30 September 2014

[300914.EN.SEA] Seaspan Assesses Options For GCI Investment, Including Possible Buy Out




SEASPAN is considering the acquisition of Greater China Intermodal Investments (GCI), in which it holds a 10.5 per cent stake, according to Alphaliner.

GCI is an investment partnership established in March 2011 with an affiliate of the Carlyle Group and other investors, including affiliates of Seaspan's director Graham Porter (Tiger Group) and of Seaspan's largest shareholder, Dennis Washington (Washington Family).

The GCI fleet consists of four containerships, including two vessels of 10,010 TEU and two 4,646 TEUers. GCI also has 17 ships on order, seven 14,000 TEUers and 10 of 10,000 TEU.

Seaspan manages GCI's vessels as well as its own ships and orders, and also holds first refusal rights to buy certain GCI ships and participate in containership investments made by GCI. The first refusal rights have been extended until March 31 2016.

Source : HKSG.

[300914.ID.BIZ] Proyek Ambisius Mitsubishi



KATADATA – Mitsubishi akan membangun pabrik kedua di Indonesia yang akan berlokasi di GIIC Deltamas Bekasi - Jawa Barat, dengan luas pabrik sekitar 50 hektar. Pabrik kedua ini memerlukan investasi Mitshubishi sebesar Rp 7,2 triliun. Belum termasuk investasi yang dikeluarkan untuk industri komponen pendukungnya. Hal ini dilakukan agar Mitsubishi tidak tertinggal dengan pesaingnya yang telah terlebih dahulu meningkatkan kapasitas produksi per tahun dengan membangun lebih dari 1 pabrik di Indonesia.

Sepanjang tahun 2006 – 2014, Mitsubishi telah menanam modal hingga US$ 7 miliar. Selama itu, Mitsubishi lebih menggarap bisnis otomotif untuk pasar kendaraan niaga. Menurut Duljatmo, Operation General Manager of Mitsubishi Motor Corporation Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor, untuk investasi kali ini akan lebih fokus pada mobil penumpang. Saat ini, Mitsubishi menduduki peringkat ke-5 sebagai brand otomotif yang menguasai 12% pasar Indonesia.

Brand pesaing seperti Daihatsu, Nissan dan Honda tahun ini sudah mulai memproduksi mobil dengan dibantu pabrik baru. Daihatsu malah memiliki hingga 5 buah pabrik produksi dan perakitan yang tersebar di wilayah Karawang dan Sunter dengan total kapasitas produksi terbesar yaitu hingga 460 ribu unit kendaraan per tahun. 

Sementara brand Suzuki, Toyota dan Isuzu sudah melakukan groundbreaking untuk pembangunan pabrik baru yang akan selesai pembangunanya di tahun 2015 - 2016. Sementara Hino, belum ada rencana lebih lanjut dalam membangun pabrik di Indonesia. Brand – brand diatas, bersama dengan Mitsubishi, menjadi brand Jepang yang menguasai 95% industri otomotif tanah air.

Sumber : KataData, 30.09.14.

29 September 2014

[290914.EN.SEA] MCC to Expand SE Asia-South China Sea Service With New Loop


SINGAPORE's intra MCC Transport is making changes to its intra Asia services with the launch of an additional loop connecting South East Asia, the Philippines, Taiwan, South China and Cambodia, and amendments to two existing loops.

The new loop dubbed IA-9, a name already used in the past by two other MCC loops serving intra Asia, will not only call at ports in the regional markets it serves, but also provide feeder links for Maersk, its parent company.

Of note, the Philippines (Luzon Island) will not be served through Manila owing to severe congestion, but instead via the port of Batangas, located 100 kilometres to the south of the capital, reported Alphaliner.

The port rotation for the IA-9 is Tanjung Pelepas, Singapore, Batangas, Kaohsiung, Shenzhen-Yantian, Hong Kong, Ho Chi Minh City, Sihanoukville and back to Tanjung Pelepas.



The service to be operated by four ships will commence on October 8 and will turn in four weeks.

MCC is also revising the port rotation of its Russia-China-SE Asia IA-5 loop to call at Xingang, Qingdao, Tanjung Pelepas, Singapore, Sihanoukville, Ho Chi Minh City, Shenzhen-Yantian, Shanghai, Busan, Vladivostok (Fish Port), Vladivostok (Dalzavod), Daesan, returning to Xingang.

It is also to add a call at Nansha on its IA-4 loop, replacing Hong Kong.

Source : HKSG.

[290914.ID.BIZ] Utang Luar Negeri Indonesia Kian Berisiko


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utang luar negeri Indonesia semakin berisiko. Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Fuad Bawazier mengungkapkan, diperkirakan Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga pada tahun depan.

Ia menjelaskan, bila hal itu benar terjadi, maka seluruh dana AS yang tersebar di luar negeri, sebagian akan masuk ke AS, karena negara tersebut sedang membutuhkan. Sehingga berisiko bagi Indonesia, karena kursnya bisa melemah.

"Kondisi itu akan menyebabkan Indonesia mengalami inflasi," ujar Fuad, dalam diskusi 'Implikasi Ekonomi Politik Utang Luar Negeri Rezim SBY terhadap Rezim Jokowi dan Anak Cucu Bangsa' di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin, (29/9). Menurutnya bila inflasi terjadi, maka diperlukan rupiah lebih banyak daripada dolar.

Ia mengatakan, para pengutang luar negeri wajib menyimpan dolar, agar tak gelagapan saat jatuh tempo. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, disetir oleh pertumbuhan konsumen.

"Utang luar negeri akan mengancam saat kurs melemah. Bila BBM naik pun akan memicu inflasi," jelasnya. Menurutnya, Jokowi harus mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini.

Fuad menyebutkan, dahulu SBY di awal pemerintahannya, banyak orang memperlakukannya seperti raja. Hanya saja tak lama kemudian, justru pemerintahannya mulai tergerus.

Ia khawatir pemerintahan Jokowi akan lebih cepat tergerus, bila tak ada solusi nyata. "Jangan menjadi pemerintahan super pencitraan," katanya menegaskan.

Sumber : Republika, 29.09.14.

28 September 2014

[280914.EN.SEA] Zim Keeps A-E loops Despite Plans To Withdraw From Trade in April

ISRAELI container shipping line Zim is continuing to offer Far East-North Europe services, albeit a reduced number of sailings, despite its announced "withdrawal" from the trade in April, and as spot rates fall.

Following the closure in May of the weekly Far East-Europe service, which it jointly operated with CSCL (AEX-1), it is still offering monthly ad hoc sailings.

Zim operates these sailings with ships ranging in size from 4,600 to 10,000 TEU.

Zim's ad hoc Far East-Europe sailings continue to be advertised even as Asia-Europe rates decline. The SCFI spot rate from Shanghai to North Europe decreased to $908/TEU as at September 19, the first time it dropped below the key $1,000/TEU rate since March, reported Alphaliner.

Rates as low as $650/TEU are currently offered, just ahead of the October Golden Week holidays in China, with rate weakness expected to persist until the end of the year.


Source : HKSG.

[280914.ID.OTH] Tifatul akan Tutup Twitter di Indonesia?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring kembali membuat pernyataan yang mengejutkan di akun Twitter pribadinya, @tifsembiring pada pagi ini. Tifatul mengisyaratkan untuk melakukan penutupan media sosial Twitter di Indonesia.

"Beberapa negara spt Turki, Arab Saudi, Mesir pernah menutup twitter. Indonesia belum pernah menutup Twitter. Ada usulan?" kata Tifatul.

Tifatul mengatakan selama ini hampir tidak ada pemerintahan yang bisa mengontrol Twitter, termasuk Amerika Serikat. Apalagi hanya urusan trending topic yang digemari anak-anak yang belum dewasa atau akil baligh.

Pasalnya ia mengklaim berdasarkan salah satu survei menyatakan sebanyak 64 persen pengguna Twitter di Indonesia merupakan remaja berusia 11-14 tahun. "Banyak yg belum akil baligh (dewasa)," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Pengelola Twitter, lanjutnya, menyediakan beberapa fasilitas bagi setiap pengguna seperti report as spam, follow, unfollow dan block. Trending topic pun berjalan secara otomatis.

"Twitter adlh situs dg nama domain tunggal twitter(dot)com. Jadi pilihan Pemerintah hanya 2, twitter BOLEH atau TIDAK," katanya menegaskan.

Pernyataan Tifatul ini pun langsung ditanggapi para pengguna Twitter. "Dan @tifsembiring mewacana menutup twitter di bbrp hari sblm dia lengser .... Dia produk kabinet #ShamedByYou. Kegagalan epic lain SBY," kata pemilik akun @elisa_jkt.

"Pak tiffy ini ga nyadar kalo dia juga mainan twitter, Tifatul Sembiring aka (also known as/ juga dikenal sebagai) Menteri Blokir Indonesia," kata pemilik akun @yoedaTrianjaya.

"Tifatul berencana nutup Twitter. Hebat amat yak ini orang. Dia mau nutup loh, bukan block. Ckckck..," kata pemilik akun @dickyardiann.

Pemilik akun @ShafiqPontoh juga tak mau ketinggalan menanggapi pernyataan Tifatul ini. "Oh jadi Tifatul (PKS) yang doyan ngebungkam suara publik yah? Gak aneh maksa merampas suara rakyat #ShameOnYouSBY".


Sumber : Republika, 28.09.14.

27 September 2014

[270914.EN.SEA] Court Rules For Rotterdam in 3-year Fight With Hutchison Port Operator


A ROTTERDAM court has backed the Rotterdam Port Authority against Hong Kong-based Hutchison's European Container Terminals (ECT) in three-year dispute over who should have run Maasvlakte2.

Hutchison's ECT claimed US$1.7 billion in lost earnings from the award of the two terminals at the massive Maasvlakte2 facility to Maersk unit APM Terminals and Rotterdam World Gateway.

But the district court said the port authority did not act unlawfully by promoting greater competition between container stevedoring terminals.

Founded in 1963, ECT is Rotterdam's first container terminal. It claimed the tendering process was unfair and that it was guaranteed an average utilisation rate of 85 per cent.

But the court said: "ECT was not denied fair tendering. Terms and conditions the port authority made with ECT are no less favourable than those made with its rivals. The port made no commitment to ECT it failed to honour.

In response to the ruling, the authority said it regretted that the issue led to legal proceedings and that it now hoped to be able to bring this matter to a close.

Maasvlakte2 winners Rotterdam World Gateway, owned by DP World, MOL, Hyundai Merchant Marine, APL and CMA CGM, will have a first-phase capacity of 2.3 million TEU while the new APMT facility will have an initial capacity of 2.4 million TEU.


Source : SN-TR, 26.09.14.

[270914.ID.BIZ] Dirut DL : Tak Cukup 2E, Perlu Juga Edan

JAKARTA: Hanya orang "gila" yang mau menerima pekerjaan di sebuah perusahaan yang sedang kolaps. Tapi, Arham S. Torik yang kini menjabat Presiden Direktur PT Djakarta Lloyd nekad menerima tawaran seperti itu pada 2012. Kini, Arham berhasil memimpin Djakarta Lloyd keluar dari jeratan pailit. Apa saja kiatnya? Galvan Yudistira dan Muradi dari Kontan mewawancarai Arham untuk mengungkap strategi Arham. Berikut nukilannya.

Tak Cukup 2E, Perlu juga Edan
Tahun 2012, saya diajak oleh Syahril Japarin, Direktur Utama Djakarta Lloyd (kala itu), untuk bergabung dengan perusahaan ini sebagai direktur keuangan dan marketing. Sebelumnya, kami pernah bekerja bersama-sama di PT Aetra Air Jakarta (sebelumnya bernama PT Thames Pam Jaya).

Lalu, bersama Erizal Darwis sebagai direktur operasional, kami bahu-membahu membangun lagi dari awal perusahaan BUMN yang sedang terpuruk ini. Pada saat hari pertama masuk kantor, saya sempat syok karena perusahaan ini dalam kondisi porak-poranda, baik luar maupun dalam.

Secara fisik, tembok kantor perusahaan penuh dengan atribut demonstrasi karyawan: coretan mural kekecewaan dan kemarahan, karena hak-hak karyawan tidak dibayarkan oleh manajemen sebelumnya. Selain itu, bau kemenyan menghiasi ruang direksi yang disegel demonstran. Sebagai direktur keuangan dan marketing, saya rela tidak digaji karena saldo kas perusahaan nihil. Rekening bank diblokir oleh berbagai pihak sehingga kami tidak bisa mencari dana.

Laporan keuangan sejak tahun 2008 sampai 2011 tidak dibuat. Yang ada dokumen berkas-berkas tuntutan hukum dari berbagai pihak, baik dalam negeri dan luar negeri, gara-gara tidak mampu membayar utang mencapai Rp 1,5 triliun. Sedangkan tunggakan gaji 700-an karyawan mencapai Rp 2,3 miliar per bulan. Akumulasi tunggakan gaji selama 13 bulan sekitar Rp 30 miliar.

Begitulah gambaran buruk perusahaan saat saya pertama kali masuk. Ketika iseng membaca Undang-Undang Perseroan untuk mempelajari cara mempailitkan perusahaan, ternyata salah satu persyaratan pengangkatan direksi adalah tidak pernah memimpin perusahaan bangkrut. Sejak itu, saya bertekad menyelamatkan diri dengan tidak membangkrutkan perusahaan.

Salah satu prioritas utama yang harus dilakukan adalah menghidupkan letter of intent (LoI) dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang ditandatangani beberapa bulan sebelumnya agar perusahaan dapat kembali beroperasi. LoI pengangkutan batubara itu telah berumur 1,5 tahun, tapi belum satupun dibuatkan kontraknya. Masalahnya ada tiga persyaratan yang sulit dipenuhi, yaitu kepemilikan kapal, jaminan berupa cash collateral, dan laporan keuangan.

Setelah melakukan negosiasi, PLN bersedia menunda persyaratan laporan keuangan. Alhasil, kami berhasil memperoleh kontrak pertama PLN. Setelah itu, kami mulai menyusun laporan keuangan. Kami juga berusaha mengatasi masalah kepemilikan kapal melalui kerjasama operasi dengan para pemilik kapal. Kami meyakinkan mereka agar mau menyediakan dana cash collateral sebagai jaminan.

Dengan adanya aktivitas ini, kegiatan operasi kecil-kecilan dapat dibiayai oleh perusahaan. Hasilnya, pada Juni 2012, menjadi saat bersejarah bagi perusahaan karena sukses menggaji karyawan pertama kali dari hasil usaha.

Namun, karena kapasitas perusahaan menurun drastis, kami merumahkan hampir seluruh karyawan dan menegosiasikan gaji yang bisa dibayar perusahaan. Masalah lain yang dihadapi adalah gugatan pailit dari dua kreditur. Sesuai kewenangan sebagai direktur keuangan, saya menghadapi kreditur itu satu per satu agar mereka dapat memahami kondisi keuangan perusahaan. Harapannya mereka menyetujui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dan tidak memailitkan Djakarta Lloyd.

Akhirnya, pada 19 Desember 2013, tercapai kesepakatan dengan kreditur untuk mengakhiri kepailitan.

Merangkul lawan
Pada 7 Januari 2014, saya didaulat menjadi Direktur Utama Djakarta Lloyd karena tinggal satu-satunya direksi yang ada. Saya merasa diberi amanah yang besar karena perusahaan sedang melakukan banyak pekerjaan, mulai dari renegosiasi dengan karyawan, berusaha menambah order, optimalisasi aset, dan menghadapi proses kasasi oleh kreditur.

Dalam menjalankan perusahaan, saya berpegang pada tiga kunci sukses William Shakespeare. Yaitu: tahu lebih banyak dari orang lain, berusaha lebih keras dari orang lain, berharap lebih sedikit dari orang lain. Dengan begitu, saya jarang kecewa namun tetap siap bekerja keras dan cerdas.

Yang pertama saya lakukan adalah menentukan skala prioritas untuk menyelesaikan masalah. Motonya: "Bergerak lebih cepat, dengan strategi 3F". F yang pertama adalah New Focus alias fokus terhadap bisnis baru. F kedua adalah New Friend, yaitu membuat networking yang baru. F yang ketiga, New Face, yaitu membuat zero karyawan dengan memberikan tantangan yang luarbiasa. Pasalnya, saya berpendapat perusahaan ini harus diisi oleh orang-orang baru yang mempunyai prestasi baik dan untuk orang lama harus lulus assessment. Dengan begitu, perusahaan dalam posisi zero karyawan akan diisi orang dari luar dengan masa percobaan enam bulan dan karyawan lama yang lulus assessment.

Untuk menghadapi tantangan ke depan dan supaya Djakarta Lloyd menjadi BUMN unggulan, saya menerapkan "3E". Pasalnya, kalau hanya "2E", yaitu Efektif dan Efisien, tidak cukup. Makanya, harus ada E yang ketiga yaitu Edan. Maksudnya adalah Effulgence atau brilian atau terobosan, yaitu dengan merangkul orang-orang yang selama ini berseberangan.

Saya merangkul para karyawan yang selama ini berdemonstrasi. Saya sampaikan kepada mereka: "Saya harus fokus agar bisa membayar gaji kalian."

Banyak pihak lain yang dirangkul dengan tujuan semata-mata untuk meluruskan jalan saya mencapai target perusahaan. Selain itu, setelah restrukturisasi karyawan, saya memasukkan 60% SDM (sumberdaya manusia) baru yang berasal dari swasta. Harapannya, karyawan tersebut bisa memberikan motivasi dan meningkatkan kinerja karyawan lama yang telah mengikuti assessment.

Untuk level manajemen, diisi dengan orang profesional yang digaji triwulan dengan sistem targeting. Jadi, jika tidak memenuhi target evaluasi per tiga bulanan maka karyawan tersebut akan keluar dari perusahaan. Kontrak satu tahun dibuat bagi pegawai baru. Saya juga menghapus sistem perekrutan karyawan yang berbasis saudara untuk meningkatkan profesionalisme perusahaan.

Saat ini, Djakarta Lloyd mempunyai 32 karyawan kontrak dan 6.500 pegawai lepas. Untuk kantor cabang, Djakarta Lloyd mempunyai 13 karyawan. Ke depan, 13 karyawan di 10 cabang itu akan dibenahi sehingga posisi mereka sama dengan karyawan kontrak yang baru masuk. Semua karyawan wajib menandatangani pakta integritas yang mengharuskan mereka mundur jika tidak mencapai target dan melakukan pelanggaran serius.

Strategi komunikasi
Strategi komunikasi juga digunakan untuk menyelesaikan masalah perusahaan. Saya berkomunikasi dengan karyawan sehingga mayoritas karyawan sukarela mengundurkan diri dengan harapan seluruh hak-haknya akan tetap menjadi utang perusahaan. Sebagai shock therapy, perusahaan menyerahkan beberapa karyawan senior ke pihak kejaksaan karena melakukan kecurangan. Terapi ini cukup ampuh meredam gejolak karyawan.

Komunikasi juga dilakukan dengan para pensiunan agar mereka bersedia ditangguhkan pembayaran uang pensiunnya sampai perusahaan mampu. Dengan begitu, hiruk-pikuk demonstrasi mereda. Dalam menyelesaikan kewajiban dan utang, kami juga berkomunikasi dengan para kreditur.

Kami mengajukan perjanjian perdamaian dengan seluruh kreditor melalui proses PKPU di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Pengadilan mengesahkan akta perdamaian itu setelah memalui voting yang mendebarkan.

Sebelumnya, kami telah melobi beberapa kreditur besar, di antaranya Bank Mandiri. Mereka kami dorong untuk menyetujui isi perdamaian. Sebab, kalau tetap memailitkan Djakarta Lloyd, maka mereka tak akan memperoleh apa pun. Akhirnya disepakati PKPU sebesar Rp 1,5 triliun, dikurangi dengan utang kepada negara berupa pinjaman rekening dana investasi (RDI) dan kewajiban pajak yang dikecualikan. Kreditur sepakat pemotongan sebesar 32,5% dari jumlah utang yang jangka waktunya diperpanjang menjadi 18 tahun. Seluruh utang itu menjadi menjadi saham sementara (debt to equity swap).

Pada 14 Mei lalu, seluruh proses perdamaian tuntas. Dengan begitu, struktur keuangan Djakarta Lloyd menjadi lebih baik. Utang tinggal Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar. Saya optimistis perusahaan ini bisa menyelesaikan seluruh kewajiban kepada kreditur dan karyawan jika melihat laporan keuangan yang positif. Pada 2015 ditargetkan perusahaan mengalami sustainable growth, setelah pada 2012 mengalami rebound dan tahun ini mencapai tahap one step ahead.

Ke depan, saya berambisi membawa Djakarta Lloyd menjadi BUMN yang disegani di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, seiring dengan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, Djakarta Lloyd diharapkan bisa menjadi perusahaan yang mengatur manajemen kargo nasional.


Sumber : KONTAN, 26.09.14.


26 September 2014

[260914.EN.SEA] Lawsuit Cash Award to Improve Results This Year, Says Box Maker CIMC

HONG KONG-listed China International Marine Containers (CIMC), the world's biggest box maker, is close to recovering some of the US$208 million it lost on a deal-gone-wrong with Brazil's Schahin Group, which led to New York and London law suits.

"Recovery of outstanding balances is expected to have positive impact on the financial position of the company for the year," said CIMC in a filing to the Hong Kong stock exchange.

At issue in the stock exchange filing is $142 million in non-payments in shipbuilding payment, and for $66 million semi-submersible oil drilling platforms SS Pantanal and SS Amazonia built by CIMC Raffles.

A New York court awarded CIMC Raffles $74 million, including costs and interest in 2012 to be paid November 2013. Earlier this year, a London court ordered CIMC Raffles to be paid $126.6 million based partly on shipbuilding costs of $77.6 million.


Source : HKSG.

[260914.ID.SEA] Pembentukan Kementerian Maritim: Apa Saja Kehendak Pengusaha?

Bisnis.com,  BANDUNG--Kalangan pengusaha mendesak pemerintahan mendatang memprioritaskan sektor perikanan agar mampu berdaya saing di pasar internasional.

Mereka beranggapan pembentukan kementerian kemaritiman, yang fungsinya mengurus persoalan kelautan diharapkan mampu mendongkrak performa industri perikanan nasional secara signifikan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Thomas Darmawan mengatakan, secara bertahap, jika difungsikan dengan baik kementerian tersebut akan mengikis permasalahan yang menghinggapi sektor industri perikanan.

Menurutnya, selama penguatan regulasi, koordinasi, dan eksekusi pembangunan tetap dilakukan maka daya saing pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan akan meningkat.

"Pengawasan dapat dilakukan dalam satu komando sehingga tumpang tindih peraturan dengan 18 institusi sektor kelautan di Indonesia dapat dihindari," kata Thomas kepada Bisnis, Selasa (16/9/2014).

Untuk sektor industri pengalengan sendiri, dia mengatakan, pencurian ikan yang dilakukan oleh negara asing di zona ekonomi Indonesia dapat dikurangi.

"Dengan begitu restocking ikan lemuru, sardin, tuna, dan cakalang  bisa ditingkatkan hingga industri mampu meningkatkan kapasitas," papar Thomas.

Dia menambahkan potensi ekspor ikan kaleng tahun 2015 masih cukup besar, terdiri dari pasar Jepang yang menyerap 20%, disusul Arab Saudi dengan 17%, dan AS yaitu 15%.

 Untuk permintaan pasar ikan kaleng domestik sendiri tahun ini diperkirakan sebesar 350.000 ton/tahun.
Serikat Nelayan Indonesia meminta pemerintahan mendatang mengoptimalkan potensi kelautan yang masih belum tergarap optimal guna mendukung nelayan dalam menghadapi pasar bebas Asean tahun depan.

Sekjen SNI Budi Laksana menyatakan salah satu inovasi yang dilakukan pemerintahan mendatang yakni membentuk kementerian kemaritimin sebagai langkah yang strategis ke depannya mengingat lautan indonesia lebih besar dari daratan.

"Hal ini penting untuk mensenirgikan antar kementerian di dalamnya karena tumpang tindih kewenangan, sehingga terhambat pelaksanaan di lapangan," katanya.

Kendati demikian, lanjutnya, hal yang perlu diingat kekayaan laut bukan hanya untuk mengeksplorasi kekayaan untuk sekadar mendapatkan devisa negara.

Namun, terangnya, melainkan mensejahterakan masyarakat yang hidup dan tergantung dari laut seperti nelayan yang merupakan penyumbang kemiskinan nasional sebesar 25%.

"Tinggal bagaimana kementerian kemaritiman ini melibatkan masyarakat nelayan. Jangan harapannya laut dijadikan ruang bisnis semata tanpa melibatkan nelayan," katanya.


Sumber : Bisnis Indonesia, 18.09.14.

25 September 2014

[250914.EN.SEA] Carriers Stand to Save 5-10pc by Applying Better IT, Says Software Provider



BY applying information technology better, container shipping lines can generate savings of five to 10 per cent through managing vendor contracts, monitoring volumes, controlling expenses, handling invoices and processing accounts, says a Chennai IT executive.

Monitoring bunker costs and usage could save two per cent, solving empty repositioning could save two per cent while container stowage auto-planning could cut costs five per cent, said Solverminds Solutions & Technologies vice president Gaurav Sharma.

Mr Sharma said shipping lines are increasingly focusing on costs through information technology as the flood of tonnage in the market turns attention away from revenues because rates beyond their control, reported Lloyd's List.

"Shipping lines can't do much about revenue," Mr Sharma said. "It is the cost factor you need to focus in on to maximise the value addition."

That new focus means finding ways to monitor supplier costs; port fees, terminal charges, feeder operator and trucking expenses.

"We are saying by having a better IT system you will know how many containers you have loaded and how many you have discharged," Mr Sharma said.

"So once you have those volumes, you check against what the ports have charged you and if there are any differences you can raise a dispute," he said.

Having better visibility when it comes to charges can improve the way carriers manage their cashflow.

"Because of the economic situation over the last four years, these are the factors driving costs. They are saying we need to manage our costs better, we need to magnify and examine our cost control and ask if the way we are doing it is it the best way," he said.

Source : HKSG.