28 Februari 2013

[280213.EN.AIR] Boeing 'Close To Fixing Dreamliner Battery Problem' By Adding Space


US PLANE MAKER Boeing has found a way to fix battery problems on its grounded 787 Dreamliners that involves increasing the space between the lithium ion battery cells, a source familiar with company plans told Reuters.

"The gaps between cells will be bigger. I think that's why there was overheating," said the source, who declined to be identified because the plans are private.

A spokeswoman from the US National Transportation Board declined comment on the report or any Boeing plan to return the 787s to the air.

"The decisions to return the airplane to flight will be made by the FAA and only after Boeing has demonstrated to them that the solution is adequate," she said. "We continue to investigate the cause of the short circuiting."

A spokeswoman from the US Federal Aviation Administration declined to comment.

Fifty Dreamliners have been grounded worldwide after a series of battery-related incidents including a fire on board a plane in the United States and an in-flight problem on another jet in Japan.

Source : HKSG, 26.08.13.

[280213.ID.SEA] Pelindo IV Kembangkan New Makassar Port Senilai Rp6 Triliun


JAKARTA--PT Pelabuhan Indonesia IV akan mengembangkan pelabuhan Makassar (New Makassar Port) senilai Rp6 triliun pada 2013.

Direktur Personalia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia IV, Pasoroan Herman Harianja mengatakan pihaknya akan mengembangkan pelabuhan New Makassar Port secara bertahap hingga 2015.

“fase I tahun ini [2013] triwulan IV pembangunan dermaga 200 meter dan kedalaman 14 meter,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (15/2/2013).

Pihaknya juga akan membangun lapangan penumpukan (container yard) seluas 12,4 hektare.

Untuk pengembangan tahap I, menurut Pasoroan, PT Pelabuhan Indonesia IV menganggarkan Rp365 miliar.

Sumber dana pengembangan tahap I pelabuhan New Makassar Port sebesar Rp150 miliar berasal dari dana internal PT Pelabuhan Indoensia IV.

Pelindo IV berencana mendapatkan dana APBN sebesar Rp215 miliar untuk reklamasi dan pembangunan jalan akses menuju pelabuhan New Makassar Port.

Menurut Pasoroan, pihaknya menargetkan pengembangan tahap I pelabuhan New Makassar Port dapat beroperasi pada awal 2015.   (ra)

Sumbe : Bisnis Indonesia, 16.02.13.

27 Februari 2013

[270213.EN.SEA] NOL Posts US$419 Million 2012 Loss As Revenue Rises 3pc To $9.5 Billion

SINGAPORE's Neptune Orient Lines (NOL), the parent of the world's seventh largest ocean liner, APL, suffered a net loss of US$419 million but made a three per cent revenue gain to $9.5 billion due to the $1.6 billion in sales from APL Logistics.

The company said in a statement the full-year net loss was due to a loss of $255 million in the first quarter and the one-time charges of $108 million.

"General market conditions in 2012 remained challenging. But thanks to our focus on increasing efficiencies throughout the group, we are in a better competitive position than before," said NOL chief executive Ng Yat Chung.

"We have improved our cost base, renewed our fleet and expanded our logistics business. We are starting 2013 on a stronger footing than a year before," Mr Ng said.

APL, NOL's container shipping arm, narrowed its Core EBIT (earnings before interest and tax) loss in 2012 to $279 million, compared to $446 million Core EBIT loss in 2011, drawn on a two per cent increase in revenue to $8.1 billion with an average revenue at $2,509 per FEU.

APL shipped 3.02 million FEU in 2012, up one per cent year on year. The carrier reduced its fleet capacity by eight per cent and total fuel consumed by 10 per cent during the year, said the company statement. Headhaul vessel utilisation was above 90 per cent in 2012.

Said APL president Kenneth Glenn: "APL's improved competitiveness has contributed to a better fourth quarter performance despite it being a traditionally weak season.

"We have continuously reduced our costs per FEU and will continue to focus on optimising yield while delivering a high level of service to our customers."

Looking ahead, NOL said severe overcapacity remains a problem for the container shipping industry, resulting in "considerable container freight rate uncertainty."

But the company said it possesses a better cost base due to "a modern fleet and more efficient processes", so NOL anticipates a turnaround in 2013.

Source : HKSG, 25.02.13.

[270213.ID.BIZ] APARTEMEN SEWA: Perumnas Akan Manfaatkan Lahan PT KA

JAKARTA—Perusahaan pelat merah di bidang perumahan Perum Perumnas, tengah mempersiapkan kerja sama dengan BUMN lainnya yakni PT Kereta Api Indonesia untuk membanguin proyek apartemen.

Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto mengatakan pihaknya akan membangun apartemen di atas lahan milik PT KAI dengan menggunakan pola sewa jangka panjang 30 tahun yang bisa diperpanjang.

“Ada dua wilayah yang diajukan yakni di Tanjung Barat (Jakarta Selatan), dan Dago (Bandung). Skim kerja sama masih dibahas untuk mekanisme dan detilnya. Semoga dalam satu sampai dua bulan ke depan bisa sepakat,” ujarnya usai Rakornas Perum Perumnas di Jakarta, Rabu (20/2).

Lahan yang terletak di Tanjung Barat, sambungnya, merupakan lahan yang berada dekat stasiun kereta api. Sementara di Bandung adalah lahan dengan bentuk memanjang yang di atasnya berdiri rumah dinas pegawai PT KAI yang sudah tidak lagi difungsikan.

Dalam rencana, di Tanjung Barat akan dibangun dua tower apartemen sederhana dengan lantai bagian bawah yang dimanfaatkan sebagai area komersil seperti ruko yang bisa disewa untuk.

Adapun di Bandung, karena lokasinya berada di jalan protokol, Perum Perumnas berencana membangun hotel yang dikombinaskan dengan kondotel juga apartemen serta area komersil. (IF))

Sumber : Bisnis Indonesia, 20.02.13.

26 Februari 2013

[260213.EN.SEA] Maersk Group Profit Up 17pc to US$4 Billion, Boxes Return to Profitability


MAERSK Group has posted a 17.6 per cent increase in 2012 profit to US$4 billion year on year, marking a turnaround in Maersk Line which made a $461 million profit against a $553 million loss in 2011.

The gain for the Maersk Line container unit was attributed to improved volumes, rates and unit costs, said the statement accompanying the group results.

"The average freight rates were 1.9 per cent higher at $2,881 per FEU (versus $2,828 per FEU in 2011) and volumes increased by five per cent to 8.5 million FEU (versus 8.1 million FEU). Bunker consumption per FEU was reduced by 11 per cent and headquarters headcount was reduced significantly," said the company statement.

Maersk Line said its total fleet capacity rose four per cent in 2012 to 2.6 million TEU (versus 2.5 million TEU in 2011), and maintained its market share for the full year. Its cash flow from operating activities increased to $1.8 billion in 2012 from $899 million the previous year. Cash flow used for capital expenditure also rose to $3.6 billion from $3.2 billion in 2011.

"We are satisfied with our result for the year. After a difficult start, Maersk Line improved its performance and the Group achieved a result above last year's, both in terms of net result and in underlying performance," said Group CEO Nils Andersen.

APM Terminals also improved its profit to $723 million from $648 million in 2011. "The result was positively affected by pre-tax divestment gains of $123 million (versus $28 million in 2011). Number of containers handled increased six per cent to 35.4 million TEU (versus 33.5 million TEU), ahead of the market growth of four per cent," said the company statement.

Mr Andersen said: "We continued our push towards building our four strategic core businesses with investments and improved results in terminals, a high level of oil exploration in Maersk Oil, securing long term contracts for five of our seven new drilling rigs and significantly improved earnings in Maersk Line.

"The Group's presence in growth markets was further expanded through the introduction of SAMMAX and WAFMAX vessels targeted at West Africa and South America trades as well as new terminal investments in Russia and Latin America."

Source : HKSG, 25.02.13.

[260213.ID.BIZ] Jalur Ganda Pantura : Beroperasi Akhir Tahun, Pembasan Lahan Capai 68%


JAKARTA—Kementerian Perhubungan menyatakan jalur ganda kereta api pantai utara Jawa senilai Rp9,8 triliun akan dioperasikan pada akhir 2013, setelah  pembebasan lahan  saat ini telah mencapai 68,7%

Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan menjelaskan berdasarkan  kemajuan realisasi fisik pembebasan lahan jalur ganda kereta api pantura per 10 Februari 2013 telah mencapai 68,7%.

“Jalur ganda posisi terakhir kurang lebih 68,7 % dan kita harapkan secara keseluruhan Desember 2013 selesai 100 persen. Secara parsial [jalur KA] hingga Semarang dapat selesai dikerjakan sebelum lebaran dan lebaran digunakan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/2).

Tundjung  memaparkan proses pembebasan lahan dilapangan berjalan secara variatif karena ada pemilik lahan yang setuju dan ada warga yang belum menyepakati harga tanah yang akan dibayar.

Menurutnya,  pihaknya pada Juni 2013 akan menyelesaikan pemindahan pipa air milik PT Petrokimia Gresik yang terkena pembangunan jalur ganda sepanjang 9,1 km di Lamongan-Jawa Timur.

Dia juga menambahkan pipa air milik PT Petrokimia Gresik sepanjang 12,9 km dan 3,8 km telah direlokasi.

Pipa air milik PT Peterokimia Gresik itu menghambat pelaksanaan konstruksi jalan rel sehingga pemasangan rel belum bisa dilakukan.

Dia memaparkan pihaknya juga akan memindahkan pipa PT Pertamina yang terkena pembangunan jalur ganda sepanjang 4,56 km namun terkendala cuaca pada musim hujan.

Pemindahan pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk, tuturnya, telah dilakukan sepanjang 15 km dan konstruksi pembangunan jalur ganda bisa dilakukan. (if)

Sumber : Bisnis Indonesia, 18.02.13.

25 Februari 2013

[250213.EN.SEA] Maersk Moves Reefer Box Making To Chile - Where They Are Most Needed


MAERSK Container Industry (MCI), San Antonio, Chile, will create the first factory outside China making insulated reefer boxes when it opens in December because that is where they are most needed.

"There is a huge amount of food exported from the west coast of South America and every year and there is a significant shortage of reefers. Placing the factory in Chile will save reefer owners US$1,400, because they won't have to ship in empties," said MCI spokesman Erik Hogh-Sorensen.

Mr Hogh-Sorensen conceded the rising costs of Chinese producers - CIMC, MCI and Singamas - was a factor, but the main the reason for choosing Chile was changing trade patterns.

MCI's reefer box factory in Qingdao, in China's north-east, produces 40,000 containers and Star Cool reefer machines a year. The $170 million San Antonio factory will equal that output once production is fully underway.

"We will have two fully-fledged reefer factories once this is up," said Mr Hogh-Sorensen. "We're going to have the South American market to ourselves, and with current consumer trends, even when we reach 40,000 reefers at the new factory this will still not satisfy the market."

China is moving away from being a low-cost production centre, especially in well-established manufacturing areas, reports Lloyd's Loading List, which added that this was not sufficient reason to move out as the labour force become more demanding and expensive.

"What it means, however, is that it has become more difficult to attract labour in south China, where we have our dry box factory in Dongguan, on the Pearl River," he said.

"We're well-established in Dongguan and we'll deal with the challenges of the business environment. I think on that account we're doing pretty well. We also have a good co-operation with the Chinese authorities, who appreciate the fact that we have a good work environment at our factory," Mr Hogh-Sorensen said.

Source : HKSG.

[250213.ID.SEA] Ekspansi Pelindo I : Akan Kembangkan Pelabuhan Belawan & Kuala Tanjung


JAKARTA—PT Pelabuhan Indoensia I akan mengembangkan  sejumlah  pelabuhan dan pengadaan alat bongkar muat senilai 3,7 trilun pada  tahun ini.

Asisten Sekertaris Perusahaan PT Pelabuhan Indoensia I, M. Eriansyah menjelaskan pengembangan pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung merupakan proyek  strategis yang akan dikembangkan secara bertahap mulai tahun ini.

Menurutnya,  pengembangan sejumlah pelabuhan dan peralatan bongkar muat  membutuhkan biaya Rp3,7 triliun yang berasal dari kas internal PT Pelindo I dan pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB), sindikasi perbankan dan sejumlah BUMN konstruksi. 

Eriansyah mengungkapkan pengembangan pelabuhan Belawan terbagi dalam tiga tahap pengembangan.

“Tahap pertama telah dilakukan pada 2012 dengan penambahan dermaga sepanjang 100 meter dan dan lima unit container crane,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (13/2).

Dia menjelaskan pada tahap dua akan dikerjakan development program pada 2013 hingga 2015 yang meliputi proyek pemanjangan dermaga sepanjang 700 meter dan lima unit container crane. Perpanjangan dermaga sepanjang 700 meter, katanya,  akan dilakukan pada 2013 sepanjang 350 meter dan sisanya akan dikerjakan pada 2014 hingga 2015.

Saat ini panjang dermaga pelabuhan Belawan hanya mencapai 950 km dan jika diperpanjang maka dermaga itu mencapai 1.650 km.

Pengembangan tahap tiga PT Pelindo I,  lanjutnya, akan mengerjakan extension program pada 2016 dengan mengembangkan pelabuhan hub internasional di Kuala Tanjung.  Dia menambahkan pihaknya akan mempersiapkan pelabuhan Kuala Tanjung jika pelabuhan Belawan telah padat. (if)

Sumber : Bisnis Indonesia, 13.02.13.

24 Februari 2013

[240213.ID.LOG] FedEx Reportedly Cuts 20 VPs And MDs As Air Gives Way To Ground


FEDEX voluntary redundancy programme has reportedly accounted for 10 per cent of the company's senior management, and that over 20 vice-presidents and managing directors will be leaving the company.

While this has not been confirmed by FedEx, the move is said to be part of a cost reduction plan announced in October to achieve an "annual profitability improvement of US$1.7 billion in three years, with a big portion achieved in 2015.

Bloomberg said redundancies come because of a shift from air freight to sea and road transport by major shippers, resulting in as many as 5,000leaving FedEx in the next 18 months.

Job losses are said to hit FedEx Express and FedEx Services and were in addition to further cost cutting at FedEx Freight and FedEx Ground, reported the UK's Transport Intelligence.

Bloomberg quoted a FedEx spokesman who said it was a move to a new organisational structure, but would not confirm the number of jobs to be lost, adding that offers of more voluntary redundancies are expected this month.

FedEx's founder and CEO Fred Smith said in October that the cost reduction strategy was "closely tied to effective yield management. With slow economic growth the cost reduction is essential to achieve our financial goals".

Source : HKSG.

[240213.ID.AIR] Pengusaha-pengusaha Yang Gagal di Bisnis Penerbangan


Liputan6.com, Jakarta : Bangkrutnya maskapai penerbangan Batavia Air semakin memperteguh anggapan bahwa angkutan udara bisnis ini memiliki risiko yang sangat besar. Ketatnya persaingan disertai ketentuan ketat dan permodalan besar menuntut pengelola bisnis ini harus pintar mencari celah untung.

Telah banyak pengusaha bahkan mantan presiden yang mencoba peruntungan dalam bisnis padat modal ini, namun akhirnya harus rela melikuidasi perusahaan.

Pengamat penerbangan, Alvin Lie, saat diwawancarai Liputan6.com menilai ada banyak hal yang menyebabkan banyak maskapai nasional bertumbangan. "Ini terjadi meski industri penerbangan nasional sedang tumbuh," ujar dia.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah para pengusaha yang gagal meretas bisnis di industri penerbangan nasional

1. Air Wagon Internasional Airline (Awair)
Pendiri: Abdurrahman Wahid dan 4 orang lainnya

Kurang dari sebulan sebelum pengangkatan dirinya sebagai Presiden RI ke-4 di Indonesia, Abdurrahman Wahid atau tenar dikenal Gus Dur tiba-tiba mencoba peruntungannya di bisnis penerbangan.

Gusdur bersama empat orang pendiri lainnya membangun maskapai penerbangan Air Wagon Internasional Airline (Awair). Banyak pihak yang memelesetkan singkatan tersebut menjadi Abdurrahman Wahid Air. Maskapai ini memperoleh izin dari Departemen Perhubungan pada 2000.

Sejak dipastikan melenggang sebagai orang nomor satu di Indonesia, Gus Dur memilih mundur dari Awair dan menyisakan empat orang pendiri dalam jajaran perusahaan. Enam bulan setelah Gus Dur muncur, langkah yang sama diambil pendiri lainnya. Otomatis daftar pendiri Awair tinggal tersisa tiga orang.

Maskapai penerbangan ini pun hanya bisa melayani pengguna jasa angkutan udara selama setahun sejak memperoleh izin. Awair akhirnya terpaksa menghentikan operasional bisnisnya.

Berbeda dengan maskapai lain, nasib beruntung menaungi Awair yang diambil alih oleh Air Asia. Investor baru ini pun mengubah orientasi bisnis perusahaan menjadi maskapai penerbangan berbiaya rendah dan mengganti nama Awair menjadi PT Indonesia Air Asia.

2. Sempati Air
Pemegang Saham: Tri Usaha Bhakti, Nusamba (Bob Hasan), Humpuss (Hutomo Mandala Putra)

Perusahaan yang awalnya hanya angkutan sewaan untuk pekerja Migas ini menjelma menjadi maskapai penerbangan kelas atas terhitung sejak 1989. Hal ini tak terlepas dari langkah ekspansif perusahaan yang mendatangkan 6 pesawat baling-baling F-27. Setahun kemudian pemerintah memberikan izin kepada Sempati untuk menambah pesawat jet.

Nama Sempati diambil dari nama manusia elang raksasa, kakak dari Jatayu. Dimata banyak orang, Sempati dianggap akronim sindiran Sembilan Panglima Tinggi karena merupakan usaha penerbangan charter dari PT Tri Usaha Bahkti (Truba) dari Yayasan Kartika Eka Paksi yang tak lain adalah milik pimpinan tinggi Angkatan Darat.
Semula pemilik saham Sempati dikuasai oleh tiga pihak yaitu Nusantara Ampera Bakti (Nusamba) lewat tokohnya Bob Hasan yang memiliki 35%, Truba (40%), dan Humpuss (25%). Masuknya Asean Aviation Inc (AAI) membuat porsi saham ketiga pemilik bisnis ini menciut.

Disebut-sebut salah satu pemegang saham Sempati adalah putra mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra yang berposisi sebagai presiden komisaris.

Ambisi untuk menjadi maskapai penerbangan terbesar Indonesia mulai menunjukan gejala kurang menggembirakan ketika perusahaan batal menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) pada 1996. Tumpukan utang ditambah ketidakberesan kinerja keuangan membuat Sempati makin limbung di tengah ketatnya persaingan bisnis.

Badai besar melanda Sempati ketika Indonesia terserang krisis moneter parah pada 1997. Berbagai efisiensi dengan menghilangkan layanan inovasi khas Sempati membuat konsumen loyal kabur.

Anjloknya kurs rupiah hingga Rp 17 ribu per dollar AS dari sebelumnya di kisaran Rp 2.000 membuat pendarahan pada kinerja keuangan Sempati. Maklum penerimaan yang diterima perusahaan dalam bentuk rupiah sementara utang yang harus dibayar menggunakan denominasi dolar AS.

3. Adam Air
Pendiri: Sandra Ang, Agung Laksono,

Pemegang saham: Sndra Ang, Adam Suherman (hingga 2007) dan Harry Tanoesudibjo lewat PT Bhakti Investasma hingga 2008

Tak ada maskapai yang paling diingat masyarakat Indonesia akibat kecelakaannya selain Adam Air. Pada 1 Januari 2007, sebanyak 96 penumpang dan 6 awak hingga saat ini masih hilang akibat kecelakaan pesawat di perairan Majene, Sulawesi Barat.

Usai kecelakaan besar tersebut, nasib Adam Air seolah sedang menuju kebangkrutannya. Pada 18 Maret 2008, izin terbang dicabut Departemen Perhubungan yang menyatakan Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)-nya juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, yang berarti mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air.

Bernama resmi, PT Adam SkyConnection Airlines, Adam Air didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, mantan Ketua DPR RI. Maskapai ini mulai resmi beroperasi pada 19 Desember 2003.

Munculnya berbagai insiden dan kecelakaan maskapai penerbangan di Indonesia menjadi mimpi buruk bagi Adam Air. Hasil pemeringkat Departemen Perhubungan menempatkan Adam Air pada peringkat II yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan.

Akibatnya, Adam Air mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu yang ditetapkan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan.

Adam Air sebetulnya berpeluang diselamatkan ketika April 2007, PT Bhakti Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman. Sayang tak adanya perbaikan keselamatan dan transparansi membuat anak perusahaan dari Harri Tanoe Sudibjo ini menarik seluruh sahamnya pada 14 Maret 2008.

4. Bouroq Indonesia Airlines
Pendiri dan Pemegang saham: Jarry Albert Sumendap

Maskapai penerbangan yang berdiri sejak April 1970-an memiliki pusat operasional di Jakarta dan Balikpapan. Bouroq merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan oleh JA Sumendap berambisi menjadi maskapai yang mampu menghubungkan Kalimantan dengan beberapa daerah lain di Indonesia.

Untuk menambah kekuatan bisnisnya, Sumendap juga memiliki maskapai penerbangan lain Bali Air yang menjalin kerjasama dengan Bouroq.

Berkekuatan armada Douglas DC-3s dan turboprop Haweker Siddeley HS 748, Bouroq dan Bali Air mampu melayani penerbangan domestik. Sayang krisis keuangan yang melanda membuat kedua maskapai ini menutup operasionalnya pada 2005.

Penerbangan terakhir Bouroq berlangsung pada Juli 2005 dan pada 2007 izin penerbangan Bouroq dicabut otoritas berwenang.

5. Linus Air
Pendiri: Julius Indra

Linus Airways adalah salah satu maskapai penerbangan regional Indonesia. Maskapai ini melayani beberapa kota di Indonesia antar lain Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam dan Bandung. LINUS sendiri merupakan kependekan dari "Lintasan Nusantara". Linus Airways berbadan hukum perseroan PT Linus Airways sejak 1 Juni 2004 ini, baru mengantongi izin terbang (Air Operator Certificate/AOC) no 121-029 dari Departemen Perhubungan sejak 13 Februari 2008.

Dikarenakan alasan kesulitan likuiditas maka terpaksa pemerintah secara resmi telah mencabut izin rute Linus Air, sehingga menghentikan layanannya sejak 27 April 2009.

Berbekal pengalaman sebagai pencarter, Indra mengibarkan bendera Linus (Lintas Nusantara) Airways dengan modal sekitar Rp 100 miliar. Menyadari tidak punya pengalaman di bisnis ini, Indra mengajak beberapa orang yang punya jam terbang bergelut di bisnis penerbangan. Beberapa nama yang diajaknya mendirikan Linus, 
antara lain: Capt. D. Andhika R. (Direktur Pengelola), Harry Priyono (Direktur Komersial), Capt. Tutang dan Hari Subowo (Direktur Teknik). Tiga nama pertama merupakan mantan eksekutif pentolan di Sriwijaya Air.

6. Jatayu Gelang Sejahtera (Jatayu)
Pendiri: Wienardi Lie (CEO Trophy Tour & travel)

Jatayu Gelang Sejahtera atau Jatayu Airlines merupakan salah satu maskapai penerbangan yang memanfaatkan kesempatan dibukanya keran investasi di sektor ini. Berbasis di Jakarta, Jatayu melayani penerbangan domestik dan internasional sejak 2000.

Sayangnya ketidakmampuan perusahaan memenuhi sejumlah kualifikasi keselamatan penerbangan, memaksa pemerintah mencabut izin terbang atau AOC pada 26 Juni 2007. Departemen Perhubungan sebetulnya telah memberikan tenggat waktu 3 bulan agar perusahaan masih bisa merestrukturisasi bisnisnya.

Namun hingga batas waktu yang diberikan, Jatayu bersama tujuh maskapai lainnya gagal memenuhi ketentuan yang diminta.

7. Batavia Air
Pendiri: Yudiawan Tansari

Batavia Air memulai bisnisnya sejak tahun 2002. Yudiawan Tansari merupakan pemilik dari perusahaan yang bermula dari bisnis keluarga tersebut. Sejak saat itu, Batavia terus berkembang menjadi maskapai penerbangan domestik dan tumbuh siginifikan.

Sebelum mendirikan maskapai penerbangan Batavia, Yudiawan sebetulnya telah berkecimpung dalam dunia penerbangan dengan mendirikan perusahaan jasa travel, PT Setia Sarana Tour & Travel pada 1973. Berbekal pengalaman selama dua dekade ini, Yudiawan memutuskan untuk masuk dalam bisnis penerbangan.
Pada 2006, Yudiawan sebetulnya telah memiliki rencana untuk menjual bisnis keluarganya tersebut. Namun hasrat tersebut diurungkan.

Seiring waktu, Batavia sebetulnya berpeluang untuk menjual bisnisnya setelah raksasa penerbangan murah asal Malaysia, Air Asia, berminat membeli 100% saham perusahaan. Sayangnya pada Oktober 2012, Air Asia Berhad dan mitranya PT Fersindo Nusaperkasa memutuskan membatalkan rencana pembelian saham Batavia. Air Asia memilih untuk mengajak kerjasama operasional dengan perusahaan tersebut.

Kendati masih bisa beroperasi beberapa tahun, kesulitan keuangan dan makin ketatnya persaingan membuat operasional Batavia Air makin pincang. Puncaknya terjadi ketika International Lease Finance Corporation (ILFC) mengajukan gugatan pailit PT Metro Batavia ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Palu hakim akhirnya memutuskan mengabulkan permohonan tersebut. Batavia mungkin takkan lagi terlihat di langit nusantara.(Shd)

Sumber : Liputan6, 05.02.13.

23 Februari 2013

[230213.EN.SEA] Associated British Ports Wins Permission To Dredge Southampton Channel

ASSOCIATED British Ports (ABP) says it has received consent from the Marine Management Organisation (MMO) to dredge the Port of Southampton and hence widen and deepen the marine access.

The dredging, in Southampton Water and the Solent, is part of an extensive investment programme centred around improving the capability of the port to receive the world's largest vessels long into the future. Port authorities said the consent marks the final piece in the jigsaw of licences, consents and permissions to complete the programme.

The work will see the main navigational channel used by commercial shipping deepened to 12.6 metres for 25 nautical miles. The channel will also be widened to 100 metres in some areas to allow vessels to pass one another coming and going.

More than 23 million tonnes of material will be dredged along the route, from the Nab Channel to the east of the Isle of Wight through the central Solent and extending as far as the most northerly berth of the container terminal in the Test Estuary. The material will be taken to a licensed deposit ground, located in the English Channel to the southeast of the Isle of Wight.

ABP has proposed a series of measures to minimise the effects of the works on the environment. As well as managing water quality and monitoring sediment levels, a compensatory inter-tidal habitat scheme is in its advanced stages of completion at Cobnor Point in Chichester Harbour. The scheme will provide a new home for water voles, a protected species native to Britain's coast and inland waterways.

The consent follows hard on the heels of permission to widen the channel at Marchwood, work which is now underway.

Said Southhampton port director Doug Morrison: "This is fantastic news for the long-term future health of the port, for the 12,000 people reliant on it for work and for our customers who can be assured that we will continue to welcome their vessels to the port in the years to come."

In September 2012 ABP and DP World Southampton announced that ABP would invest GBP150 million (US$231.6 million) at Southampton's container terminal to reconstruct berths 201/202 and combine the two into a new fourth berth so the container terminal can continue to service four of the largest container ships simultaneously.

Capable of handling 16,000+ TEU vessels, the quay will be 500 metres long with 16 metres alongside, adding 600,000 TEU capacity to the terminal. The five-berth container terminal is operated by DP World Southampton.

Source : HKSG, 22.02.13.

[230213.ID.BIZ] Proyek MRT: Dibentuk Tim Khusus, Tiket Diprediksi Rp35.000

JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk tim khusus, dengan melibatkan perwakilan masyarakat serta pihak otoritas,  terkait penentuan tarif tiket pada rencana pembangunan moda transportasi mass rapid transit (MRT).

Pembetukan tim tersebut dirpoyeksikan untuk mencari solusi yang tepat agar moda MRT dapat populer digunakan masyarakat Ibu Kota.

Adapun terkait tarif berdasarkan hasil pengkajian PT MRT Jakarta, diprediksi memprediksi harga tiket tanpa subsidi mencapai Rp 35.000 per orang.

Sementara jika dengan subsidi, berada dikisaran Rp 15.000 per orang dengan proyeksi jumlah penumpang mencapai 174.000-261.800 orang per hari. Dengan asumsi subsidi pemerintah Rp 3,1 triliun dalam 11 tahun dan atau Rp 2,2 triliun dalam 22 tahun.

Gubernur Joko Widodo mengemukakan pembentukan tim khusus serta pendampingan pembangunan MRT dengan kebijakan keras yang terkait merupakan langkah taktis agar moda MRT dijadikan pilihan transportasi masyarakat Jakarta.

"Memang ada keraguan ada keraguan dari masyarakat untuk menggunakan MRT.
Alasannya cukup klasik, yakni tarif yang relatif lebih mahal dibanding beraktvitas menggunakan jenis transportasi lain. Nah ini kemudian kita akan membentuk tim antara otoritas dengan masyarakat untuk mencari solusi alternatif," ujarnya, Rabu (20/2).

Kendati demikian, Jokowi tetap optimistis jika MRT diterima dengan baik masyarakat Jakarta meski sejumlah pihak masih meragukan jumlah cost serta jumlah penumpang yang rendah.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo mengungkapkan pihaknya telah melakukan sejumlah pengkajian pengerjaan megaproyek tersebut, diantaranya telaah finansial serta proyeksi penumpang MRT tahun pertama.

"Studi lanjutan juga akan kami lakukan terutama terkait penentuan harga tiket karena masih menunggu struktur dan besaran subsidi yang nantinya akan diberikan pemerintah," tuturnya.  (if)

Sumber : Bisnis Indonesia, 20.02.13.