24 Januari 2016

[240116.ID.BIZ] India Importir Batubara Terbesar Indonesia


JAKARTA. India menggantikan posisi China sebagai negara utama pengimpor batubara dari Indonesia dengan penyerapan mencapai 37% dari total ekspor tambang pada tahun lalu. Sementara China berada di peringkat kedua dengan persentase sebesar 20%.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Adhi Wibowo mengatakan, persentase ekspor tahun lalu berasal dari penjualan perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), ditambah PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

Namun, dia menyatakan, kondisi tersebut sudah cukup menggambarkan peta ekspor batubara Indonesia secara keseluruhan. "Itu memang penjualan PKP2B plus PTBA. Untuk ekspor IUP kurang lebih sama seperti itu," katanya di Gedung DPR, Rabu (21/1).

Menurutnya, bertukarnya posisinya India dan China tersebut sudah diprediksi sebelumnya. Hal itu terkait dengan kebijakan pemerintah China yang terus mengurangi impor batubaranya, terutama yang memiliki kualitas rendah.

Dengan begitu, praktis tujuan ekspor utama berpindah ke India. Kondisi tersebut didukung juga oleh kebutuhan batubara India yang masih sangat tinggi.

"India meskipun produksi dalam negerinya besar, mereka masih bergantung juga sama batubara dari kita," tuturnya.

Selain itu, sinyal positif telah ditunjukkan oleh beberapa negara lain terkait permintaan batubara dari Indonesia. Contohnya adalah Pakistan dan Filipina yang menyatakan siap menambah porsi impor batubara dari Indonesia.

Menurut Adhi, hal itu juga yang membuat beberapa perusahaan batubara optimistis mematok target produksi yang tinggi untuk tahun ini. Padahal, produksi batubara nasional sepanjang tahun lalu anjlok cukup dalam.

Sepanjang 2015, total produksi hanya mencapai 392 juta ton atau anjlok 14,41% dibandingkan dengan realisasi produksi pada 2014 sebanyak 458 juta ton.

Adapun jumlah produksi tersebut baru mencapai 92,24% dari target yang ditetapkan tahun ini sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebanyak 425 juta ton.

Kinerja ekspor yang hanya membukukan penjualan sebanyak 295,45 juta ton menjadi penyebab utama anjloknya produksi tersebut. Jumlah tersebut lebih rendah 22,65% dibandingkan dengan ekspor pada 2014 sebanyak 381,97 juta ton.

Hasil sebaliknya justru ditunjukkan oleh penyerapan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri Domestic market obligation (DMO) yang mencapai 87,43 juta ton atau naik hingga 14,77% dibandingkan dengan DMO pada tahun sebelumnya sebanyak 76,18 juta ton.

Sumber : Kontan, 21.01.16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar