, menurutnya, untuk izin mengelola Pelsus dikeluarkan oleh pihak Kanpel yang berada di bawah BP Batam. Jika Pemkot Batam berniat mengelola Pelsus.(k59/k17/Bsi)

Sumber : Bisnis Indonesia, 27.08.12.

29 Agustus 2012

[290812.EN.SEA] Japan: Eco Marine Power Completes Sail Design for Commercial Ships


Eco Marine Power Co. Ltd. announced today that it has completed the high level design for its innovative rigid sail known as the EnergySail. This revolutionary device will allow ships to harness the power of the wind and sun in order to reduce fuel costs plus lower noxious gas and carbon emissions.

This revolutionary device will allow ships to harness the power of the wind and sun in order to reduce fuel costs plus lower noxious gas and carbon emissions.

The EnergySail (patent pending) is unlike any other sail – it can be used even when a ship is at anchor or in port and has been designed to withstand high winds or even sudden micro-bursts. The EnergySail can also be fitted with a range of renewable energy technologies such as solar panels or wind power devices.

The EnergySail design project commenced in August 2011 and now one year later Eco Marine Power has developed a truly unique renewable energy platform for shipping that can be fitted to a wide variety of ships from large Capesize bulk ore carriers to naval and coastguard patrol ships.

A variation of the EnergySail that is suitable for Unmanned Surface Vessels (USV’s) and smaller ships such as passenger ferries or fishing vessels is also being developed.

The EnergySail can be configured to suit the operational profile of a vessel. For example the number & type of solar panels can be easily changed or a variety of other devices can be fitted to the EnergySail.

The flexible nature of the EnergySail design will also allow for it to be upgraded during the life-cycle of the ship or vessel it is fitted to.

“We spent a lot of time during the design phase focused on incorporating safety features into the EnergySail and also making it flexible in terms of being easy to re-configure or upgrade the device. Wind & solar power technologies will improve during a ship’s operational lifespan so in our view it was critical that the EnergySail be easily upgradable” said Greg Atkinson, Director of Research & Design at Eco Marine Power.

The EnergySail has primarily been designed for Eco Marine Power’s Aquarius MRE System however other applications for its use are also being studied.

About Eco Marine Power

Eco Marine Power Co. Ltd. is an internationally focused technology company based in Fukuoka, Japan, that designs innovative eco-friendly solar, wind, electric and hybrid marine power and propulsion solutions. The company also develops eco-ship concepts that incorporate the latest green energy technology and is currently working on a number of design projects including the Aquarius Eco Ship, Tonbo solar hybrid ferry and Medaka eco-commuter ferry.

Source : SN-TR.

[290812.ID.BIZ] Bisnis Logistik : Asing Mulai Buru Perusahaan Lokal


JAKARTA: Bisnis logistik di Indonesia yang semakin menjanjikan, mendorong investor asing untuk mulai memburu sejumlah perusahaan logistik lokal.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Masita mengatakan dalam dua bulan terakhir, pihaknya telah dihubungi oleh sekitar tujuh hingga delapan investor asing yang tertarik untuk membeli perusahaan logistik tanah air.

“Mereka meminta ALI untuk merekomendasikan perusahaan logistik lokal yang potensial dan menjanjikan untuk diambilalih,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/8).

Menurut Zaldi, meningkatnya minat investor asing untuk mengakuisisi perusahaan logistik lokal dipicu oleh momentum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku pada 2015 nanti.

Dengan berlakunya MEA, tuturnya industri logistik menjadi sektor vital yang akan menopang keberlangsungan iklim usaha di Indonesia. Dengan prospek yang menjanjikan itu, dia mengungkapkan bisnis logistik semakin menjadi incaran bagi investor asing.

Dia memaparkan beberapa investor yang mulai tertarik untuk melakukan penetrasi bisnis logistik di Indonesia, diantaranya berasal dari Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan beberapa negara dari Eropa.

“Mereka melihat logistik akan booming pada 2015. Saat itu akan banyak perusahaan logistik China yang akan mencari perusahaan logistik Indonesia. Ini akan dimanfaatkan oleh investor asing itu untuk jual kembali dengan harga tinggi,” terangnya.

Zaldi menjelaskan sejak tahun lalu, bisnis logistik Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 15%-20% dari sisi pendapatan. Bahkan, lanjutnya, perusahaan logistik yang melayani pengangkutan minyak dan gas bumi mengalami pertumbuhan hingga 40%.

Meski demikian, lanjutnya perkembangan industri logistik masih belum didukung oleh infrastruktur yang memadai dan hal ini yang akan menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menghadapi MEA nanti.

Dia menuturkan pelaku bisnis logistik saat ini masih mengeluhkan minimnya infrastruktur yang membuat kegiatan logistik menjadi tidak efisien, karena biaya logistik yang tinggi dan waktu pengiriman yang cukup lama.

“Akibatnya, jika nanti MEA mulai berlaku dan infrastruktur masih belum mendukung, pabrik-pabrik asing akan memindahkan aktivitas produksinya ke negara lain, karena biaya logistiknya lebih murah,” tuturnya.

Selain infratruktur, Zaldi mengungkapkan perusahaan logistik juga masih harus berbenah diri dalam menghadapi MEA nanti, terutama bagi perusahaan logistik tingkat menengah dan tingkat bawah.

Perusahaan-perusahaan tersebut, tuturnya harus mulai memperluas jaringan logistik dan memperkuat kinerja agar dapat bersaing dengan perusahaan logistik asing yang dengan bebas masuk ke Indonesia pada 2015.

“Mereka ini harus mempersiapkan diri agar pada 2015 nanti mereka dapat tetap bersaing atau dapat menjual perusahaannya kepada asing dengan harga tinggi,” ucapnya. (Bsi)

Sumber : Bisnis Indonesia, 27.08.12.

28 Agustus 2012

[280812.EN.SEA] Peak Season In August Will Be 'Positive Surprise' For Boxes, Says BIMCO


CONTAINER shipping is likely to maintain strong rates unless "deployed capacity reveals itself as abundant" on the transpacific and Asia-Europe trade lanes, according to the Baltic and International Maritime Council (BIMCO). 

BIMCO, the world's biggest international shipping association, representing owners of 65 per cent of global tonnage, has issued its August forecast predicting strength on the transpacific but tougher times for Asia-Europe and a slowing Asian manufacturing on weaker demand.

The first half of the year increased eastbound shipments on the transpacific by 2.1 per cent but westbound Asia-Europe shipments suffered by the same percentage in decline due to European crisis.

A more positive outlook on freight rates is likely to bump up import figures in August for US west coast freight rates repeating the strong import figures of July, said BIMCO. Idling of smaller vessels of up to 3,000 TEU is striking a healthy market balance for new tonnage coming up stream, the report said.

Source : SN-TR.