Rainbow Nelson - Monday 19 October 2009
CHILEAN container and bulk shipping group, CCNI, has secured a $61m equity injection from German shipowners with vessels on hire to the company.
As part of a $105m re-capitalisation of the company, German, Dutch and Greek shipowners were asked to cut charter rates for vessels on operating in the company’s fleet by up to 25% in return for as much as a 21% stake in the company.
In a statement released on Friday, CCNI president Jose Urrenda told investors that the group had secured an agreement for $61m out of $65m set out in its restructuring plan.
CCNI has charterparty agreements with German owners, Peter Dohle, Ernst Russ, Heinrich und Rudolf Schepers, Rickmers, the Oetker Group and Transeste, Dutch owner Universal Marine and Tsakos.
It had offered owners a chance to convert a 25% reduction in charter rates into shares in the group priced at $0.67 per share.
A total of $61m raised would see the group issue 91m shares to the owners under the terms of the agreement.
Each shipowner’s eventual shareholding will depend on the success of an equity offering which hopes to raise another $52.5m by selling 159m new shares at $0.33 per share to the company’s existing shareholders.
Peter Dohle and CSAV already hold 13% stakes in CCNI and have been asked to increase their participation as part of the equity offering.
The Urenda family’s Empresas Navieras holds more than two-thirds of the company’s equity.
CCNI has set itself the objective of raising no less than $20m from the issuing of further equity to existing shareholders.
New equity is being raised to cover the group’s negative cash-flow position.
Chile’s second largest containerline, CCNI, posted a net loss of $21.2m in the first half of the year after revenues shrank by 27% year-on-year.
Revenues fell from $454.4m to m $332.1m year-on-year due to the collapse in global demand for the movement of containers and the negative impact on freight rates.
The net loss recorded compared to a $7.9m loss posted in the first six months of 2008.
Source : Lloyd’s List, 19.10.09.
31 Oktober 2009
[ID-BIZ] 26 Eksportir Nasional Dapat "Primaniyarta 2009"
Oleh : Maria Y. Benyamin
JAKARTA (Bisnis.com): Sebanyak 26 eksportir nasional yang berprestasi menerima penghargaan Primaniyarta 2009 hari ini. Penghargaan itu diserahkan oleh Mendag Mari Elka Pangestu di sela-sela acara pembukaan Trade Expo Indonesia hari ini.
Penghargaan tersebut diberikan kepada 26 eksportir dengan tujuan untuk memotivasi eksportir agar terus meningkatkan ekspornya. Penerima penghargaan ini terbagi atas empat kategori, yakni eksportir berkinerja, pembangun merek global, UKM ekspor, serta eksportir barang dan jasa ekonomi kreatif.
Kriteria utnuk kategori eksportir berkinerja adalah melakukan ekspor selama 5 tahun terakhir secara terus menerus dengan peningkatan nilai setiap tahunnya, dan apabila mengimpor bahan baku nilai ekspornya masih lebih besar dari nilai impornya.
Eksportir penerima penghargaan untuk kategori ini adalah :
- PT Bitratex Industries
- PT Bumitangerang Mesindotama
- PT Cahaya Sakti Furintraco
- PT Eagle Glove Indonesia
- PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk
- PT Indoseco Aroma
- PT Indorama Synthetics Tbk
- PT Insera Sena
- PT LG Electronics Indonesia
- PT Multimas Nabati Asahan
- PT Musim Mas, PT Royal Korindah.
Eksportir pembangun merek global diberikan kepada :
- PT Megasurya Mas
- PT Milenia Furniture Industries
- PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills
- PT Selamat Sempurna Tbk
- PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
- PT Timah (Persero) Tbk.
Kriteria untuk eksportir ini adalah melakukan kegiatan ekspor selama 3 tahun berturut-turut, produk diekspor dengan menggunakan merek sendiri dan diekspor sedikitnya ke tiga negara.
Enam eksportir lainnya adalah PT Fajarindo Faliman Sipper, PT Ikafood Putramas, PT Kharisma Interplast Pratama, PT Karimun Kencana Aromatics, PT Neka Boga Perisa, dan CV Sanindo Putra mendapatkan pernghargaan kategori UKM ekspor.
Adapun dua eksportir lainnya yakni UD Cococraft Kreasi Gemilang dan CV Dharma Siadja mendapatkan penghargaan kategori eksportir barang dan jasa ekonomi kreatif.
Sama dengan kriteria eksportir lainnya, kedua jenis kategori ini juga menuntut kinerja eksportir yang terus meningkat dalam 3 tahun berturut-turut.(er)
Sumber : Bisnis Indonesia, 28.10.09.
JAKARTA (Bisnis.com): Sebanyak 26 eksportir nasional yang berprestasi menerima penghargaan Primaniyarta 2009 hari ini. Penghargaan itu diserahkan oleh Mendag Mari Elka Pangestu di sela-sela acara pembukaan Trade Expo Indonesia hari ini.
Penghargaan tersebut diberikan kepada 26 eksportir dengan tujuan untuk memotivasi eksportir agar terus meningkatkan ekspornya. Penerima penghargaan ini terbagi atas empat kategori, yakni eksportir berkinerja, pembangun merek global, UKM ekspor, serta eksportir barang dan jasa ekonomi kreatif.
Kriteria utnuk kategori eksportir berkinerja adalah melakukan ekspor selama 5 tahun terakhir secara terus menerus dengan peningkatan nilai setiap tahunnya, dan apabila mengimpor bahan baku nilai ekspornya masih lebih besar dari nilai impornya.
Eksportir penerima penghargaan untuk kategori ini adalah :
- PT Bitratex Industries
- PT Bumitangerang Mesindotama
- PT Cahaya Sakti Furintraco
- PT Eagle Glove Indonesia
- PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk
- PT Indoseco Aroma
- PT Indorama Synthetics Tbk
- PT Insera Sena
- PT LG Electronics Indonesia
- PT Multimas Nabati Asahan
- PT Musim Mas, PT Royal Korindah.
Eksportir pembangun merek global diberikan kepada :
- PT Megasurya Mas
- PT Milenia Furniture Industries
- PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills
- PT Selamat Sempurna Tbk
- PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
- PT Timah (Persero) Tbk.
Kriteria untuk eksportir ini adalah melakukan kegiatan ekspor selama 3 tahun berturut-turut, produk diekspor dengan menggunakan merek sendiri dan diekspor sedikitnya ke tiga negara.
Enam eksportir lainnya adalah PT Fajarindo Faliman Sipper, PT Ikafood Putramas, PT Kharisma Interplast Pratama, PT Karimun Kencana Aromatics, PT Neka Boga Perisa, dan CV Sanindo Putra mendapatkan pernghargaan kategori UKM ekspor.
Adapun dua eksportir lainnya yakni UD Cococraft Kreasi Gemilang dan CV Dharma Siadja mendapatkan penghargaan kategori eksportir barang dan jasa ekonomi kreatif.
Sama dengan kriteria eksportir lainnya, kedua jenis kategori ini juga menuntut kinerja eksportir yang terus meningkat dalam 3 tahun berturut-turut.(er)
Sumber : Bisnis Indonesia, 28.10.09.
30 Oktober 2009
[EN-SEA] CMA CGM Wanna Move Saade, Krumnow Quits TUI
CMA CGM creditors have ordered the French line to replace chairman Jacques Saadé before they restructure its $5.6bn debt, three people with knowledge of the matter told Bloomberg.
The family-owned business is reported to be considering demands from lenders including BNP Paribas to appoint a new head and revamp the board.
Speculation about an internal shake-up was also stirred when Rodolphe Saadé, rather than his father, fronted CMA CGM’s efforts to restore its tarnished public image in interviews to Lloyd’s List and the French business paper Les Echos earlier this month.
Banks want management changes before agreeing to restructure CMA CGM’s debt and help renegotiate its huge orderbook.
The company declined to comment on the rumours, as did the banks involved.
On the other side. The head of Tui’s supervisory board, Jürgen Krumnow, has resigned with immediate effect.
The surprise move will see him replaced by Dietmar Kuhnt, former chief executive of utility company RWE. Tui gave “personal reasons” for Mr Krumnow’s resignation.
Source : Lloyd’s List, 29.10.09.
The family-owned business is reported to be considering demands from lenders including BNP Paribas to appoint a new head and revamp the board.
Speculation about an internal shake-up was also stirred when Rodolphe Saadé, rather than his father, fronted CMA CGM’s efforts to restore its tarnished public image in interviews to Lloyd’s List and the French business paper Les Echos earlier this month.
Banks want management changes before agreeing to restructure CMA CGM’s debt and help renegotiate its huge orderbook.
The company declined to comment on the rumours, as did the banks involved.
On the other side. The head of Tui’s supervisory board, Jürgen Krumnow, has resigned with immediate effect.
The surprise move will see him replaced by Dietmar Kuhnt, former chief executive of utility company RWE. Tui gave “personal reasons” for Mr Krumnow’s resignation.
Source : Lloyd’s List, 29.10.09.
[ID-BIZ] Indonesia : "Penetapan Nilai Pabean Sepihak & Tak Transparan"
Oleh : Achmad Aris
JAKARTA (Bisnis.com): Gabungan Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) menilai Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di seluruh pelabuhan di Indonesia menetapkan nilai pabean secara sepihak dan tidak transparan, sehingga hal tersebut membuat importir mengajukan keberatan.
Ketua Umum BPP Ginsi Amirudin Saud mengatakan penetapan nilai transaksi hanya berdasarkan data base Ditjen Bea dan Cukai yang selalu ditetapkan lebih tinggi dari nilai transaksi yang sebenarnya diajukan oleh importir.
“Para importir tidak memiliki akses untuk mengetahui data base tersebut. Dengan demikian Dirjen Bea Cukai telah melanggar UU No. 187/2006 tentang Kepabeanan,” katanya dalam acara seminar bertajuk Sengketa Kepabeanan dan Solusinya pada Ditjen Bea Dan Cukai dan Pengadilan Pajak di Jakarta, hari ini.
Menurutnya, dengan ditetapkannya nilai pabean untuk menghitung bea masuk berdasarkan data base yang lebih tinggi tersebut membuat importir dirugikan, karena dikenai sanksi adminsitrasi berupa denda koreksi sebesar 1.000% dari bea masuk yang dibayar kurang.
“Dengan dikenakannya denda tersebut, importir dengan berbagai argumentasinya mengajukan keberatan kepada kepala kantor Bea dan Cukai setempat,” jelasnya.
Untuk itu Amirudin meminta agar penetapan nilai transaksi sejalan dengan definisi yang dianut oleh GATT 1994, yang menyebutkan nilai transaksi adalah nilai yang dibayarkan atau seharusnya dibayar oleh importir dalam transaksinya dengan eksportir di luar negeri.(er)
Sumber : Bisnis Indonesia, 21.10.09.
JAKARTA (Bisnis.com): Gabungan Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) menilai Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di seluruh pelabuhan di Indonesia menetapkan nilai pabean secara sepihak dan tidak transparan, sehingga hal tersebut membuat importir mengajukan keberatan.
Ketua Umum BPP Ginsi Amirudin Saud mengatakan penetapan nilai transaksi hanya berdasarkan data base Ditjen Bea dan Cukai yang selalu ditetapkan lebih tinggi dari nilai transaksi yang sebenarnya diajukan oleh importir.
“Para importir tidak memiliki akses untuk mengetahui data base tersebut. Dengan demikian Dirjen Bea Cukai telah melanggar UU No. 187/2006 tentang Kepabeanan,” katanya dalam acara seminar bertajuk Sengketa Kepabeanan dan Solusinya pada Ditjen Bea Dan Cukai dan Pengadilan Pajak di Jakarta, hari ini.
Menurutnya, dengan ditetapkannya nilai pabean untuk menghitung bea masuk berdasarkan data base yang lebih tinggi tersebut membuat importir dirugikan, karena dikenai sanksi adminsitrasi berupa denda koreksi sebesar 1.000% dari bea masuk yang dibayar kurang.
“Dengan dikenakannya denda tersebut, importir dengan berbagai argumentasinya mengajukan keberatan kepada kepala kantor Bea dan Cukai setempat,” jelasnya.
Untuk itu Amirudin meminta agar penetapan nilai transaksi sejalan dengan definisi yang dianut oleh GATT 1994, yang menyebutkan nilai transaksi adalah nilai yang dibayarkan atau seharusnya dibayar oleh importir dalam transaksinya dengan eksportir di luar negeri.(er)
Sumber : Bisnis Indonesia, 21.10.09.
29 Oktober 2009
[EN-SEA] "Rotterdam Rules" Win Final 20th Signature From Niger
ROTTERDAM Rules gained its final 20th nation needed, land-locked Niger, that signed the controversial Rotterdam Rules, bringing it closer to becoming the law of the Sea, following the earlier signings of Armenia, Cameroon and Madagascar.
The Rotterdam Rules, or regulations governing the International Carriage of Goods Wholly or Partly by Sea, can now come into force, despite opposition of the Europeans Commission and the European Shippers Council (ESC), but mostly favoured by American shipping interests.
According the United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) the signatories represent 25 per cent of world trade and include the original nations of Congo, Denmark, France, Gabon, Ghana, Greece, Guinea, the Netherlands, Nigeria, Norway, Poland, Senegal, Spain, Switzerland, Togo and the United States.
Source : HKSG, 29.10.09.
PS :
Related issue, please refer [EN-SEA] "Seattle lawyer see changes if Rotterdam rules become sea law" - dated 12 Oktober 2009
The Rotterdam Rules, or regulations governing the International Carriage of Goods Wholly or Partly by Sea, can now come into force, despite opposition of the Europeans Commission and the European Shippers Council (ESC), but mostly favoured by American shipping interests.
According the United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) the signatories represent 25 per cent of world trade and include the original nations of Congo, Denmark, France, Gabon, Ghana, Greece, Guinea, the Netherlands, Nigeria, Norway, Poland, Senegal, Spain, Switzerland, Togo and the United States.
Source : HKSG, 29.10.09.
PS :
Related issue, please refer [EN-SEA] "Seattle lawyer see changes if Rotterdam rules become sea law" - dated 12 Oktober 2009
[ID-BIZ] Indonesia : Sapu Bersih Aturan Penghambat Ekonomi
JAKARTA, KOMPAS.com — National Summit atau Rembuk Nasional yang digelar pada 29-31 Oktober 2009 akan digunakan untuk menghimpun masukan- masukan dari 1.424 pemangku kepentingan yang merasa dihambat oleh sejumlah peraturan.
Mulai dari surat keputusan bupati hingga peraturan pemerintah akan disapu bersih jika menghambat sehingga target pertumbuhan ekonomi 7-8 persen pada tahun 2014 bisa diwujudkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal itu di Jakarta, Rabu (28/10), dalam jumpa pers tentang pelaksanaan National Summit 2009 bertema ”Mewujudkan Indonesia Sejahtera, Adil, dan Demokratis”.
Hadir juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Pertahanan Djoko Suyanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, serta Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Menurut Hatta, pemerintah akan mengambil posisi pasif, hanya akan memaparkan secara singkat visi pembangunan lima tahun ke depan. Selanjutnya, pemangku kepentingan yang hadir akan diminta memberikan masukan terhadap visi pembangunan itu.
Agar tetap fokus, perdebatan selama tiga hari nanti akan diarahkan pada tiga bidang. Pertama, perekonomian. Kedua, politik, hukum, dan pertahanan. Ketiga, kesejahteraan rakyat.
Bidang ekonomi akan dibagi atas enam komisi, yakni komisi percepatan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan energi, pengembangan usaha kecil dan menengah, revitalisasi industri dan jasa, serta pembangunan transportasi.
Pada bidang kesejahteraan rakyat akan ada enam komisi, yakni komisi pengentasan rakyat miskin, penciptaan lapangan pekerjaan, perluasan layanan kesehatan, reformasi pendidikan, mitigasi perubahan iklim, serta agama dan pembangunan.
Adapun pada bidang politik, hukum, dan keamanan ada enam komisi, yaitu efektivitas pembangunan daerah, pelayanan publik dan reformasi birokrasi, pencegahan dan pemberantasan korupsi, reformasi hukum dan perlindungan HAM, modernisasi sarana pertahanan dan sumber daya, serta pencegahan dan pemberantasan teroris.
”Memang sudah ada paket-paket kebijakan di bidang ekonomi yang telah dibuat sebelumnya, tetapi ternyata masih muncul berbagai hambatan. Nah, hambatan itulah yang ingin kami himpun melalui Rembuk Nasional ini,” ujar Hatta.
Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi menyebutkan, salah satu contoh aturan yang menghambat investasi di industri pertanian adalah batasan luas perikanan usaha tambak, yakni maksimal 200 hektar per investor.
Padahal, investor besar dari luar dan dalam negeri menghendaki investasi pada lahan dengan luas minimal 5.000 hektar. ”Jika aturan ini dicabut, maka seketika kita akan mendapatkan tambahan investasi Rp 15 triliun dan menciptakan 50.000 kesempatan kerja baru.
Daerah yang memiliki keterbatasan alternatif investasi pun akan terjangkau dengan keputusan ini,” tutur Bayu. MS Hidayat menegaskan, jika semua aturan yang menghambat investasi bisa dibersihkan, maka khusus untuk infrastruktur, biaya Rp 200 triliun per tahun bisa tertutupi, antara lain dari investasi pemerintah 13-14 persen.
Sisanya dari investor asing dan lokal.”Swasta membutuhkan regulasi yang memberikan kepastian bagi mereka agar bisa mengakselerasi penghimpunan dana sebesar itu,” ungkapnya.
Hidayat juga mengharapkan akan ada pertumbuhan sektor industri 1-2 persen di atas pertumbuhan produk domestik bruto. Itu bisa dilakukan dengan mengidentifikasi cabang industri yang sedang menurun, seperti alas kaki. (OIN)
Sumber : Komaps, 29.10.09.
Mulai dari surat keputusan bupati hingga peraturan pemerintah akan disapu bersih jika menghambat sehingga target pertumbuhan ekonomi 7-8 persen pada tahun 2014 bisa diwujudkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal itu di Jakarta, Rabu (28/10), dalam jumpa pers tentang pelaksanaan National Summit 2009 bertema ”Mewujudkan Indonesia Sejahtera, Adil, dan Demokratis”.
Hadir juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Pertahanan Djoko Suyanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, serta Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Menurut Hatta, pemerintah akan mengambil posisi pasif, hanya akan memaparkan secara singkat visi pembangunan lima tahun ke depan. Selanjutnya, pemangku kepentingan yang hadir akan diminta memberikan masukan terhadap visi pembangunan itu.
Agar tetap fokus, perdebatan selama tiga hari nanti akan diarahkan pada tiga bidang. Pertama, perekonomian. Kedua, politik, hukum, dan pertahanan. Ketiga, kesejahteraan rakyat.
Bidang ekonomi akan dibagi atas enam komisi, yakni komisi percepatan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan energi, pengembangan usaha kecil dan menengah, revitalisasi industri dan jasa, serta pembangunan transportasi.
Pada bidang kesejahteraan rakyat akan ada enam komisi, yakni komisi pengentasan rakyat miskin, penciptaan lapangan pekerjaan, perluasan layanan kesehatan, reformasi pendidikan, mitigasi perubahan iklim, serta agama dan pembangunan.
Adapun pada bidang politik, hukum, dan keamanan ada enam komisi, yaitu efektivitas pembangunan daerah, pelayanan publik dan reformasi birokrasi, pencegahan dan pemberantasan korupsi, reformasi hukum dan perlindungan HAM, modernisasi sarana pertahanan dan sumber daya, serta pencegahan dan pemberantasan teroris.
”Memang sudah ada paket-paket kebijakan di bidang ekonomi yang telah dibuat sebelumnya, tetapi ternyata masih muncul berbagai hambatan. Nah, hambatan itulah yang ingin kami himpun melalui Rembuk Nasional ini,” ujar Hatta.
Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi menyebutkan, salah satu contoh aturan yang menghambat investasi di industri pertanian adalah batasan luas perikanan usaha tambak, yakni maksimal 200 hektar per investor.
Padahal, investor besar dari luar dan dalam negeri menghendaki investasi pada lahan dengan luas minimal 5.000 hektar. ”Jika aturan ini dicabut, maka seketika kita akan mendapatkan tambahan investasi Rp 15 triliun dan menciptakan 50.000 kesempatan kerja baru.
Daerah yang memiliki keterbatasan alternatif investasi pun akan terjangkau dengan keputusan ini,” tutur Bayu. MS Hidayat menegaskan, jika semua aturan yang menghambat investasi bisa dibersihkan, maka khusus untuk infrastruktur, biaya Rp 200 triliun per tahun bisa tertutupi, antara lain dari investasi pemerintah 13-14 persen.
Sisanya dari investor asing dan lokal.”Swasta membutuhkan regulasi yang memberikan kepastian bagi mereka agar bisa mengakselerasi penghimpunan dana sebesar itu,” ungkapnya.
Hidayat juga mengharapkan akan ada pertumbuhan sektor industri 1-2 persen di atas pertumbuhan produk domestik bruto. Itu bisa dilakukan dengan mengidentifikasi cabang industri yang sedang menurun, seperti alas kaki. (OIN)
Sumber : Komaps, 29.10.09.
28 Oktober 2009
[EN-SEA] Slump in Worldwide Trade Affects US Ports
(LOS ANGELES) In another sign of how deep the global recession has become, the ports of Los Angeles and Long Beach on Friday reported their worst combined import statistics for September in nine years.
September is often the busiest month at the nation's biggest port complex, making it one of the best barometers of the health of the economy and international trade.
The outlook could hardly be more ominous, said John Husing, an independent analyst with Economics and Politics Inc in Redlands, California.
Seeing nothing but smooth sailing ahead for the globalisation that has reshaped international trade, the world's shipping lines committed themselves years into the future to orders for new container ships that have as much as 69 per cent more cargo carrying capacity than the vessels that were the world's largest in 2004, he said.
Mr Husing described it as 'the worst recession in modern times hitting an industry that was geared for the opposite of what they are facing.
' Through the first half of 2009, each of the world's 17 biggest shipping lines were in the red, according to Paris-based AXS-Alphaliner, which maintains online databases for shipping industry professionals.
Denmark-based APM-Maersk had losses of US$540 million. Cosco Container Lines of China lost US$671 million. Hapag-Lloyd, Germany's biggest container line, lost US$680 million. NYK of Japan posted net losses of US$694 million, AXS- Alphaliner research shows.
Jan Tiedemann, a shipping analyst with AXS-Alphaliner, said that the companies are dealing with less cargo, lower freight rates for the cargo that remains, contractual obligations for new ships they don't need and the inability to rid themselves of older vessels quickly enough by scrapping them to reduce overcapacity.
'No one in the industry is making money,' Mr Tiedemann said. 'Without a doubt, the Southern California ports should be worried,' said Neil Dekker, an analyst at Drewry Shipping Consultants in London who produces container industry forecasts.
'Companies will go bust; freight rates may take years to recover.' Mr Dekker said that shipping lines have been able to increase their freight rates for handling a 40-foot container from less than US$900 during the summer to US$1,450 in September, but he added that 'last September, they would have been able to charge US$2,000 for the same container, so they are not even back to breaking even yet.'
The port of Los Angeles received 309,078 containers packed with imported goods in September, representing a decline of 16 per cent from the same month last year and 27 per cent from September 2006, Los Angeles's best month ever for imports.
Long Beach received 224,924 import containers in September, a drop of 19 per cent from a year earlier and 32 per cent from September 2007, the port's best September ever.
For the first nine months of the year, imports, exports and empty containers through the port of Los Angeles were down 16 per cent at just under five million containers, while the Long Beach port saw a decline of nearly 25 per cent at just under 3.7 million containers, compared with the same period last year.
As dismal as those figures are for the two ports, which rank first and second in the United States in container volume and together rank fifth in the world, a greater worry goes beyond the immediate and substantial loss of local trade-related jobs.
Some of the ports' most important tenants were so poorly positioned for the downturn that they might sink completely in a sea of billions of dollars of red ink, analysts say.
Source : Business Times, 19.10.09.
September is often the busiest month at the nation's biggest port complex, making it one of the best barometers of the health of the economy and international trade.
The outlook could hardly be more ominous, said John Husing, an independent analyst with Economics and Politics Inc in Redlands, California.
Seeing nothing but smooth sailing ahead for the globalisation that has reshaped international trade, the world's shipping lines committed themselves years into the future to orders for new container ships that have as much as 69 per cent more cargo carrying capacity than the vessels that were the world's largest in 2004, he said.
Mr Husing described it as 'the worst recession in modern times hitting an industry that was geared for the opposite of what they are facing.
' Through the first half of 2009, each of the world's 17 biggest shipping lines were in the red, according to Paris-based AXS-Alphaliner, which maintains online databases for shipping industry professionals.
Denmark-based APM-Maersk had losses of US$540 million. Cosco Container Lines of China lost US$671 million. Hapag-Lloyd, Germany's biggest container line, lost US$680 million. NYK of Japan posted net losses of US$694 million, AXS- Alphaliner research shows.
Jan Tiedemann, a shipping analyst with AXS-Alphaliner, said that the companies are dealing with less cargo, lower freight rates for the cargo that remains, contractual obligations for new ships they don't need and the inability to rid themselves of older vessels quickly enough by scrapping them to reduce overcapacity.
'No one in the industry is making money,' Mr Tiedemann said. 'Without a doubt, the Southern California ports should be worried,' said Neil Dekker, an analyst at Drewry Shipping Consultants in London who produces container industry forecasts.
'Companies will go bust; freight rates may take years to recover.' Mr Dekker said that shipping lines have been able to increase their freight rates for handling a 40-foot container from less than US$900 during the summer to US$1,450 in September, but he added that 'last September, they would have been able to charge US$2,000 for the same container, so they are not even back to breaking even yet.'
The port of Los Angeles received 309,078 containers packed with imported goods in September, representing a decline of 16 per cent from the same month last year and 27 per cent from September 2006, Los Angeles's best month ever for imports.
Long Beach received 224,924 import containers in September, a drop of 19 per cent from a year earlier and 32 per cent from September 2007, the port's best September ever.
For the first nine months of the year, imports, exports and empty containers through the port of Los Angeles were down 16 per cent at just under five million containers, while the Long Beach port saw a decline of nearly 25 per cent at just under 3.7 million containers, compared with the same period last year.
As dismal as those figures are for the two ports, which rank first and second in the United States in container volume and together rank fifth in the world, a greater worry goes beyond the immediate and substantial loss of local trade-related jobs.
Some of the ports' most important tenants were so poorly positioned for the downturn that they might sink completely in a sea of billions of dollars of red ink, analysts say.
Source : Business Times, 19.10.09.
[ID-OTH] Awas, Facebook Palsu Hadir di Indonesia
By Muhammad Firman
VIVAnews - Facebook merupakan situs jejaring sosial terlaris di Indonesia. Bahkan menurut data Alexa, Facebook merupakan situs yang paling banyak dikunjungi oleh pengguna internet di tanah air, di atas Google, Yahoo, Blogger, ataupun YouTube.
Tingginya popularitas Facebook ternyata telah dimanfaatkan oleh penjahat dunia maya, atau istilah kerennya cyber criminal. Mereka telah membangun situs Facebook versi Indonesia yang bertujuan untuk penipuan (phising).
Pengguna yang terjebak akan secara sengaja menyerahkan informasi username dan password akun Facebook mereka ke kriminal tersebut.
“Jika dilihat sekilas, tampilan situs Facebook gadungan ini memang mirip aslinya, termasuk ketersediaan sarana registrasi bagi pengguna baru. Begitu pun dengan icon, gambar, judul halaman dan elemen lain yang lazim dijumpai pada laman utama Facebook ketika baru dibuka,” kata Brama Setyadi, seorang praktisi teknologi pada VIVAnews, 26 Oktober 2009.
“Satu-satunya yang membuat laman ini berbeda adalah alamatnya, yakni http://facabook.co.tv/indonesia,” ucap Brama yang awalnya mendapatkan pesan phising tersebut di inboks akun Facebook-nya.
Pada laman Facebook asli, Brama menyebutkan, data login yang dimasukkan pengguna akan dikirim menggunakan metode POST ke file login.php di alamat ‘https://login.facebook.com’.
“Sekadar info, HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure) adalah protokol yang digunakan untuk mengamankan jalur pengiriman data dengan memanfaatkan enkripsi,” kata Brama.
“Sementara Facebook palsu mengirimkan data login ke file src-login.php di alamat http://facabook.co.tv,” ucapnya.
“Dari sini sebenarnya dapat diketahui bahwa sebenarnya si pembuat laman sama sekali tidak mengirimkan data untuk keperluan otentikasi, melainkan hanya merekam data login ke dalam database miliknya,” ucap Brama.
Menurut laporan beberapa korban, informasi tentang Facebook palsu ini didapat lewat fasilitas message Facebook, meskipun si phiser tidak masuk ke dalam daftar teman.
Isi beritanya kurang lebih mengharuskan si calon korban untuk melakukan login ke facebook dengan segera karena sistem administrasi Facebook sedang dalam tahap seleksi pengguna aktif.
Sembari melampirkan alamat palsu di atas, phiser juga menyuruh meneruskan pesan yang dibuatnya kepada 15 pengguna Facebook lain.
Lalu apa yang terjadi jika pengguna memasukkan informasi kredensial ke laman ini? Setelah merekam data login si pembuat akan langsung mengalihkan laman ke alamat login Facebook yang asli. Seakan-akan pengguna telah salah atau belum memasukkan informasi login.
“Anda yang telah terlanjur memasukkan informasi login di situs tersebut, ada baiknya segera mengubah password Facebook yang Anda punya,” ucap Brama.
Sumber : VIVAnews, 27.10.09.
VIVAnews - Facebook merupakan situs jejaring sosial terlaris di Indonesia. Bahkan menurut data Alexa, Facebook merupakan situs yang paling banyak dikunjungi oleh pengguna internet di tanah air, di atas Google, Yahoo, Blogger, ataupun YouTube.
Tingginya popularitas Facebook ternyata telah dimanfaatkan oleh penjahat dunia maya, atau istilah kerennya cyber criminal. Mereka telah membangun situs Facebook versi Indonesia yang bertujuan untuk penipuan (phising).
Pengguna yang terjebak akan secara sengaja menyerahkan informasi username dan password akun Facebook mereka ke kriminal tersebut.
“Jika dilihat sekilas, tampilan situs Facebook gadungan ini memang mirip aslinya, termasuk ketersediaan sarana registrasi bagi pengguna baru. Begitu pun dengan icon, gambar, judul halaman dan elemen lain yang lazim dijumpai pada laman utama Facebook ketika baru dibuka,” kata Brama Setyadi, seorang praktisi teknologi pada VIVAnews, 26 Oktober 2009.
“Satu-satunya yang membuat laman ini berbeda adalah alamatnya, yakni http://facabook.co.tv/indonesia,” ucap Brama yang awalnya mendapatkan pesan phising tersebut di inboks akun Facebook-nya.
Pada laman Facebook asli, Brama menyebutkan, data login yang dimasukkan pengguna akan dikirim menggunakan metode POST ke file login.php di alamat ‘https://login.facebook.com’.
“Sekadar info, HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure) adalah protokol yang digunakan untuk mengamankan jalur pengiriman data dengan memanfaatkan enkripsi,” kata Brama.
“Sementara Facebook palsu mengirimkan data login ke file src-login.php di alamat http://facabook.co.tv,” ucapnya.
“Dari sini sebenarnya dapat diketahui bahwa sebenarnya si pembuat laman sama sekali tidak mengirimkan data untuk keperluan otentikasi, melainkan hanya merekam data login ke dalam database miliknya,” ucap Brama.
Menurut laporan beberapa korban, informasi tentang Facebook palsu ini didapat lewat fasilitas message Facebook, meskipun si phiser tidak masuk ke dalam daftar teman.
Isi beritanya kurang lebih mengharuskan si calon korban untuk melakukan login ke facebook dengan segera karena sistem administrasi Facebook sedang dalam tahap seleksi pengguna aktif.
Sembari melampirkan alamat palsu di atas, phiser juga menyuruh meneruskan pesan yang dibuatnya kepada 15 pengguna Facebook lain.
Lalu apa yang terjadi jika pengguna memasukkan informasi kredensial ke laman ini? Setelah merekam data login si pembuat akan langsung mengalihkan laman ke alamat login Facebook yang asli. Seakan-akan pengguna telah salah atau belum memasukkan informasi login.
“Anda yang telah terlanjur memasukkan informasi login di situs tersebut, ada baiknya segera mengubah password Facebook yang Anda punya,” ucap Brama.
Sumber : VIVAnews, 27.10.09.
27 Oktober 2009
[EN-BIZ] Yudhoyono Target 7% Growth by End of His Final Term
(JAKARTA) Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono said last Friday that his new economic team was aiming to achieve 7 per cent growth by the end of his final term in office.
On the first full day at the helm of his new cabinet, which was sworn in last Thursday, Dr Yudhoyono promised to return South-east Asia's biggest economy to pre-crisis growth levels by 2014.
'In the next five years of course we want to improve our economic achievements . . . We want to reach 7 per cent or more (growth) by 2014 with the assumption there aren't global fluctuations like there are now,' he said.
Dr Yudhoyono said that his government had yet to work out the details of its plans but promised 'development that is inclusive and just' and to reduce poverty in the mainly Muslim archipelago of 234 million people.
The government has predicted growth of 4-4.5 per cent this year, third only to China and India in the G-20 club of rich and major developing countries. The economy grew 6.1 per cent in 2008.
The local stock market has soared almost 80 per cent in 2009, but about half the population continues to live on less than US$2 a day, according to the Asian Development Bank (ADB).
Addressing the inaugural session of the new cabinet, Dr Yudhoyono said that 7 per cent growth could have been reached this year but for the impact of the global downturn on the domestic economy.
Dr Yudhoyono's new coordinating minister for the economy, Hatta Rajasa, earlier said that while the government was aiming for 7 per cent growth by 2014, a longer-term 8 per cent target was 'achievable'. -- AFP
Source : Business Times, 26.10.09.
On the first full day at the helm of his new cabinet, which was sworn in last Thursday, Dr Yudhoyono promised to return South-east Asia's biggest economy to pre-crisis growth levels by 2014.
'In the next five years of course we want to improve our economic achievements . . . We want to reach 7 per cent or more (growth) by 2014 with the assumption there aren't global fluctuations like there are now,' he said.
Dr Yudhoyono said that his government had yet to work out the details of its plans but promised 'development that is inclusive and just' and to reduce poverty in the mainly Muslim archipelago of 234 million people.
The government has predicted growth of 4-4.5 per cent this year, third only to China and India in the G-20 club of rich and major developing countries. The economy grew 6.1 per cent in 2008.
The local stock market has soared almost 80 per cent in 2009, but about half the population continues to live on less than US$2 a day, according to the Asian Development Bank (ADB).
Addressing the inaugural session of the new cabinet, Dr Yudhoyono said that 7 per cent growth could have been reached this year but for the impact of the global downturn on the domestic economy.
Dr Yudhoyono's new coordinating minister for the economy, Hatta Rajasa, earlier said that while the government was aiming for 7 per cent growth by 2014, a longer-term 8 per cent target was 'achievable'. -- AFP
Source : Business Times, 26.10.09.
[ID-BIZ] Bertugas Sambil Main Game, Jadi Keluhan Teratas Pegawai BC
Jakarta - Hasil survey menunjukan tingkat ketidakdisiplinan para petugas Bea dan Cukai (kepabeanan) masih menempati posisi tertinggi terhadap pengaduan pelayanan kepabeanan oleh pengguna jasa kepabeanan (eksportir dan importir).
Ketidakdisiplinan itu diantaranya adalah bertugas sambil main game, tidak ada di tempat saat bertugas, dan lain-lain. Padahal seperti diketahui Departemen Keuangan khususnya Ditjen Bea Cukai telah diterapkan reformasi birokrasi termasuk memberikan remunerasi bagi pegawainya.
Hasil survey tersebut merupakan hasil kerjasama antara Ditjen Bea dan Cukai dengan Menneng PAN dan SFGG-GTZ terhadap 12 kantor pelayanan Bea Cukai di seluruh Indonesia dari tanggal 1 Agustus sampai 31 Agustus 2009 terhadap pengaduan pengguna jasa pelayanan kepabeanan.
Survey itu menunjukan bahwa masalah kedisiplinan masih menjadi posisi teratas dalam keluhan pelayanan Bea Cukai yaitu menempati 45,18%, prosedur pelayanan manifest re-address tidak jelas dan lama 45,09%, proses pelayanan registrasi lama berbelit-belit sebesar 42,78%, sosialisasi peraturan yang kurang hingga 40,48%, dan lain-lain.
Demikian hasil survey yang dikutip oleh detikFinance melalui situs Ditjen Bea Cukai Rabu (21/10/2009).
Selain itu tingkat keluhan tertinggi terjadi pada masalah-masalah seperti proses pemeriksaan fisik barang yang lama dan berbelit-belit hingga menempati 32,19%, proses penyerahan dan penerimaan dokumen pondok loket lama hingga mencapai 32,02% dan lain-lain.
Survey yang melibatkan 1.183 responden yang merupakan pengadu jasa kepabeanan ini, tingkat pengaduan tertinggi terjadi di KPU Tanjung Priok sebanyak 378 responden, website 310 responden, KPM Soekarno Hatta 110, KPM Tanjung Emas 99 responden, KPM Tanjung Perak 70 responden, KPU Batam 31 reseponden, KPM merak 29 responden, KPPBC Jakarta 20 responden, dan lain-lain.
"Salah satu tujuan dari survey ini adalah memberikan kepada Ditjen Bea dan Cukai untuk memperbaiki layanan agar sesuai dengan keinginan pengguna jasa," kata hasil survey tersebut.
Berikut rincian keluhan terbanyak dari hasil survei pengaduan pengguna jasa:
1. Petugas tidak disiplin pada jam pelayanan (bermain game, tidak berada di tempat) 45,18%
2. Prosedur pelayanan manifest terkait Re-Address tidak jelas dan lama 45,09%
3. Proses pelayanan registrasi lama dan berbelit-belit 42,78%
4. Sosialisasi peraturan kepabeanan kurang 40,48%
5. Informasi mengenai perubahan aturan Larangan dan Pembatasan tidak disosialisasikan kepada pengguna jasa 36,72%
6. Dalam penerbitan SPKPBM (Notul), tidak ada penjelasan tentang alasan dikenakannya tambah bayar 32,28%
7. Proses pemeriksaan fisik barang lama dan berbelit-belit 32,19%
8. Proses penyerahan dan penerimaan dokumen pada loket pendok lama 32,02%
9. Proses analyzing point (AP) lama 31,00%
10. Proses penutupan pos manifes lama dan tidak jelas 30,57%
11. Penerbitan SPPB ( Surat Persetujuan Pengeluaran Barang ) lama 30,49%
12. Proses pelayanan manifes terkait part‐off lambat dan tidak efisien 30,40%
13. Pada proses pemeriksaan barang / P2 / Analyzing point / pelayanan redres / pelaksanaan audit / petugas hanggar / pelayanan KITE / pelayanan pindah lokasi terdapat pungutan liar 29,63%
14. Instansi yang berwenang memberikan ijin barang larangan dan pembatasan belum jelas 29,55%
15. Koordinasi antar bagian/kantor Bea dan Cukai kurang baik 29,29%
16. Layanan hotline Bea dan Cukai tidak ada yang menjawab 29,04%
17. Jika pejabat yang melayani perijinan cuti, tidak terdapat pejabat pengganti sementara 28,95%
18. Proses penyelesaian keberatan atas SPKPBM (Notul) di Kantor Pusat lama 28,78%
19. Pembuatan peraturan oleh DJBC belum melibatkan pengguna jasa 27,92%
20. BTBMI (Buku Tarif Bea masuk Indonesia) di website Bea dan Cukai susah diakses 27,33%21. Proses penentuan profil tidak jelas 26,73%
22. Petugas Bea dan Cukai kurang memahami peraturan di bidang HS serta Larangan dan Pembatasan 26,73%
23. Pelayanan Client Coordinator tidak memecahkan masalah 25,79%
24. Penerbitan SPKPBM (Notul) dikenakan terhadap barang yang sama walaupun sudah terdapat keputusan keberatan diterima 25,02%
25. Proses pemeriksaan laboratorium Bea dan Cukai lama 24,68%
26. Proses pengurusan ijin re‐impor lama 24,00%
27. Proses pengurusan pindah lokasi lama dan tidak jelas 23,91%
28. Penyelesaian keberatan tidak netral 23,83%
29. Prosedur pelayanan pembayaran PNBP tidak jelas 23,06%
30. Proses pembatalan BCF 1.5 (Daftar Barang Tidak Dikuasai) lama 22,63%
31. Proses pengembalian jaminan SPKPBM setelah putusan pengadilan pajak lama 21,61%
32. Pemeriksaan fisik mengakibatkan barang rusak 21,52
33. Proses konfirmasi BC.2.3 impor lama dan menghambat proses pengeluaran barang dari pelabuhan bongkar. 21,52%
34. Respons yang lama untuk impor spare part yang jumlah dan jenis barangnya banyak 21,43%35. Proses pengeluaran barang re‐ekspor lambat karena menunggu P2 20,92%
36. Proses respon ekspor Lambat 20,75%
37. Proses pengurusan ijin impor sementara di Kantor Pusat lama 20,32%
38. SPKPBM terlambat diterima oleh pengguna jasa 19,13%
39. Petugas Bea dan Cukai mengambil dan tidak mengembalikan barang contoh 18,53%
40. Beberapa permasalahan di TPB belum jelas aturannya 16,91%
41. Dalam pelayanan penerimaan dokumen / hanggar / KITE, Petugas Bea dan Cukai tidak simpatik dan arogan 14,52%
42. Petugas gate tidak menggunakan seragam / identitas yang seharusnya 13,75%
43. Rolling pegawai yang melayani KITE menghambat proses pelayanan 13,66%
44. Proses pelayanan KITE lama dan tidak jelas 11,61%
45. Prosedur impor fasilitas KITE dengan "QQ" tidak jelas 11,61%
46. Pada pelayanan KITE tidak terdapat sistem antrian 11,44%
47. Proses pengeluaran barang dari TPB ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL) lama 11,02%
48. Proses pemeriksaan atas fasilitas JIEPA USDFS lama (lebih dari 14 hari) 10,93%
49. Dalam pelayanan KITE, proses pengembalian / restitusi lama 10,85%
50. Pembebanan biaya bulanan untuk pejabat bea cukai di TPB sangat memberatkan pihak pengusaha TPB 9,99%
51. Petugas hanggar TPB menyalahgunakan pemusnahan barang untuk mendapat penghasilan tambahan 9,91%
52. Metode audit kepabeanan atas TPB tidak seragam dan penyelesaian audit lama 9,39%
53. Dalam pelayanan importasi MITA, tidak ada solusi atas dokumen PIB hilang setelah diserahkan ke Petugas Bea dan Cukai 8,88%
54. Proses ijin impor spare parts dalam kondisi baru ke TPB lama 8,54%
55. Status dokumen PIB MITA non prioritas selalu "konfirmasi pembayaran" jika terdapat masalah yang memerlukan konfirmasi dari perusahaan 7,69%
56. Dalam pelayanan KITE, laporan hasil audit tidak dapat digunakan untuk pengembalian/penyesuaian jaminan (hen/dnl).
Sumber : DetikFinance, 21.10.09.
Ketidakdisiplinan itu diantaranya adalah bertugas sambil main game, tidak ada di tempat saat bertugas, dan lain-lain. Padahal seperti diketahui Departemen Keuangan khususnya Ditjen Bea Cukai telah diterapkan reformasi birokrasi termasuk memberikan remunerasi bagi pegawainya.
Hasil survey tersebut merupakan hasil kerjasama antara Ditjen Bea dan Cukai dengan Menneng PAN dan SFGG-GTZ terhadap 12 kantor pelayanan Bea Cukai di seluruh Indonesia dari tanggal 1 Agustus sampai 31 Agustus 2009 terhadap pengaduan pengguna jasa pelayanan kepabeanan.
Survey itu menunjukan bahwa masalah kedisiplinan masih menjadi posisi teratas dalam keluhan pelayanan Bea Cukai yaitu menempati 45,18%, prosedur pelayanan manifest re-address tidak jelas dan lama 45,09%, proses pelayanan registrasi lama berbelit-belit sebesar 42,78%, sosialisasi peraturan yang kurang hingga 40,48%, dan lain-lain.
Demikian hasil survey yang dikutip oleh detikFinance melalui situs Ditjen Bea Cukai Rabu (21/10/2009).
Selain itu tingkat keluhan tertinggi terjadi pada masalah-masalah seperti proses pemeriksaan fisik barang yang lama dan berbelit-belit hingga menempati 32,19%, proses penyerahan dan penerimaan dokumen pondok loket lama hingga mencapai 32,02% dan lain-lain.
Survey yang melibatkan 1.183 responden yang merupakan pengadu jasa kepabeanan ini, tingkat pengaduan tertinggi terjadi di KPU Tanjung Priok sebanyak 378 responden, website 310 responden, KPM Soekarno Hatta 110, KPM Tanjung Emas 99 responden, KPM Tanjung Perak 70 responden, KPU Batam 31 reseponden, KPM merak 29 responden, KPPBC Jakarta 20 responden, dan lain-lain.
"Salah satu tujuan dari survey ini adalah memberikan kepada Ditjen Bea dan Cukai untuk memperbaiki layanan agar sesuai dengan keinginan pengguna jasa," kata hasil survey tersebut.
Berikut rincian keluhan terbanyak dari hasil survei pengaduan pengguna jasa:
1. Petugas tidak disiplin pada jam pelayanan (bermain game, tidak berada di tempat) 45,18%
2. Prosedur pelayanan manifest terkait Re-Address tidak jelas dan lama 45,09%
3. Proses pelayanan registrasi lama dan berbelit-belit 42,78%
4. Sosialisasi peraturan kepabeanan kurang 40,48%
5. Informasi mengenai perubahan aturan Larangan dan Pembatasan tidak disosialisasikan kepada pengguna jasa 36,72%
6. Dalam penerbitan SPKPBM (Notul), tidak ada penjelasan tentang alasan dikenakannya tambah bayar 32,28%
7. Proses pemeriksaan fisik barang lama dan berbelit-belit 32,19%
8. Proses penyerahan dan penerimaan dokumen pada loket pendok lama 32,02%
9. Proses analyzing point (AP) lama 31,00%
10. Proses penutupan pos manifes lama dan tidak jelas 30,57%
11. Penerbitan SPPB ( Surat Persetujuan Pengeluaran Barang ) lama 30,49%
12. Proses pelayanan manifes terkait part‐off lambat dan tidak efisien 30,40%
13. Pada proses pemeriksaan barang / P2 / Analyzing point / pelayanan redres / pelaksanaan audit / petugas hanggar / pelayanan KITE / pelayanan pindah lokasi terdapat pungutan liar 29,63%
14. Instansi yang berwenang memberikan ijin barang larangan dan pembatasan belum jelas 29,55%
15. Koordinasi antar bagian/kantor Bea dan Cukai kurang baik 29,29%
16. Layanan hotline Bea dan Cukai tidak ada yang menjawab 29,04%
17. Jika pejabat yang melayani perijinan cuti, tidak terdapat pejabat pengganti sementara 28,95%
18. Proses penyelesaian keberatan atas SPKPBM (Notul) di Kantor Pusat lama 28,78%
19. Pembuatan peraturan oleh DJBC belum melibatkan pengguna jasa 27,92%
20. BTBMI (Buku Tarif Bea masuk Indonesia) di website Bea dan Cukai susah diakses 27,33%21. Proses penentuan profil tidak jelas 26,73%
22. Petugas Bea dan Cukai kurang memahami peraturan di bidang HS serta Larangan dan Pembatasan 26,73%
23. Pelayanan Client Coordinator tidak memecahkan masalah 25,79%
24. Penerbitan SPKPBM (Notul) dikenakan terhadap barang yang sama walaupun sudah terdapat keputusan keberatan diterima 25,02%
25. Proses pemeriksaan laboratorium Bea dan Cukai lama 24,68%
26. Proses pengurusan ijin re‐impor lama 24,00%
27. Proses pengurusan pindah lokasi lama dan tidak jelas 23,91%
28. Penyelesaian keberatan tidak netral 23,83%
29. Prosedur pelayanan pembayaran PNBP tidak jelas 23,06%
30. Proses pembatalan BCF 1.5 (Daftar Barang Tidak Dikuasai) lama 22,63%
31. Proses pengembalian jaminan SPKPBM setelah putusan pengadilan pajak lama 21,61%
32. Pemeriksaan fisik mengakibatkan barang rusak 21,52
33. Proses konfirmasi BC.2.3 impor lama dan menghambat proses pengeluaran barang dari pelabuhan bongkar. 21,52%
34. Respons yang lama untuk impor spare part yang jumlah dan jenis barangnya banyak 21,43%35. Proses pengeluaran barang re‐ekspor lambat karena menunggu P2 20,92%
36. Proses respon ekspor Lambat 20,75%
37. Proses pengurusan ijin impor sementara di Kantor Pusat lama 20,32%
38. SPKPBM terlambat diterima oleh pengguna jasa 19,13%
39. Petugas Bea dan Cukai mengambil dan tidak mengembalikan barang contoh 18,53%
40. Beberapa permasalahan di TPB belum jelas aturannya 16,91%
41. Dalam pelayanan penerimaan dokumen / hanggar / KITE, Petugas Bea dan Cukai tidak simpatik dan arogan 14,52%
42. Petugas gate tidak menggunakan seragam / identitas yang seharusnya 13,75%
43. Rolling pegawai yang melayani KITE menghambat proses pelayanan 13,66%
44. Proses pelayanan KITE lama dan tidak jelas 11,61%
45. Prosedur impor fasilitas KITE dengan "QQ" tidak jelas 11,61%
46. Pada pelayanan KITE tidak terdapat sistem antrian 11,44%
47. Proses pengeluaran barang dari TPB ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL) lama 11,02%
48. Proses pemeriksaan atas fasilitas JIEPA USDFS lama (lebih dari 14 hari) 10,93%
49. Dalam pelayanan KITE, proses pengembalian / restitusi lama 10,85%
50. Pembebanan biaya bulanan untuk pejabat bea cukai di TPB sangat memberatkan pihak pengusaha TPB 9,99%
51. Petugas hanggar TPB menyalahgunakan pemusnahan barang untuk mendapat penghasilan tambahan 9,91%
52. Metode audit kepabeanan atas TPB tidak seragam dan penyelesaian audit lama 9,39%
53. Dalam pelayanan importasi MITA, tidak ada solusi atas dokumen PIB hilang setelah diserahkan ke Petugas Bea dan Cukai 8,88%
54. Proses ijin impor spare parts dalam kondisi baru ke TPB lama 8,54%
55. Status dokumen PIB MITA non prioritas selalu "konfirmasi pembayaran" jika terdapat masalah yang memerlukan konfirmasi dari perusahaan 7,69%
56. Dalam pelayanan KITE, laporan hasil audit tidak dapat digunakan untuk pengembalian/penyesuaian jaminan (hen/dnl).
Sumber : DetikFinance, 21.10.09.
26 Oktober 2009
[EN-SEA] "Dayang" Says "Turner Shipping" is Buyer of 16 Supramaxes
By : Andrew Spurrier
CHINA’s Sinopacific Shipbuilding has added to the mystery over this week’s order for 16 supramax vessels from its Dayang Shipbuilding facility by naming its client as Turner Shipping.
The problem is that it is by no means clear who or what Turner Shipping is or who is behind it.
Sinopacific confirmed that the order had not been placed by Setaf Saget, bulk shipping subsidiary of France’s Bourbon group, as was originally reported.
“We entered the deal with Panama-registered Turner Shipping but not Setaf Saget or its parent group, Bourbon,” a spokeswoman said, adding that the company had already order from the group in the past.
The Lloyd’s Marine Intelligence Unit indicated that Turner Shipping owned one supramax vessel which was delivered earlier this year by Dayang Shipbuilding.
The Bourbon group, which denied earlier this week that Setaf Saget had placed the order, said today that it had no links with Turner Shipping.
“There is no capital link with Bourbon or with any company in the group,” said a spokeswoman, adding that she did not know the company.
Bourbon is a major customer at Sinopacific, where it has placed major orders for offshore supply vessels and bulkers.
Jaccar, the personal investment company of Bourbon chairman Jacques de Chateauvieux, helped to set up the shipbuilder in 2003 in joint venture with chairman and chief executive Simon Liang.
The order for 16 63,500 dwt vessels, reported to be worth $560m, is one of the biggest placed with a Chinese yard in recent months. The vessels are understood to be for delivery in 2011 and 2012.
Source : Lloyd's List, 15.10.09.
CHINA’s Sinopacific Shipbuilding has added to the mystery over this week’s order for 16 supramax vessels from its Dayang Shipbuilding facility by naming its client as Turner Shipping.
The problem is that it is by no means clear who or what Turner Shipping is or who is behind it.
Sinopacific confirmed that the order had not been placed by Setaf Saget, bulk shipping subsidiary of France’s Bourbon group, as was originally reported.
“We entered the deal with Panama-registered Turner Shipping but not Setaf Saget or its parent group, Bourbon,” a spokeswoman said, adding that the company had already order from the group in the past.
The Lloyd’s Marine Intelligence Unit indicated that Turner Shipping owned one supramax vessel which was delivered earlier this year by Dayang Shipbuilding.
The Bourbon group, which denied earlier this week that Setaf Saget had placed the order, said today that it had no links with Turner Shipping.
“There is no capital link with Bourbon or with any company in the group,” said a spokeswoman, adding that she did not know the company.
Bourbon is a major customer at Sinopacific, where it has placed major orders for offshore supply vessels and bulkers.
Jaccar, the personal investment company of Bourbon chairman Jacques de Chateauvieux, helped to set up the shipbuilder in 2003 in joint venture with chairman and chief executive Simon Liang.
The order for 16 63,500 dwt vessels, reported to be worth $560m, is one of the biggest placed with a Chinese yard in recent months. The vessels are understood to be for delivery in 2011 and 2012.
Source : Lloyd's List, 15.10.09.
[ID-OTH] Hermawan K - Networking Yang "Cerdas"
KOMPAS.com - Salesman manapun pasti tahu bahwa networking penting dalam penjualan. “Semakin banyak orang yang kita kenal, semakin banyak prospek yang bisa kita dapatkan, dan akhirnya, semakin besar penjualan yang bisa dihasilkan“, demikian kurang lebih “kepercayaan” yang beredar di kalangan praktisi penjualan.
Hati-hatilah, karena “kepercayaan” di atas tidak selalu benar! Meskipun tidak sepenuhnya salah, paradigma “the more contacts you have, the more sales you’ll make” cenderung terlalu menyederhanakan masalah.
Kenapa bisa seperti itu? Ya, karena network ada banyak ragamnya. Network yang berbeda seringkali memainkan “peran” yang berbeda pula dalam mendukung proses penjualan. Dan ingat, mengelola network pun ada cost-nya, baik berupa uang, waktu, maupun tenaga.
Di era new wave seperti sekarang, networking pun harus bisa low-budget high impact. Itu baru networking yang cerdas.
Tuba Ustuner dan David Godes dalam sebuah artikelnya di Harvard Business Review memetakan secara apik jenis-jenis network yang relevan dengan tiap tahapan proses penjualan.Pertama, adalah market place network.
Dalam tahapan awal penjualan, “pe el” (pekerjaan lapangan) utama para salesman adalah menemukan prospek yang potensial. Network yang pas untuk tahapan ini adalah yang bisa mendekatkan salesman dengan sebanyak mungkin calon pelanggan.
Salesman Arrow Electronic, sebuah perusahaan komponen elektronik yang masuk dalam daftar Fortune 500, punya cara unik untuk mendapatkan prospek lewat networking. Pelanggan di industri ini cenderung melakukan order saat mereka mulai melakukan pengembangan produk baru.
Masalahnya, informasi semacam ini cenderung ditutup rapat agar tidak bocor ke kompetitor. Sehingga agak sulit untuk mengorek informasi langsung dari orang dalam. Untunglah para salesman Arrow kreatif mencari informasi dari sumber ”non-tradisional”. Siapa mereka?
Mereka adalah agen-agen real estate yang biasa berurusan dengan perusahaan-perusahaan yang ingin memperluas kantor atau menyewa lahan baru untuk proses produksi, dua aktifitas yang lazim dilakukan sebagai persiapan sebelum mulai pengembangan produk baru.
Networking yang dijalin dengan agen-agen ini menjadikan salesman Arrow mendapatkan informasi prospek baru lebih update dibandingkan kompetitor. Networking yang cerdas juga bisa dipraktekkan di antara tim penjualan dari dua produk yang saling melengkapi (komplementer) karena jenis pelanggan yang ditarget sama.
Misalnya saja salesman produk semen dengan salesman produk cat yang sama-sama menyasar proyek-proyek properti. Dua salesman ini bisa menjalin ”simbiosis mutualisme” dengan tukar-menukar informasi prospek baru.
Jenis network yang kedua adalah prospect company network. Saat prospek sudah didapatkan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pendekatan untuk mendapatkan buy-in dari pelanggan.
Jika Anda adalah salesman di industri B2B (business-to-business) maka tak cukup hanya mengenal bagian purchasing saja. Kenali dan bangun networking dengan orang-orang lain di dalam organisasi pelanggan.
Coba dekati user (pihak yang nanti akan memakai produk Anda), technical buyer (pihak yang mengawasi spesifikasi produk), dan tentu saja decision maker yang berwenang untuk “mengetok palu” penjualan.
Semakin kuat networking yang Anda bangun, akan semakin mudah bagi Anda diterima pelanggan. Ketiga adalah internal network. Ini adalah network di antara sesama rekan-rekan satu perusahaan.
Jangan meremehkan network semacam ini, terutama jika produk/solusi yang Anda tawarkan cenderung kompleks. Untuk merumuskan solusi yang customized bagi pelanggan, tentu Anda tidak bisa bekerja sendiri.
Butuh masukan dari tim teknis yang lebih paham dengan seluk-beluk produk. Bukankah Anda pun akan lebih percaya diri saat presentasi di depan klien jika sebelumnya sudah mendapatkan briefing dari tim product specialist?
Perusahaan yang memahami pentingnya internal network semacam ini bahkan tak segan-segan untuk campur tangan. Tim salesman dimanjakan agar tidak perlu repot-repot mencari expert yang tepat saat menyusun proposal penjualan.
Fasilitas diberikan oleh perusahaan, mulai dari yang sifatnya teknis (misalnya intranet yang memudahkan komunikasi internal) hingga struktural (misalnya tim ad hoc yang khusus dibentuk untuk mendukung sang salesman).
Keempat adalah customer network. Ini adalah network yang terdiri dari para pelanggan-pelanggan loyal kita. Bahasa lainnya adalah komunitas pelanggan. Contohnya adalah komunitas-komunitas otomotif yang banyak menjamur di ibu kota.
Dengan inisiatif sendiri mereka saling berkumpul untuk tukar-menukar informasi atau sekedar berbagi perasaan. Network yang terjalin di antara sesama pelanggan setia tadi tidak hanya berimbas secara positif pada loyalitas pelanggan lama.
Kita pun bisa memanfaatkannya untuk membantu proses sales closing atas pelanggan baru. Dengan mengundang hot prospect untuk hadir dalam gathering yang diselenggarakan komunitas ini, mereka bisa mendapatkan referensi langsung dari para pelanggan yang telah terpuaskan.
Dan ujung-ujungnya, penjualan lebih mudah didapatkan. Setelah memahami jenis-jenis network berikut peranannya dalam proses penjualan, Anda akan bisa mengalokasikan resource secara lebih efektif.
Dan tentu saja, jangan lupa untuk terus mengoptimalkan connector yang tersedia, sehingga networking Anda bisa mobile, experiential, serta social!
Hermawan Kartajaya,Waizly Darwin
Sumber : Kompas, 26.10.09 (editor: Edj)
Hati-hatilah, karena “kepercayaan” di atas tidak selalu benar! Meskipun tidak sepenuhnya salah, paradigma “the more contacts you have, the more sales you’ll make” cenderung terlalu menyederhanakan masalah.
Kenapa bisa seperti itu? Ya, karena network ada banyak ragamnya. Network yang berbeda seringkali memainkan “peran” yang berbeda pula dalam mendukung proses penjualan. Dan ingat, mengelola network pun ada cost-nya, baik berupa uang, waktu, maupun tenaga.
Di era new wave seperti sekarang, networking pun harus bisa low-budget high impact. Itu baru networking yang cerdas.
Tuba Ustuner dan David Godes dalam sebuah artikelnya di Harvard Business Review memetakan secara apik jenis-jenis network yang relevan dengan tiap tahapan proses penjualan.Pertama, adalah market place network.
Dalam tahapan awal penjualan, “pe el” (pekerjaan lapangan) utama para salesman adalah menemukan prospek yang potensial. Network yang pas untuk tahapan ini adalah yang bisa mendekatkan salesman dengan sebanyak mungkin calon pelanggan.
Salesman Arrow Electronic, sebuah perusahaan komponen elektronik yang masuk dalam daftar Fortune 500, punya cara unik untuk mendapatkan prospek lewat networking. Pelanggan di industri ini cenderung melakukan order saat mereka mulai melakukan pengembangan produk baru.
Masalahnya, informasi semacam ini cenderung ditutup rapat agar tidak bocor ke kompetitor. Sehingga agak sulit untuk mengorek informasi langsung dari orang dalam. Untunglah para salesman Arrow kreatif mencari informasi dari sumber ”non-tradisional”. Siapa mereka?
Mereka adalah agen-agen real estate yang biasa berurusan dengan perusahaan-perusahaan yang ingin memperluas kantor atau menyewa lahan baru untuk proses produksi, dua aktifitas yang lazim dilakukan sebagai persiapan sebelum mulai pengembangan produk baru.
Networking yang dijalin dengan agen-agen ini menjadikan salesman Arrow mendapatkan informasi prospek baru lebih update dibandingkan kompetitor. Networking yang cerdas juga bisa dipraktekkan di antara tim penjualan dari dua produk yang saling melengkapi (komplementer) karena jenis pelanggan yang ditarget sama.
Misalnya saja salesman produk semen dengan salesman produk cat yang sama-sama menyasar proyek-proyek properti. Dua salesman ini bisa menjalin ”simbiosis mutualisme” dengan tukar-menukar informasi prospek baru.
Jenis network yang kedua adalah prospect company network. Saat prospek sudah didapatkan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pendekatan untuk mendapatkan buy-in dari pelanggan.
Jika Anda adalah salesman di industri B2B (business-to-business) maka tak cukup hanya mengenal bagian purchasing saja. Kenali dan bangun networking dengan orang-orang lain di dalam organisasi pelanggan.
Coba dekati user (pihak yang nanti akan memakai produk Anda), technical buyer (pihak yang mengawasi spesifikasi produk), dan tentu saja decision maker yang berwenang untuk “mengetok palu” penjualan.
Semakin kuat networking yang Anda bangun, akan semakin mudah bagi Anda diterima pelanggan. Ketiga adalah internal network. Ini adalah network di antara sesama rekan-rekan satu perusahaan.
Jangan meremehkan network semacam ini, terutama jika produk/solusi yang Anda tawarkan cenderung kompleks. Untuk merumuskan solusi yang customized bagi pelanggan, tentu Anda tidak bisa bekerja sendiri.
Butuh masukan dari tim teknis yang lebih paham dengan seluk-beluk produk. Bukankah Anda pun akan lebih percaya diri saat presentasi di depan klien jika sebelumnya sudah mendapatkan briefing dari tim product specialist?
Perusahaan yang memahami pentingnya internal network semacam ini bahkan tak segan-segan untuk campur tangan. Tim salesman dimanjakan agar tidak perlu repot-repot mencari expert yang tepat saat menyusun proposal penjualan.
Fasilitas diberikan oleh perusahaan, mulai dari yang sifatnya teknis (misalnya intranet yang memudahkan komunikasi internal) hingga struktural (misalnya tim ad hoc yang khusus dibentuk untuk mendukung sang salesman).
Keempat adalah customer network. Ini adalah network yang terdiri dari para pelanggan-pelanggan loyal kita. Bahasa lainnya adalah komunitas pelanggan. Contohnya adalah komunitas-komunitas otomotif yang banyak menjamur di ibu kota.
Dengan inisiatif sendiri mereka saling berkumpul untuk tukar-menukar informasi atau sekedar berbagi perasaan. Network yang terjalin di antara sesama pelanggan setia tadi tidak hanya berimbas secara positif pada loyalitas pelanggan lama.
Kita pun bisa memanfaatkannya untuk membantu proses sales closing atas pelanggan baru. Dengan mengundang hot prospect untuk hadir dalam gathering yang diselenggarakan komunitas ini, mereka bisa mendapatkan referensi langsung dari para pelanggan yang telah terpuaskan.
Dan ujung-ujungnya, penjualan lebih mudah didapatkan. Setelah memahami jenis-jenis network berikut peranannya dalam proses penjualan, Anda akan bisa mengalokasikan resource secara lebih efektif.
Dan tentu saja, jangan lupa untuk terus mengoptimalkan connector yang tersedia, sehingga networking Anda bisa mobile, experiential, serta social!
Hermawan Kartajaya,Waizly Darwin
Sumber : Kompas, 26.10.09 (editor: Edj)
25 Oktober 2009
[EN-SEA] Warning of Wave of Bancrupties to Come
By : Rajesh Joshi
A WAVE of bankruptcies, company failures, and possible mergers in the shipping industry will be upon us very soon, leading New York advisor Mark Friedman has said.
Mr Friedman, a well regarded expert whose current employer Evercore is a consultancy that specialises in restructurings, said lenders and creditors cannot stave off their own “day of reckoning” much longer, as they find themselves caught in the vicious cycle of asset prices that refuse to rise, cash flows that refuse to increase, and non-existent cash in the first place.
He suggested at Marine Money’s conference that clever companies might start using Chapter 11 bankruptcy filings as a tool to “threaten” lenders and shipyards, to wring concessions out of the two groups.
In the event, intransigent shipyards and beleaguered banks might be left with no choice but to accommodate some of these companies’ demands. This would mean that all parties at the table would absorb the same hurt.
Mr Friedman also maintained that company collapses are poised to increase of their own accord.
“Industry stress is rising, and phase two is about to start,” Mr Friedman said.
Phase one of the current downturn was the period to date, when banks were very liberal in granting waivers on covenant breaches.
Some experts have seen this alleged soft-pedalling as banks’ refusal to accept the reality that they had no choice to take the distressed collateral on their books.
“How can we carry on like this much longer?” Mr Friedman said. “The pain will need to be felt. Asset values are down, cash flows are dramatically down, and the threat of charterparty defaults is increasing. Just waivers may not be enough.”
He said the rash of charter defaults in the dry bulk sector seen earlier this year – something, ironically, that is now abating – would spread like a contagion, to the containership sector in particular.
Add to this a huge orderbook overhang – some 48% of the total world merchant fleet – some $300bn in unfunded newbuildings, as well as “weak underlying demand”, and increased bankruptcies appear inevitable.
Separately, Bank of America Merrill Lynch global industries director Matthew Thomson and FBR Capital Markets managing director Chris Weyers gave thoughtful talks on how raising cash through share offerings fit into the jigsaw.
Mr Friedman agreed that as “phase two” begins, more activity would be seen on three parallel fronts: attempts to modify bank debt; attempts to get shipyard concessions; and attempts to raise more capital, whether through shares or junk bonds.
Companies will even succeed in tapping public capital markets. However, bankers and shipyards will not have their own way for much longer.
Should companies use the Chapter 11 ruse to get automatic stays against lenders and legally break shipyard contracts, this could set in train “complicated restructurings” that lead to out-of-court settlements.
Mr Thomson and Mr Weyers provided an overview of the share issue market in the US. They said the environment is much better than it was even three months ago, and although shipping companies have not yet figured as major players, the portents are good.
Mr Thomson, nevertheless, said share issues by other transport sectors in today’s lean times were seen to reward shareholders better.
Experts in the audience, who agreed with his assessment, said this was partly because of shipping’s propensity to shoot itself in the foot, notably by ordering new ships in droves.
Mr Friedman refused a direct answer to the question as to when banks might start converting debt to equity, describing this as a “regulatory question”.
Source : Lloyd’s List, 16.10.09.
A WAVE of bankruptcies, company failures, and possible mergers in the shipping industry will be upon us very soon, leading New York advisor Mark Friedman has said.
Mr Friedman, a well regarded expert whose current employer Evercore is a consultancy that specialises in restructurings, said lenders and creditors cannot stave off their own “day of reckoning” much longer, as they find themselves caught in the vicious cycle of asset prices that refuse to rise, cash flows that refuse to increase, and non-existent cash in the first place.
He suggested at Marine Money’s conference that clever companies might start using Chapter 11 bankruptcy filings as a tool to “threaten” lenders and shipyards, to wring concessions out of the two groups.
In the event, intransigent shipyards and beleaguered banks might be left with no choice but to accommodate some of these companies’ demands. This would mean that all parties at the table would absorb the same hurt.
Mr Friedman also maintained that company collapses are poised to increase of their own accord.
“Industry stress is rising, and phase two is about to start,” Mr Friedman said.
Phase one of the current downturn was the period to date, when banks were very liberal in granting waivers on covenant breaches.
Some experts have seen this alleged soft-pedalling as banks’ refusal to accept the reality that they had no choice to take the distressed collateral on their books.
“How can we carry on like this much longer?” Mr Friedman said. “The pain will need to be felt. Asset values are down, cash flows are dramatically down, and the threat of charterparty defaults is increasing. Just waivers may not be enough.”
He said the rash of charter defaults in the dry bulk sector seen earlier this year – something, ironically, that is now abating – would spread like a contagion, to the containership sector in particular.
Add to this a huge orderbook overhang – some 48% of the total world merchant fleet – some $300bn in unfunded newbuildings, as well as “weak underlying demand”, and increased bankruptcies appear inevitable.
Separately, Bank of America Merrill Lynch global industries director Matthew Thomson and FBR Capital Markets managing director Chris Weyers gave thoughtful talks on how raising cash through share offerings fit into the jigsaw.
Mr Friedman agreed that as “phase two” begins, more activity would be seen on three parallel fronts: attempts to modify bank debt; attempts to get shipyard concessions; and attempts to raise more capital, whether through shares or junk bonds.
Companies will even succeed in tapping public capital markets. However, bankers and shipyards will not have their own way for much longer.
Should companies use the Chapter 11 ruse to get automatic stays against lenders and legally break shipyard contracts, this could set in train “complicated restructurings” that lead to out-of-court settlements.
Mr Thomson and Mr Weyers provided an overview of the share issue market in the US. They said the environment is much better than it was even three months ago, and although shipping companies have not yet figured as major players, the portents are good.
Mr Thomson, nevertheless, said share issues by other transport sectors in today’s lean times were seen to reward shareholders better.
Experts in the audience, who agreed with his assessment, said this was partly because of shipping’s propensity to shoot itself in the foot, notably by ordering new ships in droves.
Mr Friedman refused a direct answer to the question as to when banks might start converting debt to equity, describing this as a “regulatory question”.
Source : Lloyd’s List, 16.10.09.
[ID-OTH] Presentasi, Kuasai Dulu "Nervous" Anda !
JAKARTA, KOMPAS.com - Saat harus berbicara atau memberikan presentasi berbahasa Inggris di depan umum, modal kemampuan Bahasa Inggris saja tidak cukup meskipun kemampuan itu sudah layak disebut sempurna dan cas..cis..cus.
"Menurut saya, kemampuan bahan presentasi dan body language harus tepat dan menarik agar orang tertarik dengan kita dan tidak cepat boring," ujar Lavinia Woen, siswi Wall Street Institute tingkat Treshold II, di sela malam final Student English Trip 2009, di Jakarta, Jumat (12/10).
Presentasi, apalagi menggunakan Bahasa Inggris, tentu bukan perkara enteng, kata Lavinia. Bahkan, lanjut dia, orang yang sudah cas..cis..cus berbahasa Inggris pun bisa berantakan presentasinya saat sudah berada di depan mikrofon.
"Sebabnya, bisa terjadi karena tidak menguasai materi, kalau sudah begitu yang terjadi nervous lantaran dihingapi rasa takut salah atau macam-macam yang berlebihan," ujarnya.
Tips Anti "Demam"
Berbicara di depan umum, kita seringkali diliputi perasaan takut, yang bahkan bisa datang secara berlebihan, apalagi jika penampilan itu merupakan untuk yang pertama kalinya.
Mulailah timbul rasa grogi, malu-malu menghadap sekeliling, takut bikin salah, suara tercekat, salah tingkah, hingga cemas yang berlebihan sehingga kerap mengeluarkan keringat dingin di sekujur badan.
Apa yang mesti dilakukan? Sulitkah mengatasi "demam" panggung ini? Simak beberapa tips berikut:
- Penguasaan Materi
Anda bukan membaca, tetapi berbicara, sehingga penguasaan materi secara luas lebih penting. Caranya adalah dengan mengingat atau menghapal beberapa materi pokok yang akan disampaikan. Di luar itu, kita hanya cukup mengikuti alur yang perlu disampaikan.
- Latihan
Latihlah cara berbicara, mulai tekanan atau intonasi suara, gerakan tangan, atau improvisasi-improvisasi yang mungkin akan Anda lakukan. Cermin adalah media yang paling tepat untuk melatih hal-hal tersebut, karena di sinilah kita bisa langsung "belajar" mendapatkan suasana interaksi antara Anda dan "audiens" .
- Berpikir positif
Katakan pada diri Anda, bahwa bukan hanya Anda yang pertama kali melakukan hal seperti ini. Kepanikan dan kegugupan pada diri Anda tentu juga akan atau pernah dialami oleh orang yang sebentar lagi menjadi audiens Anda
- Penampilan
Padanan jas, kemeja, serta dasi, kemeja batik, atau baju seragam instansi, semestinya tidak mengurangi kenyamanan Anda berbusana. Hal itu terjadi, jika tema acara, suasana, serta profil audiens bisa diperhitungkan secara cermat saat memilih padanan busana. Anda tidak akan merasa rikuh, lantaran merasa salah kostum ketika sudah berdiri di podium.
- Persiapan
Selain body language, jangan lupakan alat peraga dan bermacam properti penunjang presentasi lainnya yang akan membuat pendengar Anda tidak bosan mendengarkan. Siapkan segalanya dari rumah, cek dan ricek kembali alat-alat tersebut bekerja dengan baik.
- Rileks
Semua telah Anda persiapkan, kini tinggal menunggu detik-detik Anda berdiri di depan banyak orang yang akan melihat dan mendengarkan semua perkataan Anda. Maka, percaya dirilah dan rasakan kenyamanan dari segala hal yang sudah Anda persiapkan sejak awal. Senyumlah dan sapalah dengan hangat audiens Anda!
Sumber : Kompas, 12.10.09.
"Menurut saya, kemampuan bahan presentasi dan body language harus tepat dan menarik agar orang tertarik dengan kita dan tidak cepat boring," ujar Lavinia Woen, siswi Wall Street Institute tingkat Treshold II, di sela malam final Student English Trip 2009, di Jakarta, Jumat (12/10).
Presentasi, apalagi menggunakan Bahasa Inggris, tentu bukan perkara enteng, kata Lavinia. Bahkan, lanjut dia, orang yang sudah cas..cis..cus berbahasa Inggris pun bisa berantakan presentasinya saat sudah berada di depan mikrofon.
"Sebabnya, bisa terjadi karena tidak menguasai materi, kalau sudah begitu yang terjadi nervous lantaran dihingapi rasa takut salah atau macam-macam yang berlebihan," ujarnya.
Tips Anti "Demam"
Berbicara di depan umum, kita seringkali diliputi perasaan takut, yang bahkan bisa datang secara berlebihan, apalagi jika penampilan itu merupakan untuk yang pertama kalinya.
Mulailah timbul rasa grogi, malu-malu menghadap sekeliling, takut bikin salah, suara tercekat, salah tingkah, hingga cemas yang berlebihan sehingga kerap mengeluarkan keringat dingin di sekujur badan.
Apa yang mesti dilakukan? Sulitkah mengatasi "demam" panggung ini? Simak beberapa tips berikut:
- Penguasaan Materi
Anda bukan membaca, tetapi berbicara, sehingga penguasaan materi secara luas lebih penting. Caranya adalah dengan mengingat atau menghapal beberapa materi pokok yang akan disampaikan. Di luar itu, kita hanya cukup mengikuti alur yang perlu disampaikan.
- Latihan
Latihlah cara berbicara, mulai tekanan atau intonasi suara, gerakan tangan, atau improvisasi-improvisasi yang mungkin akan Anda lakukan. Cermin adalah media yang paling tepat untuk melatih hal-hal tersebut, karena di sinilah kita bisa langsung "belajar" mendapatkan suasana interaksi antara Anda dan "audiens" .
- Berpikir positif
Katakan pada diri Anda, bahwa bukan hanya Anda yang pertama kali melakukan hal seperti ini. Kepanikan dan kegugupan pada diri Anda tentu juga akan atau pernah dialami oleh orang yang sebentar lagi menjadi audiens Anda
- Penampilan
Padanan jas, kemeja, serta dasi, kemeja batik, atau baju seragam instansi, semestinya tidak mengurangi kenyamanan Anda berbusana. Hal itu terjadi, jika tema acara, suasana, serta profil audiens bisa diperhitungkan secara cermat saat memilih padanan busana. Anda tidak akan merasa rikuh, lantaran merasa salah kostum ketika sudah berdiri di podium.
- Persiapan
Selain body language, jangan lupakan alat peraga dan bermacam properti penunjang presentasi lainnya yang akan membuat pendengar Anda tidak bosan mendengarkan. Siapkan segalanya dari rumah, cek dan ricek kembali alat-alat tersebut bekerja dengan baik.
- Rileks
Semua telah Anda persiapkan, kini tinggal menunggu detik-detik Anda berdiri di depan banyak orang yang akan melihat dan mendengarkan semua perkataan Anda. Maka, percaya dirilah dan rasakan kenyamanan dari segala hal yang sudah Anda persiapkan sejak awal. Senyumlah dan sapalah dengan hangat audiens Anda!
Sumber : Kompas, 12.10.09.
24 Oktober 2009
[EN-SEA] TNWA, Maersk to Cut Capacity on Transatlantic by 33 pct
MAERSK and The New World Alliance (TNWA) carriers, APL, Hyundai Merchant Marine (HMM) and MOL, have announced plans to reduce capacity on shared transatlantic services from December.
This comes as "TNWA and Maersk Line have been exchanging space in the transatlantic trade. The carriers have determined that market conditions require capacity reductions and service rationalisation in certain deployments.
Enhancements on other routes will ensure continued service reliability and rapid transit times for shippers," a statement from TNWA carriers said. Changes are expected to reduce existing capacity of TNWA and Maersk deployments in the transatlantic by 33 per cent.
The changes are as follows: the ATN/TA3-Maersk Line loop between the US east coast and Europe will be suspended from December 2009. Currently APL and HMM slot purchase space on this loop.
The port coverage of the US east coast-Europe segment of the APX/TA1-TNWA loop will be expanded to include additional calls at Antwerp and Le Havre.
For other issue but related with Maersk. South Carolina Port Authorities' (SCPA) decision to put Maersk Line's cost structure at Charleston on a "level playing field with other ocean carriers" has averted the departure of the world's biggest shipping line.
The settlement comes after SCPA's refusal to accommodate Maersk led to the Danish carrier reducing its call at the port by almost half by March. Under the new contract effective till 2015, Maersk will continue to operate from a dedicated part of the Wando Welch Terminal but "will occupy a smaller space", reports Charleston's Post and Courier newspaper.
Maersk took the decision when its request to shift to the "common use area" to save costs by employing SPA workers who worked at less than the union labour was turned down both by the SPA and the International Longshoremen's Association.
Source : HKSG, 24.10.09.
This comes as "TNWA and Maersk Line have been exchanging space in the transatlantic trade. The carriers have determined that market conditions require capacity reductions and service rationalisation in certain deployments.
Enhancements on other routes will ensure continued service reliability and rapid transit times for shippers," a statement from TNWA carriers said. Changes are expected to reduce existing capacity of TNWA and Maersk deployments in the transatlantic by 33 per cent.
The changes are as follows: the ATN/TA3-Maersk Line loop between the US east coast and Europe will be suspended from December 2009. Currently APL and HMM slot purchase space on this loop.
The port coverage of the US east coast-Europe segment of the APX/TA1-TNWA loop will be expanded to include additional calls at Antwerp and Le Havre.
For other issue but related with Maersk. South Carolina Port Authorities' (SCPA) decision to put Maersk Line's cost structure at Charleston on a "level playing field with other ocean carriers" has averted the departure of the world's biggest shipping line.
The settlement comes after SCPA's refusal to accommodate Maersk led to the Danish carrier reducing its call at the port by almost half by March. Under the new contract effective till 2015, Maersk will continue to operate from a dedicated part of the Wando Welch Terminal but "will occupy a smaller space", reports Charleston's Post and Courier newspaper.
Maersk took the decision when its request to shift to the "common use area" to save costs by employing SPA workers who worked at less than the union labour was turned down both by the SPA and the International Longshoremen's Association.
Source : HKSG, 24.10.09.
[ID-BIZ] Target Pembiayaan Ekspor IEB 2010 Rp 18 Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com - Chairman Indonesia Eximbank (IEB) Mahendra Siregar mengatakan bahwa perusahaannya menargetkan pembiayaan kredit ekspor pada 2010 sebesar Rp18 triliun.
"Kita sedang mencoba menyusun perencanaan strategis kenaikan sebesar 60 persen menjadi Rp 18 triliun," ujarnya di Jakarta, Jumat. Ia menambahkan, saat ini tingkat pembiayaan pada 2009 baru mencapai Rp 11 triliun dan kenaikan ini juga memperkirakan pertumbuhan kredit sebesar 17-20 persen.
"Kami ke depannya mempunyai alokasi untuk sektor prioritas dalam pembiayaan seperti komoditas ekspor dengan sasaran pasar baru industri strategis yang belum digarap maksimal," ujarnya.
Selain itu, Mahendra juga mengatakan pihaknya memberi prioritas kepada diversifikasi produk dengan target untuk pembiayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Kita turun langsung dan mendukung kegiatan UKM sebagai mitra maupun supplier bagi perusahaan besar untuk kelangsungan perekonomian Indonesia," ujarnya.
Menurut Mahendra, finalisasi dari pembiayaan ini adalah untuk mencari industri strategis dan jasa yang baru seperti perusahaan yang membangun konstruksi bangunan atau perusahaan yang akan mengekspolitasi migas di luar negeri.
Ia menambahkan pihaknya saat ini sebagai lembaga pembiayaan ekspor mendapat dana melalui pinjaman dari luar negeri, pinjaman dari bank-bank komersil maupun penjualan obligasi ke pasar modal.
"Selain itu kita juga mendapatkan dana equity dari pemerintah maupun dana surplus dari operasionalisasi perusahaan," ujarnya.
Sumber : ANT - Kompas, 24.10.09 (editor: Ono)
"Kita sedang mencoba menyusun perencanaan strategis kenaikan sebesar 60 persen menjadi Rp 18 triliun," ujarnya di Jakarta, Jumat. Ia menambahkan, saat ini tingkat pembiayaan pada 2009 baru mencapai Rp 11 triliun dan kenaikan ini juga memperkirakan pertumbuhan kredit sebesar 17-20 persen.
"Kami ke depannya mempunyai alokasi untuk sektor prioritas dalam pembiayaan seperti komoditas ekspor dengan sasaran pasar baru industri strategis yang belum digarap maksimal," ujarnya.
Selain itu, Mahendra juga mengatakan pihaknya memberi prioritas kepada diversifikasi produk dengan target untuk pembiayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Kita turun langsung dan mendukung kegiatan UKM sebagai mitra maupun supplier bagi perusahaan besar untuk kelangsungan perekonomian Indonesia," ujarnya.
Menurut Mahendra, finalisasi dari pembiayaan ini adalah untuk mencari industri strategis dan jasa yang baru seperti perusahaan yang membangun konstruksi bangunan atau perusahaan yang akan mengekspolitasi migas di luar negeri.
Ia menambahkan pihaknya saat ini sebagai lembaga pembiayaan ekspor mendapat dana melalui pinjaman dari luar negeri, pinjaman dari bank-bank komersil maupun penjualan obligasi ke pasar modal.
"Selain itu kita juga mendapatkan dana equity dari pemerintah maupun dana surplus dari operasionalisasi perusahaan," ujarnya.
Sumber : ANT - Kompas, 24.10.09 (editor: Ono)
23 Oktober 2009
[EN-SEA] CSCL Redeploys Idle Ships, Offer Two Asia-Med Loop
CHINA Shipping Container Lines (CSCL) has started offering two weekly Asia-Mediterranean services, restoring the carrier's full west Mediterranean coverage, through a new joint service and slot chartering on a separate service.
For one of the services, CSCL is cooperating with United Arab Shipping Co (UASC) on the Asia-Mediterranean trade lane to provide a joint service based on UASC's existing AMC-1 service.
CSCL has named the new joint service AMX 1, reports AXS-Alphaliner.
The port rotation for the AMX 1 is: La Spezia, Genoa, Fos, Valencia, Port Said, Jeddah, Khor Fakkan, Port Kelang, Singapore, Qingdao, Shanghai, Ningbo, Shekou, Yantian, Singapore, Port Kelang, Port Said, La Spezia. Port Said offers transshipment to the eastern Mediterranean.
The AMX 1 service uses eight 5,600-TEU vessels "taken from the CSCL idle ship pool." It said that six of the ships are believed to be chartered by UASC and the other two ships are operated by CSCL.
"It is unclear where the displaced AMC-1 ships (eight 2,700-4,200 TEUers) from UASC will be employed in the future," Alphaliner said.
CSCL is also said to have begun purchasing slots on the new CKYH Asia-Mediterranean Loop 2, which covers the West Mediterranean trade. CSCL is calling this service the AMX 5.
The port rotation for the AMX 5 service is: Port Said, Piraeus, Genoa, La Spezia, Barcelona, Valencia, Singapore, Shanghai, Ningbo, Xiamen, Kaohsiung, Shenzhen (Shekou), Singapore and back to Port Said.
Source : HKSG, 22.10.09.
For one of the services, CSCL is cooperating with United Arab Shipping Co (UASC) on the Asia-Mediterranean trade lane to provide a joint service based on UASC's existing AMC-1 service.
CSCL has named the new joint service AMX 1, reports AXS-Alphaliner.
The port rotation for the AMX 1 is: La Spezia, Genoa, Fos, Valencia, Port Said, Jeddah, Khor Fakkan, Port Kelang, Singapore, Qingdao, Shanghai, Ningbo, Shekou, Yantian, Singapore, Port Kelang, Port Said, La Spezia. Port Said offers transshipment to the eastern Mediterranean.
The AMX 1 service uses eight 5,600-TEU vessels "taken from the CSCL idle ship pool." It said that six of the ships are believed to be chartered by UASC and the other two ships are operated by CSCL.
"It is unclear where the displaced AMC-1 ships (eight 2,700-4,200 TEUers) from UASC will be employed in the future," Alphaliner said.
CSCL is also said to have begun purchasing slots on the new CKYH Asia-Mediterranean Loop 2, which covers the West Mediterranean trade. CSCL is calling this service the AMX 5.
The port rotation for the AMX 5 service is: Port Said, Piraeus, Genoa, La Spezia, Barcelona, Valencia, Singapore, Shanghai, Ningbo, Xiamen, Kaohsiung, Shenzhen (Shekou), Singapore and back to Port Said.
Source : HKSG, 22.10.09.
[ID-BIZ] Waduh, 92 Persen Bawang Putih Ternyata Impor
JAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata sebagian besar konsumsi bawang putih nasional merupakan hasil impor, hanya secuil saja yang dipenuhi oleh para petani lokal.
"Berdasarkan data dari Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian tahun 2006, kebutuhan bawang putih nasional di Indonesia mencapai 250.000 ton. Dari jumlah tersebut, petani lokal hanya mampu memasok 8 persen dan 92 persen sisanya harus diimpor” ujar Ketua Umum Asosiasi Importir Umbi Lapis Indonesia (AIULI) David Hutapea, di Jakarta, Senin (19/10).
Ia mengatakan kontur tanah dan cuaca yang kurang mendukung menjadi faktor utama petani lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional bawang putih yang terus meningkat setiap tahun.
Untuk itu, para importir mendeklarasikan Asosiasi Importir Umbi Lapis Indonesia (AIULI) sebagai wadah bagi para importir untuk mensuplai umbi lapis bagi nasional. Ia menjamin bawang impor tersebut tidak merugikan petani lokal, justru membantu mensuplai mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Kami tak hanya mengimpor kebutuhan bawang saja, tetapi juga membantu mengekspor bawang tersebut,” ujarnya Ia mengatakan sebanyak 80 persen bawang putih diimpor dari negara Cina, 100 persen bawang Bombay berasal dari Belanda, dan bawang merah diimpor dari Thailand dan Vietnam.
Sampai saat ini, ia tak dapat memastikan harga bawang di pasar, namun ia memastikan harga tersebut jelas lebih mahal sekitar Rp 1.000 rupiah dari harga bawang lokal.
"Tidak tahu sampai kapan kami akan terus mengimpor bawang, namun selama petani lokal masih belum mampu menampung permintaan bawang yang begitu tinggi, kami akan terus mensuplai bawang tersebut," ujarnya.
Sumber : Kompas, 19.10.09 (editor: Edj)
"Berdasarkan data dari Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian tahun 2006, kebutuhan bawang putih nasional di Indonesia mencapai 250.000 ton. Dari jumlah tersebut, petani lokal hanya mampu memasok 8 persen dan 92 persen sisanya harus diimpor” ujar Ketua Umum Asosiasi Importir Umbi Lapis Indonesia (AIULI) David Hutapea, di Jakarta, Senin (19/10).
Ia mengatakan kontur tanah dan cuaca yang kurang mendukung menjadi faktor utama petani lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional bawang putih yang terus meningkat setiap tahun.
Untuk itu, para importir mendeklarasikan Asosiasi Importir Umbi Lapis Indonesia (AIULI) sebagai wadah bagi para importir untuk mensuplai umbi lapis bagi nasional. Ia menjamin bawang impor tersebut tidak merugikan petani lokal, justru membantu mensuplai mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Kami tak hanya mengimpor kebutuhan bawang saja, tetapi juga membantu mengekspor bawang tersebut,” ujarnya Ia mengatakan sebanyak 80 persen bawang putih diimpor dari negara Cina, 100 persen bawang Bombay berasal dari Belanda, dan bawang merah diimpor dari Thailand dan Vietnam.
Sampai saat ini, ia tak dapat memastikan harga bawang di pasar, namun ia memastikan harga tersebut jelas lebih mahal sekitar Rp 1.000 rupiah dari harga bawang lokal.
"Tidak tahu sampai kapan kami akan terus mengimpor bawang, namun selama petani lokal masih belum mampu menampung permintaan bawang yang begitu tinggi, kami akan terus mensuplai bawang tersebut," ujarnya.
Sumber : Kompas, 19.10.09 (editor: Edj)
22 Oktober 2009
[EN-SEA] IRISL : UK Forwarders Warned of Aiding US Trade With Iran
THE British International Freight Association (BIFA) has warned UK forwarders to be aware that US sanctions against Iran may make them subject to penalty if they are found to be helping Americans trade with Iran.
The warning comes a day after the British government laid before Parliament a Statutory Instrument under the Counter-Terrorism Act, requiring the financial services sector to stop trading with the Islamic Republic of Iran Shipping Lines (IRISL) and Iranian Bank Mellat.
"New regulations in the US mean that any American entity facilitating trade with Iran, in any form, could be targeted. We understand that this will bring non-US subcontractors into scope and can apply to worldwide movements not solely those to or from the US," said BIFA.
Companies failing to comply will face possible asset-seizures and restrictions US market access if they arrange shipments or carry restricted cargo to Iran.
BIFA said the issue is "further complicated" by measures to stop the use of Iranian vessels that have been re-registered in other countries.
American authorities are said to have issued a list of 155 ships that may not carry US-origin goods. This means that forwarders and shippers are not permitted to charter these ships nor book cargo on them.
As a result of such action, BIFA is encouraging its members to consult the list to avoid these vessels.The list can be found at: http://www.treas.gov/offices/enforcement/ofac/actions/20080910.shtml
Source : HKSG, 16.10.09.
The warning comes a day after the British government laid before Parliament a Statutory Instrument under the Counter-Terrorism Act, requiring the financial services sector to stop trading with the Islamic Republic of Iran Shipping Lines (IRISL) and Iranian Bank Mellat.
"New regulations in the US mean that any American entity facilitating trade with Iran, in any form, could be targeted. We understand that this will bring non-US subcontractors into scope and can apply to worldwide movements not solely those to or from the US," said BIFA.
Companies failing to comply will face possible asset-seizures and restrictions US market access if they arrange shipments or carry restricted cargo to Iran.
BIFA said the issue is "further complicated" by measures to stop the use of Iranian vessels that have been re-registered in other countries.
American authorities are said to have issued a list of 155 ships that may not carry US-origin goods. This means that forwarders and shippers are not permitted to charter these ships nor book cargo on them.
As a result of such action, BIFA is encouraging its members to consult the list to avoid these vessels.The list can be found at: http://www.treas.gov/offices/enforcement/ofac/actions/20080910.shtml
Source : HKSG, 16.10.09.
[ID-BIZ] Inilah Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengumumkan susunan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10) pukul 22.00.
Berikut ini daftar menteri dan pejabat negara dalam kabinet baru yang akan menjabat pada periode tahun 2009-2014.
1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan
30. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng
Pejabat Negara:
1. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto
2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto
3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal): Gita Wirjawan HIN
Sumber : Kompas, 21.10.09 (editor: wah)
Berikut ini daftar menteri dan pejabat negara dalam kabinet baru yang akan menjabat pada periode tahun 2009-2014.
1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan
30. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng
Pejabat Negara:
1. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto
2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto
3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal): Gita Wirjawan HIN
Sumber : Kompas, 21.10.09 (editor: wah)
21 Oktober 2009
[EN-BIZ] Study Finds Cargo Infrastructure Key to Egyptian Growth
EGYPT's economic growth can be maintained, or even increased by up to two per cent a year, if steps are taken to upgrade transport, storage and logistics infrastructure, according to new research.
Egypt's logistics costs are 20 per cent of GDP compared to 10-12 per cent in developed economies, explained the Frost & Sullivan study, commissioned by Singapore's NOL and its units APL and APL Logistics.
Cutting that down "would help attract foreign direct investment (FDI) and make Egypt a more attractive manufacturing location as well as an international hub for shipping and logistics", said Frost & Sullivan consultant VG Ramakrishnan.
The study, Connecting Egypt: Challenges and Opportunities in Freight Transportation and Logistics, said "growth of bilateral trade and transshipment traffic present major opportunities for Egypt's shipping companies."
But the country's shipping fleet handles less than five per cent of its waterborne trade. The study also called on the country's ports to accelerate productivity and expand port capacity by 30 million tons to meet an expected demand of 274 million tons a year by 2025.
"Egypt has the potential to take a place among the world's leading containerised transshipment hubs, particularly for Europe. Of total container traffic of around 5.4 million TEU in 2008, more than 65 per cent was transit cargo.
Moreover, while the recession contributed to a 22.4 per cent decrease in Egypt's exports in 2008, transshipment traffic recorded double-digit growth." Roads are expected to be the main way freight moves.
They currently handle 80 per cent, prompting the study to call for more investment and development in highways. But the report also urged Egypt to look at "rail over road in terms of reliability, safety and profitability".
Looking at Egyptian inland waterways, the report noted that the Nile River has the "potential to offer low-cost, efficient, environment-friendly freight transportation, which could take pressure off the country's congested roads" as barges are also able to carry far more cargo than trucks and more cheaply than road or rail".
The report added that Egypt's economic growth has exposed areas requiring attention, highlighting its lack of "quality storage and handling facilities offering value-added services has in some cases required international manufacturers to create their own facilities".
Source : HKSG, 15.10.09
Egypt's logistics costs are 20 per cent of GDP compared to 10-12 per cent in developed economies, explained the Frost & Sullivan study, commissioned by Singapore's NOL and its units APL and APL Logistics.
Cutting that down "would help attract foreign direct investment (FDI) and make Egypt a more attractive manufacturing location as well as an international hub for shipping and logistics", said Frost & Sullivan consultant VG Ramakrishnan.
The study, Connecting Egypt: Challenges and Opportunities in Freight Transportation and Logistics, said "growth of bilateral trade and transshipment traffic present major opportunities for Egypt's shipping companies."
But the country's shipping fleet handles less than five per cent of its waterborne trade. The study also called on the country's ports to accelerate productivity and expand port capacity by 30 million tons to meet an expected demand of 274 million tons a year by 2025.
"Egypt has the potential to take a place among the world's leading containerised transshipment hubs, particularly for Europe. Of total container traffic of around 5.4 million TEU in 2008, more than 65 per cent was transit cargo.
Moreover, while the recession contributed to a 22.4 per cent decrease in Egypt's exports in 2008, transshipment traffic recorded double-digit growth." Roads are expected to be the main way freight moves.
They currently handle 80 per cent, prompting the study to call for more investment and development in highways. But the report also urged Egypt to look at "rail over road in terms of reliability, safety and profitability".
Looking at Egyptian inland waterways, the report noted that the Nile River has the "potential to offer low-cost, efficient, environment-friendly freight transportation, which could take pressure off the country's congested roads" as barges are also able to carry far more cargo than trucks and more cheaply than road or rail".
The report added that Egypt's economic growth has exposed areas requiring attention, highlighting its lack of "quality storage and handling facilities offering value-added services has in some cases required international manufacturers to create their own facilities".
Source : HKSG, 15.10.09
[ID-BIZ] Laba Harley-Davidson Inc. turun 84%
Oleh : M. Yunan Hilmi
MILWAUKEE (AP): Harley-Davidson Inc melaporkan laba kuartal ketiga turun 84% menyusul rendahnya pengiriman sepeda motor dan kondisi resesi yang menyulitkan untuk mendapatkan kredit.
Perusahaan juga berencana untuk menghentikan produksi sepeda motor Buell dan akan menjual divisi MV Agusta. Saham Harley turun US$0,76 atau 2,9% menjadi US$25,50 di perdagangan elektronik.
Harley-Davidson yang sudah melakukan pemangkasan produksi dan karyawan tahun ini, mendapatkan laba US$26,5 juta atau US$0,11 per saham sampai 27 September. Angka itu turun dari US$166,5 juta atau US$0,77 per saham tahun lalu.
Penjualan turun 21% menjadi US$1,12 miliar dari US$1,42 miliar. Meski begitu, penurunan penjualan itu tidak sebesar kuartal sebelumnya sebesar 30,1%.Sejumlah analis yang disurvei oleh Thomson Reuters, memproyeksikan laba US$0,21 per saham dengan pendapatan US$1,1 miliar.
Harley-Davidson menjelaskan melemahnya perekonomian telah menghantam kinerja kredit ritel maupun skala besar dari anak usaha Harley-Davidson Financial Services. Kondisi resesi telah membuat perusahaan harus bekerja keras mengatasi sulitnya pasar kredit.(yn)
Sumber : Bisnis Indonesia, 15.10.09.
MILWAUKEE (AP): Harley-Davidson Inc melaporkan laba kuartal ketiga turun 84% menyusul rendahnya pengiriman sepeda motor dan kondisi resesi yang menyulitkan untuk mendapatkan kredit.
Perusahaan juga berencana untuk menghentikan produksi sepeda motor Buell dan akan menjual divisi MV Agusta. Saham Harley turun US$0,76 atau 2,9% menjadi US$25,50 di perdagangan elektronik.
Harley-Davidson yang sudah melakukan pemangkasan produksi dan karyawan tahun ini, mendapatkan laba US$26,5 juta atau US$0,11 per saham sampai 27 September. Angka itu turun dari US$166,5 juta atau US$0,77 per saham tahun lalu.
Penjualan turun 21% menjadi US$1,12 miliar dari US$1,42 miliar. Meski begitu, penurunan penjualan itu tidak sebesar kuartal sebelumnya sebesar 30,1%.Sejumlah analis yang disurvei oleh Thomson Reuters, memproyeksikan laba US$0,21 per saham dengan pendapatan US$1,1 miliar.
Harley-Davidson menjelaskan melemahnya perekonomian telah menghantam kinerja kredit ritel maupun skala besar dari anak usaha Harley-Davidson Financial Services. Kondisi resesi telah membuat perusahaan harus bekerja keras mengatasi sulitnya pasar kredit.(yn)
Sumber : Bisnis Indonesia, 15.10.09.
20 Oktober 2009
[EN-SEA] Berlian Laju Confident Camillo Eitzen is a "Can't Lose Proposition"
Singapore: Berlian Laju Tanker (BLT) Finance Director Kevin Wong tagged the proposed bid for Camillo Eitzen & Co (CECO) as a “can't lose proposition”. Wong explained that BLT is buying in at a substantial discount and moreover when assets are already depressed.
However, all debt is to be on a non-recourse basis, making risk value for BLT limited to the initial equity injection into CECO, which is estimated at $75-80m. BLT’s proposal includes a prolonged moratorium period of about five years, with no fixed debt repayments.
BLT intends to make an all share voluntary offer for 100% of the outstanding shares in CECO. CECO for its part, owns Eitzen Chemical and BLT will likely own just below 50% of Eitzen which Wong said will remain “deconsolidated”.
Wong was speaking at a press conference held in Singapore this morning, in response to the avid media interest in BLT's proposed buy out of the blue chip Norwegian owner. BLT has plans to list on the Oslo stock exchange within the second half of 2010.
BLT currently has 104 tankers with a total of 2.4 dwt and an average age of 7.5 years. BLT is a seaborne liquid bulk cargo transportation specialist and one of the largest chemical tanker operators in the world.
The new entity will operate a fleet of 146 10 chemical tankers, making it by far the largest operator in the world in terms of number of vessels. BLT’s main presence is in Asia.
In 2007, it acquired Chembulk which covers North and South America and now CECO predominantly operates in Europe. The combined entity will have a solid base around the world.
Wong estimated said that the CECO deal, which will give BLT expanded size, geographical footprint and “huge cost savings through economies of scale”, will result in more than a doubling of BLT's revenue next year.
Last year it saw its revenue increase by about 80% after it acquired Chembulk Tamkers. BLT places a a premium on consistent cash flow growth and has seen an annual growth rate of EDITDA in excess of 25% almost every year since 1990 ( with the exception of 2002.)Wong is upbeat .
“We believe a revival in world economic activity will generate strong demand for chemical tankers both through restocking of run-down inventories and higher industrial production.
Source : STA-Online, 15.10.09
PS : Related news, read : o9 Oktober 2009 - [EN-SEA] "Berlian Laju Snaps Up Eitzen".
However, all debt is to be on a non-recourse basis, making risk value for BLT limited to the initial equity injection into CECO, which is estimated at $75-80m. BLT’s proposal includes a prolonged moratorium period of about five years, with no fixed debt repayments.
BLT intends to make an all share voluntary offer for 100% of the outstanding shares in CECO. CECO for its part, owns Eitzen Chemical and BLT will likely own just below 50% of Eitzen which Wong said will remain “deconsolidated”.
Wong was speaking at a press conference held in Singapore this morning, in response to the avid media interest in BLT's proposed buy out of the blue chip Norwegian owner. BLT has plans to list on the Oslo stock exchange within the second half of 2010.
BLT currently has 104 tankers with a total of 2.4 dwt and an average age of 7.5 years. BLT is a seaborne liquid bulk cargo transportation specialist and one of the largest chemical tanker operators in the world.
The new entity will operate a fleet of 146 10 chemical tankers, making it by far the largest operator in the world in terms of number of vessels. BLT’s main presence is in Asia.
In 2007, it acquired Chembulk which covers North and South America and now CECO predominantly operates in Europe. The combined entity will have a solid base around the world.
Wong estimated said that the CECO deal, which will give BLT expanded size, geographical footprint and “huge cost savings through economies of scale”, will result in more than a doubling of BLT's revenue next year.
Last year it saw its revenue increase by about 80% after it acquired Chembulk Tamkers. BLT places a a premium on consistent cash flow growth and has seen an annual growth rate of EDITDA in excess of 25% almost every year since 1990 ( with the exception of 2002.)Wong is upbeat .
“We believe a revival in world economic activity will generate strong demand for chemical tankers both through restocking of run-down inventories and higher industrial production.
Source : STA-Online, 15.10.09
PS : Related news, read : o9 Oktober 2009 - [EN-SEA] "Berlian Laju Snaps Up Eitzen".
[ID-BIZ] Masyarakat Indonesia Baru Bisa Hidup Layak Pada 2016
Masyarakat Indonesia diperkirakan baru bisa menikmati kualitas hidup yang layak pada tahun 2016, atau ketika Indonesia berhasil mencapai PDB (Produk Domestik Bruto) per kapita sebesar US$ 6.000.
Demikian hasil simulasi terhadap dua skenario pertumbuhan PDB per kapita yang dibuat Standard Chartered melalui laporan khususnya tentang Indonesia, yang dikutip detikFinance, Kamis (15/10/2009).
Stanchart membuat dua skenario, Skenario pertama didasarkan pada proyeksi kami terhadap pertumbuhan PDB dan inflasi. Sementara skenario kedua berdasarkan pada compound annual growth rate (CAGR) dari pendapatan per kapita nominal selama periode 2000 hingga 2008.
Hasil simulasinya adalah: Setelah tahun 2020, PDB per kapita nominal Indonesia kira-kira akan 11 kali lebih tinggi dari nilai di tahun 2000 berdasarkan Skenario 1, atau 13 kali lebih tinggi berdasarkan skenario 2.
"PDB per kapita Indonesia diperkirakan akan melewati US$ 6.000 di tahun 2016 berdasarkan Skenario 2, atau di tahun 2017 berdasarkan Skenario 1. US$ 6.000 adalah tingkat pendapatan per kapita yang oleh beberapa ahli ekonomi pembangunan dianggap sebagai ambang batas 'lepas landas' bagi suatu masyarakat untuk menikmati kualitas hidup yang layak," urai laporan tersebut.
PDB per kapita Indonesia berdasarkan skenario tersebut adalah (dalam US$): 200 2005 2008 2009(F) 2014(F) 2020(F) Skenario 1 806,9 1.304,1 2.246,3 2.257,8 4.429,9 8.661,0 Skenario 2 806,9 1.304,1 2.246,3 2.257,5 4.759,6 10.187,3
Saat ini PDB per kapita nominal dan PDB per kapita berdasarkan PPP penduduk Indonesia masih kedua paling rendah di ASEAN-5, sedikit lebih tinggi dari Filipina.
Di tahun 2008, PDB per kapita berdasarkan PPP penduduk Indonesia adalah US$ 3.987 (dalam dolar internasional IMF), atau hanya 8%% dari ukuran yang sama untuk penduduk Singapura.
Sumber : Detikcom, 15.10.09.
Demikian hasil simulasi terhadap dua skenario pertumbuhan PDB per kapita yang dibuat Standard Chartered melalui laporan khususnya tentang Indonesia, yang dikutip detikFinance, Kamis (15/10/2009).
Stanchart membuat dua skenario, Skenario pertama didasarkan pada proyeksi kami terhadap pertumbuhan PDB dan inflasi. Sementara skenario kedua berdasarkan pada compound annual growth rate (CAGR) dari pendapatan per kapita nominal selama periode 2000 hingga 2008.
Hasil simulasinya adalah: Setelah tahun 2020, PDB per kapita nominal Indonesia kira-kira akan 11 kali lebih tinggi dari nilai di tahun 2000 berdasarkan Skenario 1, atau 13 kali lebih tinggi berdasarkan skenario 2.
"PDB per kapita Indonesia diperkirakan akan melewati US$ 6.000 di tahun 2016 berdasarkan Skenario 2, atau di tahun 2017 berdasarkan Skenario 1. US$ 6.000 adalah tingkat pendapatan per kapita yang oleh beberapa ahli ekonomi pembangunan dianggap sebagai ambang batas 'lepas landas' bagi suatu masyarakat untuk menikmati kualitas hidup yang layak," urai laporan tersebut.
PDB per kapita Indonesia berdasarkan skenario tersebut adalah (dalam US$): 200 2005 2008 2009(F) 2014(F) 2020(F) Skenario 1 806,9 1.304,1 2.246,3 2.257,8 4.429,9 8.661,0 Skenario 2 806,9 1.304,1 2.246,3 2.257,5 4.759,6 10.187,3
Saat ini PDB per kapita nominal dan PDB per kapita berdasarkan PPP penduduk Indonesia masih kedua paling rendah di ASEAN-5, sedikit lebih tinggi dari Filipina.
Di tahun 2008, PDB per kapita berdasarkan PPP penduduk Indonesia adalah US$ 3.987 (dalam dolar internasional IMF), atau hanya 8%% dari ukuran yang sama untuk penduduk Singapura.
Sumber : Detikcom, 15.10.09.
19 Oktober 2009
[EN-SEA] PIL's Kota Wajar Boxship Hijacked in Indian Ocean
Singapore: Pacific International Lines (PIL) container vessel, “Kota Wajar”, has been boarded by unidentified men north of the Seychelles in the Indian Ocean.
The Singapore-registered 1,550-teu vessel was positioned at Lat 01o33'S Long 54o52'E on 15 October 2009 at about 1012hrs (Singapore time) at the time of the incident.
The Kota Wajar was on her way from Singapore to Mombasa, Kenya. There are 21 crew confirmed on board the vessel, of which two are Singapore Permanent Residents.
The Maritime and Port Authority of Singapore has stated that it is currently in contact and working with the ship owner and relevant agencies.
Source : STA-Online, 15.10.09.
The Singapore-registered 1,550-teu vessel was positioned at Lat 01o33'S Long 54o52'E on 15 October 2009 at about 1012hrs (Singapore time) at the time of the incident.
The Kota Wajar was on her way from Singapore to Mombasa, Kenya. There are 21 crew confirmed on board the vessel, of which two are Singapore Permanent Residents.
The Maritime and Port Authority of Singapore has stated that it is currently in contact and working with the ship owner and relevant agencies.
Source : STA-Online, 15.10.09.
[ID-OTH] Ayat Tembakau Hilang di DPR
JAKARTA, KOMPAS.com - Penghilangan ayat tentang tembakau dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan terjadi di DPR. Saat Sekretariat Negara menerima berkas RUU tersebut dari DPR untuk pengesahan menjadi undang-undang, ayat tentang tembakau sudah tidak ada.
Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa menegaskan hal tersebut di Jakarta, Selasa (13/10). Mensesneg juga menjelaskan, kasus ini bukan pertama kali terjadi. Kasus serupa pernah terjadi dan diketahui Sekretariat Negara (Setneg).
Menurut Hatta, Setneg menemukan adanya ayat yang hilang saat melakukan pengecekan akhir sebagai prosedur rutin sebelum RUU disahkan menjadi UU.
Dokumen RUU Kesehatan yang diantar dengan surat Ketua DPR kepada Presiden mengenai telah disetujuinya RUU itu untuk dijadikan UU diterima Setneg pada 28 September 2009.
Pada dokumen yang dibundel dengan sampul berlogo DPR ini, Pasal 113 hanya memuat dua dari tiga ayat yang seharusnya ada seperti saat disetujui dalam Rapat Paripurna DPR, 14 September 2009.
”Sebagaimana lazimnya, sebelum dilakukan pengesahan atau persetujuan oleh Presiden, Setneg melakukan pengecekan detail, ayat per ayat, pasal per pasal. Dari situ, kami temukan pada Pasal 113, Ayat (2) hilang,” ujar Hatta.
Menindaklanjuti hilangnya ayat itu, Setneg meminta klarifikasi ke Departemen Kesehatan dan Komisi IX DPR.
Berita acara klarifikasi untuk mengembalikan Ayat (2) Pasal 113, sesuai dokumen yang disetujui rapat paripurna, sudah ditandatangani oleh Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning dan Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan Faiq Bahfen, tertanggal Selasa kemarin.
Untuk mengesahkan RUU ini menjadi UU Kesehatan dan diundangkan di Lembar Negara, Setneg akan menyerahkan dokumen RUU, yang sudah bersampul dengan logo Presiden, untuk diperiksa dan diparaf per halaman oleh Menteri Kesehatan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Mensesneg.
Lalu, barulah RUU ini ditandatangani Presiden dan diundangkan dalam Lembar Negara.
Beberapa kali terjadi
Hatta menyesalkan adanya ayat yang hilang pada dokumen RUU yang disampaikan oleh DPR. Dalam kepemimpinan Hatta di Setneg, ayat yang hilang setelah persetujuan Rapat Paripurna DPR pernah terjadi pula pada dokumen RUU Perkeretaapian dan RUU Tata Ruang.
”Setneg selama ini berusaha menjadi gerbang penjaga terakhir dengan melakukan pengecekan detail sebelum proses pengesahan,” ujar Hatta.
Menurut dia, hilangnya ayat dalam RUU yang sudah disetujui Rapat Paripurna DPR merupakan persoalan yang sangat mendasar. Ia juga pernah membicarakan masalah tersebut dengan Ketua DPR yang ketika itu masih dijabat Agung Laksono. Kenyataannya, persoalan yang sama masih terulang.
”Perlu ada shock therapy karena satu ayat pun bisa jadi dihasilkan setelah berkeringat berdebat berbulan-bulan,” ujarnya.
Pelaku masih misterius
Hilangnya Ayat (2) Pasal 113 dalam RUU Kesehatan yang sudah disetujui dalam Rapat Paripurna DPR, 14 September 2009, masih misterius. Pelakunya belum diketahui secara pasti.
Sekjen DPR Nining Indra Saleh ketika dikonfirmasi pers, Selasa, berkeyakinan bahwa kesalahan ini hanya kesalahan teknis semata, bukan karena unsur kesengajaan, terlebih lagi pengaruh suap dari pihak-pihak yang berkepentingan. ”Kan bisa saja salah ketik,” ucapnya.
Dari sisi prosedural, menurut mantan Sekjen DPR Faisal Djamal, yang biasanya melakukan penyisiran kembali naskah RUU yang telah disetujui dalam rapat paripurna adalah sekretariat komisi atau panitia khusus bersangkutan.
Secara terpisah, mantan Ketua Panitia Khusus UU Kesehatan Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning membantah adanya usaha sengaja menghilangkan Ayat (2) Pasal 113 tentang tembakau sebagai zat adiktif. ”Hilangnya ayat tersebut karena kesalahan teknis belaka,” ujarnya.
Ribka menjelaskan, dia dipanggil unsur pimpinan DPR, Selasa kemarin, guna mengklarifikasi hilangnya ayat.
”Komisi IX pada akhir jabatan kemrungsung membahas lima undang-undang, sedangkan di sekretariat Komisi IX hanya ada ada 19 orang. UU Kesehatan yang dikirim sekretariat kami ke Sekretariat Negara itu draf lama. Tidak ada kesengajaan. Tidak ada masalah berat,” ujar Ribka.
Ribka mengakui, dalam pembahasan RUU Kesehatan terdapat perbedaan pendapat di antara para anggota Komisi IX. ”Fraksi saya yang berbasis petani dan buruh serta sejumlah anggota lain keberatan dengan pasal itu.
Pertimbangannya, pasal itu akan berdampak pada petani tembakau dan buruh. Anggota aliansi petani tembakau di Temanggung juga sempat datang menyampaikan keberatannya,” ujar Ribka.
Sebagian anggota lain setuju ayat itu dimasukkan dengan melihat alasan kesehatan.
”Pada akhirnya disetujui untuk melihat alasan kesehatan saja. Pada saat pengesahan paripurna, ayat itu ada,” kata Ribka.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, mengatakan sah- sah saja jika DPR menyatakan hilangnya ayat itu sebagai kesalahan teknis.
Namun, dampaknya tidak dapat dipandang enteng mengingat jika undang-undang ”terkorupsi” itu lolos, dampaknya akan luas.
Ketua Harian Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Laksmiati A Hanafiah mengatakan, dengan tercantumnya ayat tersebut, konsekuensinya pemerintah harus tegas mengendalikan produk terkait tembakau, mulai dari iklan, kadar nikotin dan tar, ruang-ruang khusus penggunaan produk tembakau, sampai batasan usia pengguna. (DAY/SUT/INE/THY)
Sumber : Kompas, 14.10.09.
Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa menegaskan hal tersebut di Jakarta, Selasa (13/10). Mensesneg juga menjelaskan, kasus ini bukan pertama kali terjadi. Kasus serupa pernah terjadi dan diketahui Sekretariat Negara (Setneg).
Menurut Hatta, Setneg menemukan adanya ayat yang hilang saat melakukan pengecekan akhir sebagai prosedur rutin sebelum RUU disahkan menjadi UU.
Dokumen RUU Kesehatan yang diantar dengan surat Ketua DPR kepada Presiden mengenai telah disetujuinya RUU itu untuk dijadikan UU diterima Setneg pada 28 September 2009.
Pada dokumen yang dibundel dengan sampul berlogo DPR ini, Pasal 113 hanya memuat dua dari tiga ayat yang seharusnya ada seperti saat disetujui dalam Rapat Paripurna DPR, 14 September 2009.
”Sebagaimana lazimnya, sebelum dilakukan pengesahan atau persetujuan oleh Presiden, Setneg melakukan pengecekan detail, ayat per ayat, pasal per pasal. Dari situ, kami temukan pada Pasal 113, Ayat (2) hilang,” ujar Hatta.
Menindaklanjuti hilangnya ayat itu, Setneg meminta klarifikasi ke Departemen Kesehatan dan Komisi IX DPR.
Berita acara klarifikasi untuk mengembalikan Ayat (2) Pasal 113, sesuai dokumen yang disetujui rapat paripurna, sudah ditandatangani oleh Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning dan Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan Faiq Bahfen, tertanggal Selasa kemarin.
Untuk mengesahkan RUU ini menjadi UU Kesehatan dan diundangkan di Lembar Negara, Setneg akan menyerahkan dokumen RUU, yang sudah bersampul dengan logo Presiden, untuk diperiksa dan diparaf per halaman oleh Menteri Kesehatan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Mensesneg.
Lalu, barulah RUU ini ditandatangani Presiden dan diundangkan dalam Lembar Negara.
Beberapa kali terjadi
Hatta menyesalkan adanya ayat yang hilang pada dokumen RUU yang disampaikan oleh DPR. Dalam kepemimpinan Hatta di Setneg, ayat yang hilang setelah persetujuan Rapat Paripurna DPR pernah terjadi pula pada dokumen RUU Perkeretaapian dan RUU Tata Ruang.
”Setneg selama ini berusaha menjadi gerbang penjaga terakhir dengan melakukan pengecekan detail sebelum proses pengesahan,” ujar Hatta.
Menurut dia, hilangnya ayat dalam RUU yang sudah disetujui Rapat Paripurna DPR merupakan persoalan yang sangat mendasar. Ia juga pernah membicarakan masalah tersebut dengan Ketua DPR yang ketika itu masih dijabat Agung Laksono. Kenyataannya, persoalan yang sama masih terulang.
”Perlu ada shock therapy karena satu ayat pun bisa jadi dihasilkan setelah berkeringat berdebat berbulan-bulan,” ujarnya.
Pelaku masih misterius
Hilangnya Ayat (2) Pasal 113 dalam RUU Kesehatan yang sudah disetujui dalam Rapat Paripurna DPR, 14 September 2009, masih misterius. Pelakunya belum diketahui secara pasti.
Sekjen DPR Nining Indra Saleh ketika dikonfirmasi pers, Selasa, berkeyakinan bahwa kesalahan ini hanya kesalahan teknis semata, bukan karena unsur kesengajaan, terlebih lagi pengaruh suap dari pihak-pihak yang berkepentingan. ”Kan bisa saja salah ketik,” ucapnya.
Dari sisi prosedural, menurut mantan Sekjen DPR Faisal Djamal, yang biasanya melakukan penyisiran kembali naskah RUU yang telah disetujui dalam rapat paripurna adalah sekretariat komisi atau panitia khusus bersangkutan.
Secara terpisah, mantan Ketua Panitia Khusus UU Kesehatan Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning membantah adanya usaha sengaja menghilangkan Ayat (2) Pasal 113 tentang tembakau sebagai zat adiktif. ”Hilangnya ayat tersebut karena kesalahan teknis belaka,” ujarnya.
Ribka menjelaskan, dia dipanggil unsur pimpinan DPR, Selasa kemarin, guna mengklarifikasi hilangnya ayat.
”Komisi IX pada akhir jabatan kemrungsung membahas lima undang-undang, sedangkan di sekretariat Komisi IX hanya ada ada 19 orang. UU Kesehatan yang dikirim sekretariat kami ke Sekretariat Negara itu draf lama. Tidak ada kesengajaan. Tidak ada masalah berat,” ujar Ribka.
Ribka mengakui, dalam pembahasan RUU Kesehatan terdapat perbedaan pendapat di antara para anggota Komisi IX. ”Fraksi saya yang berbasis petani dan buruh serta sejumlah anggota lain keberatan dengan pasal itu.
Pertimbangannya, pasal itu akan berdampak pada petani tembakau dan buruh. Anggota aliansi petani tembakau di Temanggung juga sempat datang menyampaikan keberatannya,” ujar Ribka.
Sebagian anggota lain setuju ayat itu dimasukkan dengan melihat alasan kesehatan.
”Pada akhirnya disetujui untuk melihat alasan kesehatan saja. Pada saat pengesahan paripurna, ayat itu ada,” kata Ribka.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, mengatakan sah- sah saja jika DPR menyatakan hilangnya ayat itu sebagai kesalahan teknis.
Namun, dampaknya tidak dapat dipandang enteng mengingat jika undang-undang ”terkorupsi” itu lolos, dampaknya akan luas.
Ketua Harian Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Laksmiati A Hanafiah mengatakan, dengan tercantumnya ayat tersebut, konsekuensinya pemerintah harus tegas mengendalikan produk terkait tembakau, mulai dari iklan, kadar nikotin dan tar, ruang-ruang khusus penggunaan produk tembakau, sampai batasan usia pengguna. (DAY/SUT/INE/THY)
Sumber : Kompas, 14.10.09.
18 Oktober 2009
[EN-SEA] Indonesia, Malaysia and Singapore Cooperate for Straits Safety Fund
Singapore: Indonesia , Malaysia and Singapore have concluded a Joint Technical Arrangement (JTA) with the International Maritime Organization (IMO) to institutionalise an IMO Trust Fund that supports co-operation among stakeholders towards enhancing safety and marine environment protection in the Straits of Malacca and Singapore .
The Fund benefits from an initial contribution of US$1million from Greece and marks yet another step forward in operationalising UNCLOS provision for international co-operation in the maintenance of straits used for international navigation since the establishment of the historic Co-operative Mechanism in 2007.
The JTA was signed during the opening of 2nd Co-operative Forum hosted by Singapore . Singapore 's Transport Minister Raymond Lim said “the key feature of the Co-operation Forum is to provide a platform where the littoral states, as well as key users of the Straits can meet, exchange views, and explore collaborations.
I am told an increasing number of user States are requesting to make presentations at this Forum. I find this readiness to share best-practices and the cross-fertilisation of ideas encouraging.
”To date, the Aids to Navigation Fund (or ANF) has received a total of some US$7.3 million, in both pledged and actual contributions. Its list of contributors is increasing, and includes Japan , the Nippon Foundation, the United Arab Emirates , the Middle East Navigation Service and the Malacca Strait Council.
The Japanese Shipowners’ Association and the Republic of Korea have also indicated their intention to contribute.
Source : STA-Online, 13.10.09.
The Fund benefits from an initial contribution of US$1million from Greece and marks yet another step forward in operationalising UNCLOS provision for international co-operation in the maintenance of straits used for international navigation since the establishment of the historic Co-operative Mechanism in 2007.
The JTA was signed during the opening of 2nd Co-operative Forum hosted by Singapore . Singapore 's Transport Minister Raymond Lim said “the key feature of the Co-operation Forum is to provide a platform where the littoral states, as well as key users of the Straits can meet, exchange views, and explore collaborations.
I am told an increasing number of user States are requesting to make presentations at this Forum. I find this readiness to share best-practices and the cross-fertilisation of ideas encouraging.
”To date, the Aids to Navigation Fund (or ANF) has received a total of some US$7.3 million, in both pledged and actual contributions. Its list of contributors is increasing, and includes Japan , the Nippon Foundation, the United Arab Emirates , the Middle East Navigation Service and the Malacca Strait Council.
The Japanese Shipowners’ Association and the Republic of Korea have also indicated their intention to contribute.
Source : STA-Online, 13.10.09.
[ID-OTH] Inikah Saatnya Berhenti Bekerja ?
(Tindakan yang sopan dan bijaksana seharusnya ditunjukkan oleh seorang atasan yang baik. Bukan sikap merendahkan bawahannya).
KOMPAS.com - Idealnya kita harus mensyukuri apa yang kita miliki, termasuk pekerjaan yang kita geluti sekarang. Tetapi, apakah pekerjaan yang Anda miliki patut dipertahankan ketika segala sesuatu yang terjadi di kantor membuat Anda malas berangkat bekerja?
Sebab ketika terjebak untuk bekerja dengan posisi yang tak disukai, kita tak hanya frustrasi, tetapi juga membuat pertumbuhan kehidupan profesional kita terhenti. Simaklah tanda-tanda berikut, untuk melihat bahwa sudah saatnya Anda mencari tempat bekerja yang baru.
1. Perusahaan sedang kesulitan
Bisa saja Anda sudah kerasan dengan teman kerja yang ada, atau gaji yang lebih dari cukup. Namun, kesulitan keuangan atau kesalahan manajemen dalam mengelola perusahaan bisa dengan mudahnya merusak karier Anda dalam sekejap.
Karenanya, jika Anda mulai mendengar rumor tentang kesulitan yang dihadapi perusahaan, atau akan dilakukannya pemutusan hubungan kerja, amat disarankan untuk mulai waspada. Namun, ada baiknya untuk tetap menghadapi keadaan dengan kepala dingin.
Dalam situasi perubahan, rumor bisa saja terlontar tanpa dapat dipastikan kebenarannya. Karena itu, sebaiknya Anda mempertanyakan validitas informasi yang Anda dengar. Carilah kebenarannya ke pihak yang berwenang dan terpercaya di kantor Anda.
2. Anda dan atasan tidak akur
Sudah sewajarnya atasan Anda akan memiliki dampak besar terhadap kesuksesan profesionalitas Anda. Ia yang memberi tugas dan menilai pekerjaan Anda. Karenanya, jika Anda terlalu sering membantah perkataannya, atau tidak menunjukkan integritas yang baik, sudah bisa dipastikan karier Anda berada di ujung tombak.
Namun ketika Anda sudah bekerja keras dan hasilnya baik, sikap Anda tidak tercela, namun atasan tetap tidak menyukai Anda, ada baiknya untuk berpikir ulang mengenai posisi Anda di sana.
Ada beberapa sikap tercela atasan yang tidak bisa ditolerir, misalnya, si atasan memfitnah Anda melakukan tindakan amat buruk, atau ia tidak obyektif terhadap pekerjaan Anda, atau merendahkan Anda di hadapan banyak orang.
Jika beberapa hal tersebut adalah penyebabnya, maka persoalannya tak bisa dianggap sepele. Namun jika Anda dan si atasan tidak memiliki pandangan yang sama karena masalah komunikasi, atau ia tidak memberikan arahan dalam pekerjaan, atau masalah lain yang sebenarnya bisa diselesaikan lewat kesepakatan bersama, maka Anda masih bisa bekerja di sana.
Anda memang tak perlu menjadi sahabat karib untuk bisa bekerja sama dengan baik di bawah bos, tapi hubungan yang baik dan saling terbuka akan menghasilkan kerjasama yang baik.
3. Tak ada perkembangan karier yang menjanjikan
Mengerjakan hal yang sama, berulang-ulang, bertahun-tahun, tanpa ada perubahan atau peningkatan hanya akan menumpulkan otak Anda. Apalagi ketika pekerjaan yang Anda lakukan sebenarnya di luar gairah Anda.
Jika ini terjadi, maka perkembangan karier Anda akan cenderung stagnan. Wajar jika Anda merasa bosan dan tidak nyaman. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, coba bicarakan dengan atasan Anda mengenai kejenuhan Anda.
Katakan padanya bahwa Anda butuh tantangan di atmosfer yang berbeda. Tanyakan apakah ada kemungkinan untuk pindah divisi atau mendapatkan tanggung jawab yang baru? Jika Anda tak menemukan jalan keluar untuk mengatasi kondisi tersebut, mungkin saatnya untuk pindah tempat kerja.
Pastikan Anda sudah punya tempat bekerja baru sebelum total berhenti bekerja. Karena ketika seseorang sudah terbiasa menerima pekerjaan dan pemasukan tetap, dan tiba-tiba semua itu terhenti, ia bisa mengalami kesulitan menyesuaikan dirinya.
4. Tak lagi nyaman
Kompetisi memang baik untuk mendorong seseorang mencapai posisi puncak atau menggapai titik tertinggi. Namun, ketika kompetisi sudah mulai menyakiti satu sama lain, maka hal tersebut sudah tak lagi sehat.
Misal, salah satu teman kerja mencuri ide Anda atau mengambil pujian atas hasil kerja Anda. Salah satu tanda bahwa Anda sudah waktunya mencari tempat kerja baru adalah ketika kepribadian Anda dan kultur kantor tidak sejalan.
Misal, kantor mengharuskan Anda berjualan dengan segala cara, meski harus curang, sementara Anda memegang nilai kejujuran. Jika ketidaknyamanan sudah melibatkan masalah serius, seperti etika atau nilai-nilai yang Anda pegang, maka Anda akan menemukan kesulitan untuk meneruskan karier Anda di sana.
Sebelum memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang sekarang, sebaiknya pertimbangkan apakah ada kemungkinan transfer internal -khususnya jika sebenarnya secara umum Anda menyukai perusahaan itu.
Coba bicarakan dengan kolega lain yang ada di departemen lain, atau bagian sumber daya manusia (SDM) mengenai potensi pemindahan bagian. Jika memang sudah tak ada lagi yang bisa Anda usahakan untuk tetap bekerja di sana, maka silakan lanjutkan pencarian tempat kerja baru Anda.
Setelah memutuskan untuk mencari tempat kerja baru, rincilah apa yang Anda sukai dan tak sukai dari tempat sekarang. Lalu, jadikan daftar tersebut sebagai patokan untuk mencari tempat baru, posisi baru, dan pengalaman baru.
Perhitungkan pula apa sajakah pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kemampuan dan minat Anda. Mintalah masukan dari teman-teman kerja, atau jaringan kerja Anda mengenai pekerjaan yang sekiranya tepat untuk Anda.
Jika mereka pernah mengalami dilema yang sama sebelumnya, mereka bisa memberikan masukan yang berarti. NAD
Sumber: Careerbuilder - Kompas, 17.10.09.
KOMPAS.com - Idealnya kita harus mensyukuri apa yang kita miliki, termasuk pekerjaan yang kita geluti sekarang. Tetapi, apakah pekerjaan yang Anda miliki patut dipertahankan ketika segala sesuatu yang terjadi di kantor membuat Anda malas berangkat bekerja?
Sebab ketika terjebak untuk bekerja dengan posisi yang tak disukai, kita tak hanya frustrasi, tetapi juga membuat pertumbuhan kehidupan profesional kita terhenti. Simaklah tanda-tanda berikut, untuk melihat bahwa sudah saatnya Anda mencari tempat bekerja yang baru.
1. Perusahaan sedang kesulitan
Bisa saja Anda sudah kerasan dengan teman kerja yang ada, atau gaji yang lebih dari cukup. Namun, kesulitan keuangan atau kesalahan manajemen dalam mengelola perusahaan bisa dengan mudahnya merusak karier Anda dalam sekejap.
Karenanya, jika Anda mulai mendengar rumor tentang kesulitan yang dihadapi perusahaan, atau akan dilakukannya pemutusan hubungan kerja, amat disarankan untuk mulai waspada. Namun, ada baiknya untuk tetap menghadapi keadaan dengan kepala dingin.
Dalam situasi perubahan, rumor bisa saja terlontar tanpa dapat dipastikan kebenarannya. Karena itu, sebaiknya Anda mempertanyakan validitas informasi yang Anda dengar. Carilah kebenarannya ke pihak yang berwenang dan terpercaya di kantor Anda.
2. Anda dan atasan tidak akur
Sudah sewajarnya atasan Anda akan memiliki dampak besar terhadap kesuksesan profesionalitas Anda. Ia yang memberi tugas dan menilai pekerjaan Anda. Karenanya, jika Anda terlalu sering membantah perkataannya, atau tidak menunjukkan integritas yang baik, sudah bisa dipastikan karier Anda berada di ujung tombak.
Namun ketika Anda sudah bekerja keras dan hasilnya baik, sikap Anda tidak tercela, namun atasan tetap tidak menyukai Anda, ada baiknya untuk berpikir ulang mengenai posisi Anda di sana.
Ada beberapa sikap tercela atasan yang tidak bisa ditolerir, misalnya, si atasan memfitnah Anda melakukan tindakan amat buruk, atau ia tidak obyektif terhadap pekerjaan Anda, atau merendahkan Anda di hadapan banyak orang.
Jika beberapa hal tersebut adalah penyebabnya, maka persoalannya tak bisa dianggap sepele. Namun jika Anda dan si atasan tidak memiliki pandangan yang sama karena masalah komunikasi, atau ia tidak memberikan arahan dalam pekerjaan, atau masalah lain yang sebenarnya bisa diselesaikan lewat kesepakatan bersama, maka Anda masih bisa bekerja di sana.
Anda memang tak perlu menjadi sahabat karib untuk bisa bekerja sama dengan baik di bawah bos, tapi hubungan yang baik dan saling terbuka akan menghasilkan kerjasama yang baik.
3. Tak ada perkembangan karier yang menjanjikan
Mengerjakan hal yang sama, berulang-ulang, bertahun-tahun, tanpa ada perubahan atau peningkatan hanya akan menumpulkan otak Anda. Apalagi ketika pekerjaan yang Anda lakukan sebenarnya di luar gairah Anda.
Jika ini terjadi, maka perkembangan karier Anda akan cenderung stagnan. Wajar jika Anda merasa bosan dan tidak nyaman. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, coba bicarakan dengan atasan Anda mengenai kejenuhan Anda.
Katakan padanya bahwa Anda butuh tantangan di atmosfer yang berbeda. Tanyakan apakah ada kemungkinan untuk pindah divisi atau mendapatkan tanggung jawab yang baru? Jika Anda tak menemukan jalan keluar untuk mengatasi kondisi tersebut, mungkin saatnya untuk pindah tempat kerja.
Pastikan Anda sudah punya tempat bekerja baru sebelum total berhenti bekerja. Karena ketika seseorang sudah terbiasa menerima pekerjaan dan pemasukan tetap, dan tiba-tiba semua itu terhenti, ia bisa mengalami kesulitan menyesuaikan dirinya.
4. Tak lagi nyaman
Kompetisi memang baik untuk mendorong seseorang mencapai posisi puncak atau menggapai titik tertinggi. Namun, ketika kompetisi sudah mulai menyakiti satu sama lain, maka hal tersebut sudah tak lagi sehat.
Misal, salah satu teman kerja mencuri ide Anda atau mengambil pujian atas hasil kerja Anda. Salah satu tanda bahwa Anda sudah waktunya mencari tempat kerja baru adalah ketika kepribadian Anda dan kultur kantor tidak sejalan.
Misal, kantor mengharuskan Anda berjualan dengan segala cara, meski harus curang, sementara Anda memegang nilai kejujuran. Jika ketidaknyamanan sudah melibatkan masalah serius, seperti etika atau nilai-nilai yang Anda pegang, maka Anda akan menemukan kesulitan untuk meneruskan karier Anda di sana.
Sebelum memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang sekarang, sebaiknya pertimbangkan apakah ada kemungkinan transfer internal -khususnya jika sebenarnya secara umum Anda menyukai perusahaan itu.
Coba bicarakan dengan kolega lain yang ada di departemen lain, atau bagian sumber daya manusia (SDM) mengenai potensi pemindahan bagian. Jika memang sudah tak ada lagi yang bisa Anda usahakan untuk tetap bekerja di sana, maka silakan lanjutkan pencarian tempat kerja baru Anda.
Setelah memutuskan untuk mencari tempat kerja baru, rincilah apa yang Anda sukai dan tak sukai dari tempat sekarang. Lalu, jadikan daftar tersebut sebagai patokan untuk mencari tempat baru, posisi baru, dan pengalaman baru.
Perhitungkan pula apa sajakah pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kemampuan dan minat Anda. Mintalah masukan dari teman-teman kerja, atau jaringan kerja Anda mengenai pekerjaan yang sekiranya tepat untuk Anda.
Jika mereka pernah mengalami dilema yang sama sebelumnya, mereka bisa memberikan masukan yang berarti. NAD
Sumber: Careerbuilder - Kompas, 17.10.09.
17 Oktober 2009
[EN-SEA] IRISL Still Free to Trade in UK
David Osler - Tuesday 13 October 2009
ISLAMIC Republic of Iran Shipping Line ’s British subsidiaries IRISL UK and Irinvestship, with offices in London , Liverpool and Felixstowe, can continue to operate legally in this country despite Monday’s ban on the provision of financial services to the parent company, the Treasury has confirmed to Lloyd’s List.
An IRISL UK representative in London said that she was aware of no communication from the British government restricting activities. It remains unclear whether IRISL has any recourse to shipfinance from UK sources, but being partly owned by the Iranian state, it would have no obvious necessity to do so.
One potential impact of the decision is that hull underwriters are now formally banned from writing IRISL business, but as far as Lloyd’s is aware, none of them does so anyhow, and the move is unlikely to make any practical difference.
Nor does the ruling prevent British companies such as multinational agency chains supplying services to shipowners at locations around the world, although some of them may choose not to do so.
The developments suggest that the announcement of a tough line against the company, which is accused of transporting goods for Iran ’s ballistic missile programme and its alleged nuclear weapons programme, will overall have little teeth and may be intended largely for show.
The Treasury order — a so-called direction, made by the Treasury under the Counter-Terrorism Act 2008 — also forbids transactions with Bank Mellat, an Iranian bank.
Mark Dunn, a risk and compliance specialist at LexisNexis, said that the legislation was specifically aimed at financial services, but could have indirect effects on financial services users, such as shipping concerns.
“There are different flavours of the directions that may come from government, but they have made it very clear that no financing is to be offered to these companies without the financial institutions applying for a licence and asking whether they can do business or not,” he said.
As only financial services are covered, nothing stops the provision of agency services, Mr Dunn added. IRISL is on the US list of Iranian entities under full rather than limited sanctions, but not on the equivalent UK list.
A Treasury representative confirmed that the direction was aimed solely at IRISL, and that IRISL UK and Irinvestship would be allowed to continue to operate, as they were subsidiaries and therefore not covered by the legislation.
“We’re not shutting [the agencies] down. We are saying people cannot trade with them. If you needed to pay for something or a service provided, you would be unable to do so.”
Nor is IRISL UK ’s bank account affected by the direction, which was an order to cease financial services business but not an asset freeze.
Asked if the Treasury whether it knew of any British companies providing financial services to IRISL, the spokesman said the matter could not be discussed. “I can’t go into details. I am pretty much not saying yes and I’m not saying no,” he added.
Lloyd’s of London said that it is almost entirely confident that there is no exposure whatsoever to IRISL. “We have told the underwriters that if you are involved, you have to stop. But we have taken a look into our own records and there is unlikely to be any material exposure at all.”
In March this year, Lloyd’s List revealed that IRISL had changed the names of more than 40 of its vessels since US Treasury’s Department’s Office of Foreign Assets Control instituted sanctions against it in 2008.
Many vessels bearing politically-charged names were redesignated after flowers. For instance, boxship New State now trades as Dandelion.
Iran has long been a target of US sanctions, with relations poor since the Iranian revolution of 1979. In September 2008, OFAC named IRISL and 17 allegedly linked entities as providing logistics services to Iran ’s Ministry of Defence.
Source : Lloyd’s List, 13.10.09
ISLAMIC Republic of Iran Shipping Line ’s British subsidiaries IRISL UK and Irinvestship, with offices in London , Liverpool and Felixstowe, can continue to operate legally in this country despite Monday’s ban on the provision of financial services to the parent company, the Treasury has confirmed to Lloyd’s List.
An IRISL UK representative in London said that she was aware of no communication from the British government restricting activities. It remains unclear whether IRISL has any recourse to shipfinance from UK sources, but being partly owned by the Iranian state, it would have no obvious necessity to do so.
One potential impact of the decision is that hull underwriters are now formally banned from writing IRISL business, but as far as Lloyd’s is aware, none of them does so anyhow, and the move is unlikely to make any practical difference.
Nor does the ruling prevent British companies such as multinational agency chains supplying services to shipowners at locations around the world, although some of them may choose not to do so.
The developments suggest that the announcement of a tough line against the company, which is accused of transporting goods for Iran ’s ballistic missile programme and its alleged nuclear weapons programme, will overall have little teeth and may be intended largely for show.
The Treasury order — a so-called direction, made by the Treasury under the Counter-Terrorism Act 2008 — also forbids transactions with Bank Mellat, an Iranian bank.
Mark Dunn, a risk and compliance specialist at LexisNexis, said that the legislation was specifically aimed at financial services, but could have indirect effects on financial services users, such as shipping concerns.
“There are different flavours of the directions that may come from government, but they have made it very clear that no financing is to be offered to these companies without the financial institutions applying for a licence and asking whether they can do business or not,” he said.
As only financial services are covered, nothing stops the provision of agency services, Mr Dunn added. IRISL is on the US list of Iranian entities under full rather than limited sanctions, but not on the equivalent UK list.
A Treasury representative confirmed that the direction was aimed solely at IRISL, and that IRISL UK and Irinvestship would be allowed to continue to operate, as they were subsidiaries and therefore not covered by the legislation.
“We’re not shutting [the agencies] down. We are saying people cannot trade with them. If you needed to pay for something or a service provided, you would be unable to do so.”
Nor is IRISL UK ’s bank account affected by the direction, which was an order to cease financial services business but not an asset freeze.
Asked if the Treasury whether it knew of any British companies providing financial services to IRISL, the spokesman said the matter could not be discussed. “I can’t go into details. I am pretty much not saying yes and I’m not saying no,” he added.
Lloyd’s of London said that it is almost entirely confident that there is no exposure whatsoever to IRISL. “We have told the underwriters that if you are involved, you have to stop. But we have taken a look into our own records and there is unlikely to be any material exposure at all.”
In March this year, Lloyd’s List revealed that IRISL had changed the names of more than 40 of its vessels since US Treasury’s Department’s Office of Foreign Assets Control instituted sanctions against it in 2008.
Many vessels bearing politically-charged names were redesignated after flowers. For instance, boxship New State now trades as Dandelion.
Iran has long been a target of US sanctions, with relations poor since the Iranian revolution of 1979. In September 2008, OFAC named IRISL and 17 allegedly linked entities as providing logistics services to Iran ’s Ministry of Defence.
Source : Lloyd’s List, 13.10.09
[ID-LHS] Peran Klorofil Yang Unik Dalam Buah Kiwi
KOMPAS.com — Umumnya buah-buahan berubah warna dari hijau (saat masih muda) menjadi kuning, oranye, atau merah (setelah matang). Hanya beberapa jenis buah yang tetap berwarna hijau saat matang. Satu di antaranya adalah kiwi.
Warna hijau tersebut disebabkan oleh kadar pigmen klorofil yang tetap tidak berubah dalam proses pematangannya. Bahan pangan yang mengandung banyak klorofil umumnya merupakan sumber magnesium yang baik.
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa klorofil mempunyai sifat antimutagenik (mencegah penyebaran gen penyebab kanker). Sifat ini terjadi karena klorofil dapat menghambat reaksi pengikatan senyawa karsinogen dengan DNA, dan menangkal reaksi senyawa radikal.
Klorofil juga dapat melindungi sistem kekebalan tubuh melalui kemampuannya meredam reaktivitas senyawa radikal.Suatu penelitian menunjukkan bahwa klorofilin, yaitu zat turunan klorofil, mampu mengikat aflatoksin B1 yang dapat menghambat terjadinya kanker hati.
Hasil penelitian Benitez dan Wens (1996) menunjukkan bahwa klorofilin sangat efektif menurunkan anion superoksida (jenis radikal bebas), yang kemampuannya lebih tinggi dibandingkan dengan betakaroten ataupun vitamin C.
Kiwi juga mengandung inositol, yang berperan penting dalam respons intraseluler terhadap hormon dan neurotransmiter.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen inositol membantu fungsi paru-paru pada bayi yang lahir prematur dan orang dewasa yang mengalami depresi. Kiwi juga mengandung serotonin, yaitu zat yang menimbulkan efek tenang.
Sumber: Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, Prof Dr Made Astawan - Kompas, 10.10.09.
Warna hijau tersebut disebabkan oleh kadar pigmen klorofil yang tetap tidak berubah dalam proses pematangannya. Bahan pangan yang mengandung banyak klorofil umumnya merupakan sumber magnesium yang baik.
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa klorofil mempunyai sifat antimutagenik (mencegah penyebaran gen penyebab kanker). Sifat ini terjadi karena klorofil dapat menghambat reaksi pengikatan senyawa karsinogen dengan DNA, dan menangkal reaksi senyawa radikal.
Klorofil juga dapat melindungi sistem kekebalan tubuh melalui kemampuannya meredam reaktivitas senyawa radikal.Suatu penelitian menunjukkan bahwa klorofilin, yaitu zat turunan klorofil, mampu mengikat aflatoksin B1 yang dapat menghambat terjadinya kanker hati.
Hasil penelitian Benitez dan Wens (1996) menunjukkan bahwa klorofilin sangat efektif menurunkan anion superoksida (jenis radikal bebas), yang kemampuannya lebih tinggi dibandingkan dengan betakaroten ataupun vitamin C.
Kiwi juga mengandung inositol, yang berperan penting dalam respons intraseluler terhadap hormon dan neurotransmiter.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen inositol membantu fungsi paru-paru pada bayi yang lahir prematur dan orang dewasa yang mengalami depresi. Kiwi juga mengandung serotonin, yaitu zat yang menimbulkan efek tenang.
Sumber: Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, Prof Dr Made Astawan - Kompas, 10.10.09.
16 Oktober 2009
[EN-SEA] TICT's Dar CT Monopoly Ends, But Port Decongestion Need Rail Fix
A DEAL between the Tanzanian government and the Tanzania International Container Terminal (Ticts) to end its monopoly over Dar es Salaam terminal operations has been signed, but it is not expected to end crippling port congestion, says the Dar es Salaam Citizen.
Ticts has long been blamed for chronic port congestion, with parliament voting to terminate the contract, which gave the company exclusivity rights for 25 years.
Amending, rather than ending the contract, thus opening the door to rivals, has been estimated to cost the government TSH1 trillion (US$762 million) in damages and other penalties.
Ticts was first awarded a 10-year in 2000, but this was extended in 2004 to cover another 15 years, giving the company 25 years of exclusive container handling rights at the port, the gateway to the sea for about eight landlocked east and central African countries, including Uganda and Zambia.
But congestion has less to do with the management of container terminal than the state of rail infrastructure, the absence of which, delays landside deliveries from the port, said the newspaper.
European Union (EU) head of delegation Tim Clarke said improving infrastructure is crucial for efficiency at the harbour. Speaking at an infrastructure workshop, Mr Clarke said revamping the railways, was a prerequisite for decongesting Dar es Salaam Port.
Mr Clarke said the rehabilitation of the railways would not only help Tanzania, but also the landlocked neighbours who depend on port as their gateway to the world. And since containers could more efficiently move by rail, it was necessary to ensure the railway system works.
An anonymous expert told The Citizen: "The government must improve infrastructure, particularly the Tanzania-Zambia Railway Authority (Tazara) and Tanzania Railway Limited (TRL), if cargo is to move faster out of the port."
But Tazara, built with Chinese aid, is without funds and TRL, built by the Germans and the British, is also broke. The Indian company that bought a 25-year TRL management contract, is said to have no money to invest in upgrading rolling stock.
Source : HKSG, 13.10.09
Ticts has long been blamed for chronic port congestion, with parliament voting to terminate the contract, which gave the company exclusivity rights for 25 years.
Amending, rather than ending the contract, thus opening the door to rivals, has been estimated to cost the government TSH1 trillion (US$762 million) in damages and other penalties.
Ticts was first awarded a 10-year in 2000, but this was extended in 2004 to cover another 15 years, giving the company 25 years of exclusive container handling rights at the port, the gateway to the sea for about eight landlocked east and central African countries, including Uganda and Zambia.
But congestion has less to do with the management of container terminal than the state of rail infrastructure, the absence of which, delays landside deliveries from the port, said the newspaper.
European Union (EU) head of delegation Tim Clarke said improving infrastructure is crucial for efficiency at the harbour. Speaking at an infrastructure workshop, Mr Clarke said revamping the railways, was a prerequisite for decongesting Dar es Salaam Port.
Mr Clarke said the rehabilitation of the railways would not only help Tanzania, but also the landlocked neighbours who depend on port as their gateway to the world. And since containers could more efficiently move by rail, it was necessary to ensure the railway system works.
An anonymous expert told The Citizen: "The government must improve infrastructure, particularly the Tanzania-Zambia Railway Authority (Tazara) and Tanzania Railway Limited (TRL), if cargo is to move faster out of the port."
But Tazara, built with Chinese aid, is without funds and TRL, built by the Germans and the British, is also broke. The Indian company that bought a 25-year TRL management contract, is said to have no money to invest in upgrading rolling stock.
Source : HKSG, 13.10.09
[ID-BIZ] Pertumbuhan Ekonomi 2010 Diperkirakan Capai 5-5,5 Persen
JAKARTA, KOMPAS.com-- Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 mendatang diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini atau mencapai 5 persen hingga 5,5 persen menyusul pulihnya kondisi ekonom global.
Demikian disampaikan Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri, Senin (12/10) malam. "Tahun depan menurut saya pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5-5,5 persen," ujarnya, di Jakarta.
Untuk tahun 2009 ini, Chatib memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh sebesar 4 persen hingga 4,5 persen. Faktor utama penyumbang pertumbuhan masih akan didominasi oleh konsumsi lokal dan pemerintah.
Chatib berpendapat, ekspor saat ini masih belum bisa mendorong pertumbuhan meski ekspektasi kinerjanya mulai membaik.
"Ekspor turun tetapi sebetulnya sudah mulai naik," ujarnya. Namun, menurut dia tahun ini Indonesia tidak perlu khawatir tentang ancaman inflasi. Inflasi diprediksi mulai terasa tahun depan yang mencapai 6-7 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai 4,5 persen saja.
"Peningkatakan inflasi pada tahun depan disebabkan oleh harga komoditi yang mulai naik dan kebutuhan Amerika Serikat mencetak uang masih akan dilakukan," tandas Chatib yang juga menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan ini.
Sumber : Kompas, 13.10.09.
Demikian disampaikan Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri, Senin (12/10) malam. "Tahun depan menurut saya pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5-5,5 persen," ujarnya, di Jakarta.
Untuk tahun 2009 ini, Chatib memperkirakan ekonomi hanya akan tumbuh sebesar 4 persen hingga 4,5 persen. Faktor utama penyumbang pertumbuhan masih akan didominasi oleh konsumsi lokal dan pemerintah.
Chatib berpendapat, ekspor saat ini masih belum bisa mendorong pertumbuhan meski ekspektasi kinerjanya mulai membaik.
"Ekspor turun tetapi sebetulnya sudah mulai naik," ujarnya. Namun, menurut dia tahun ini Indonesia tidak perlu khawatir tentang ancaman inflasi. Inflasi diprediksi mulai terasa tahun depan yang mencapai 6-7 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai 4,5 persen saja.
"Peningkatakan inflasi pada tahun depan disebabkan oleh harga komoditi yang mulai naik dan kebutuhan Amerika Serikat mencetak uang masih akan dilakukan," tandas Chatib yang juga menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan ini.
Sumber : Kompas, 13.10.09.
15 Oktober 2009
[EN-BIZ] Global Export Trade Inches Up, But Seasonal Orders On Hold
SEPTEMBER's trade figures from the exporting economies show a slowing decline month-on-month but way below that of 2008, reports "The Wall Street Journal".
Mark Matthews, Asia Pacific strategist with Fox-Pitt Kelton in Hong Kong said the rebound is far a major turnaround, "There is a recovery in trade that is happening, but it's too early to tell if it's the stimulus or a real recovery."
Figures show that export value decline narrowed with Taiwan experiencing a 12.7 per cent drop compared to August's 24.6 per cent; South Korea's saw a 11.1 per cent month on month, 6.6 per cent year on year and its slowest decline since year beginning.
Brazil's exports lift over August was attributed to those for energy and agricultural commodities.
But liberal New York Times columnist and Nobel economics laureate Paul Krugman is gloomy. "When it comes to international trade, it's not the Great Depression, it's worse.
But some are optimistic. Retailers' pessimism may cost them says Russell Napier, a global strategist at CLSA Asia-Pacific Markets, if corporates cut inventory too much, "there is a real possibility of a global toy shortage this Christmas."
With trade figures from the US and China in the coming few days it is a slippery forecast but the International Monetary Fund sees a world trade contraction of 11.9 per cent for 2009 before growth in 2010 of 2.5 per cent.
Source : HKSG, 13.10.09
Mark Matthews, Asia Pacific strategist with Fox-Pitt Kelton in Hong Kong said the rebound is far a major turnaround, "There is a recovery in trade that is happening, but it's too early to tell if it's the stimulus or a real recovery."
Figures show that export value decline narrowed with Taiwan experiencing a 12.7 per cent drop compared to August's 24.6 per cent; South Korea's saw a 11.1 per cent month on month, 6.6 per cent year on year and its slowest decline since year beginning.
Brazil's exports lift over August was attributed to those for energy and agricultural commodities.
But liberal New York Times columnist and Nobel economics laureate Paul Krugman is gloomy. "When it comes to international trade, it's not the Great Depression, it's worse.
But some are optimistic. Retailers' pessimism may cost them says Russell Napier, a global strategist at CLSA Asia-Pacific Markets, if corporates cut inventory too much, "there is a real possibility of a global toy shortage this Christmas."
With trade figures from the US and China in the coming few days it is a slippery forecast but the International Monetary Fund sees a world trade contraction of 11.9 per cent for 2009 before growth in 2010 of 2.5 per cent.
Source : HKSG, 13.10.09
[ID-BIZ] Papua Ditawarkan ke Pihak Investor
Papua tawarkan pabrik semen Rp2,7 triliun
Oleh : Hendri T. Asworo & Fajar Sidik
JAKARTA (Bisnis.com): Gubernur Papua Barnabas Suebu menawarkan proyek pembangunan pabrik semen di Timika senilai Rp2,7 triliun kepada para investor.
Pembangunan pabrik semen kapasitas 1 juta ton itu untuk memenuhi kebutuhan di kawasan Papua, karena selama ini mengandalkan kiriman dari luar Papua, seperti Sulawesi Selatan."Saat ini, PT Freeport sudah siap untuk membiayai Rp1 triliun.
Jadi masih kurang Rp1,7 triliun. Barangkali dari investor yang hadir di sini berminat untuk turut membiayai pabrik ini," katanya dalam forum Papua Investment Day di Jakarta, sore ini.
Dia menjelaskan pembangunan pabrik semen di Timika itu bekerjasama dengan Freeport Indonesia dengan memanfaatkan tailing hasil pembuangan limbah perusahaan tambang emas itu."
Dengan limbah tailing ini semen mempunyai kemampuan kekuatan tiga kali lipat dan dengan harga yang murah sampai tiga kali lipat pula, antara Rp50.000-Rp70.000 per sak," ujarnya.
Namun, menurut dia, dengan kapasitas 1 juta ton itu masih belum bisa memenuhi kebutuhan semen di kawasan Papua. Dia menambahkan dengan produksi itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pembuatan jalan raya.
"Trans Papua saja panjangnya mencapai 6.000 km. Jadi untuk kebutuhan jalan raya saja masih kurang. Kami masih menggundang investor lain untuk mengembangkan pabrik semen di Papua," tambahnya.(yn)
Medco ingin garap proyek pupuk di Papua
Oleh : Hendri T. Asworo & Fajar Sidik
JAKARTA (bisnis.com): Setelah mengembangkan proyek pembangkit listrik, Medco Group berminat menggarap proyek pabrik pupuk di Merauke, Papua.
Chairperson Medco Group Arifin Panigoro mengatakan pengembangan lahan pertanian perlu didukung industri pupuk, apalagi Jepang siap mendorong tanah Papua sebagai lumbung pangan Asia.
"Saya tadi sudah berbicara dengan Ibu Karen [Dirut Pertamina], silakan Pertamina berada di depan untuk pengembangan pabrik pupuk dengan menyokong gas. Kami berada dibelakang," katanya dalam Mandiri Papua Investment Day di Jakarta hari ini.
Menurut dia, apabila dalam pengembangan lahan diambilkan pupuk dari Jawa, harganya akan lebih mahal dan tidak sesuai dengan hasil produksi pertanian.
"Tanah Papua sangat cocok untuk dikembangkan semua jenis pertanian, dari mulai tebu, kelapa sawit, padi dan sebagainya, tapi perlu pendukung selain pabrik pupuk berupa infrastruktur," tambahnya.
Medco Group melalui anak usahanya, Medco Papua Industri Lestari, tengah mengembangkan tanaman pertanian seluas 2.000 hektar di Merauke. Selain itu, divisi perusahaan Medco juga tengah mengembangkan proyek pembangkit listrik biomassa. (tw)
Sumber : Bisnis Indonesia, 08.10.09.
Oleh : Hendri T. Asworo & Fajar Sidik
JAKARTA (Bisnis.com): Gubernur Papua Barnabas Suebu menawarkan proyek pembangunan pabrik semen di Timika senilai Rp2,7 triliun kepada para investor.
Pembangunan pabrik semen kapasitas 1 juta ton itu untuk memenuhi kebutuhan di kawasan Papua, karena selama ini mengandalkan kiriman dari luar Papua, seperti Sulawesi Selatan."Saat ini, PT Freeport sudah siap untuk membiayai Rp1 triliun.
Jadi masih kurang Rp1,7 triliun. Barangkali dari investor yang hadir di sini berminat untuk turut membiayai pabrik ini," katanya dalam forum Papua Investment Day di Jakarta, sore ini.
Dia menjelaskan pembangunan pabrik semen di Timika itu bekerjasama dengan Freeport Indonesia dengan memanfaatkan tailing hasil pembuangan limbah perusahaan tambang emas itu."
Dengan limbah tailing ini semen mempunyai kemampuan kekuatan tiga kali lipat dan dengan harga yang murah sampai tiga kali lipat pula, antara Rp50.000-Rp70.000 per sak," ujarnya.
Namun, menurut dia, dengan kapasitas 1 juta ton itu masih belum bisa memenuhi kebutuhan semen di kawasan Papua. Dia menambahkan dengan produksi itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pembuatan jalan raya.
"Trans Papua saja panjangnya mencapai 6.000 km. Jadi untuk kebutuhan jalan raya saja masih kurang. Kami masih menggundang investor lain untuk mengembangkan pabrik semen di Papua," tambahnya.(yn)
Medco ingin garap proyek pupuk di Papua
Oleh : Hendri T. Asworo & Fajar Sidik
JAKARTA (bisnis.com): Setelah mengembangkan proyek pembangkit listrik, Medco Group berminat menggarap proyek pabrik pupuk di Merauke, Papua.
Chairperson Medco Group Arifin Panigoro mengatakan pengembangan lahan pertanian perlu didukung industri pupuk, apalagi Jepang siap mendorong tanah Papua sebagai lumbung pangan Asia.
"Saya tadi sudah berbicara dengan Ibu Karen [Dirut Pertamina], silakan Pertamina berada di depan untuk pengembangan pabrik pupuk dengan menyokong gas. Kami berada dibelakang," katanya dalam Mandiri Papua Investment Day di Jakarta hari ini.
Menurut dia, apabila dalam pengembangan lahan diambilkan pupuk dari Jawa, harganya akan lebih mahal dan tidak sesuai dengan hasil produksi pertanian.
"Tanah Papua sangat cocok untuk dikembangkan semua jenis pertanian, dari mulai tebu, kelapa sawit, padi dan sebagainya, tapi perlu pendukung selain pabrik pupuk berupa infrastruktur," tambahnya.
Medco Group melalui anak usahanya, Medco Papua Industri Lestari, tengah mengembangkan tanaman pertanian seluas 2.000 hektar di Merauke. Selain itu, divisi perusahaan Medco juga tengah mengembangkan proyek pembangkit listrik biomassa. (tw)
Sumber : Bisnis Indonesia, 08.10.09.
14 Oktober 2009
[ID-SEA] MISC's First Long Term Third Party Charter Hire Commences
Kuala Lumpur: MISC’s latest LNG vessels, Seri Balqis and Seri Balhaf have officially joined the fleet of LNG vessels delivering the gas for the Yemen LNG Project, following the signing of the Protocol of Delivery & Acceptance of the two vessels by MISC Berhad and Yemen LNG Co. Ltd.
The signing also marked the commencement of long term charterparty between the two companies, significant since it is MISC's first long term third party LNG shipping contract.
The signing has been termed “a significant milestone in the company's plan to grow its third party LNG shipping business and to increase its LNG operations beyond its traditional core Asia Pacific routes”.
Upon commencing operations, the two vessels will deliver LNG to TOTAL Gas & Power Ltd, from Yemen to USA, Mexico and major LNG terminals worldwide. Both vessels, with a capacity of 157,000 cbm, were built and delivered in 2009 by Japan's Mitsubishi Heavy Industries.
The contract, signed in December 2005, will see the two vessels being chartered to service Yemen LNG for a period of 20 years, with options for a further 11 years.
With the signing of the Protocol of Delivery & Acceptance, the two vessels are scheduled to make their maiden call to the Balhaf LNG terminal in Yemen end of Q4 2009.
Source : STA-Online, 12.10.09.
The signing also marked the commencement of long term charterparty between the two companies, significant since it is MISC's first long term third party LNG shipping contract.
The signing has been termed “a significant milestone in the company's plan to grow its third party LNG shipping business and to increase its LNG operations beyond its traditional core Asia Pacific routes”.
Upon commencing operations, the two vessels will deliver LNG to TOTAL Gas & Power Ltd, from Yemen to USA, Mexico and major LNG terminals worldwide. Both vessels, with a capacity of 157,000 cbm, were built and delivered in 2009 by Japan's Mitsubishi Heavy Industries.
The contract, signed in December 2005, will see the two vessels being chartered to service Yemen LNG for a period of 20 years, with options for a further 11 years.
With the signing of the Protocol of Delivery & Acceptance, the two vessels are scheduled to make their maiden call to the Balhaf LNG terminal in Yemen end of Q4 2009.
Source : STA-Online, 12.10.09.
[ID-OTH] Indonesia Negara Perokok Terbesar Se-ASEAN
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, F.A Moeloek mengatakan, Indonesia merupakan negara perokok terbesar di lingkungan negara-negara ASEAN. "Hal itu berdasarkan data dari The ASEAN Tobacco Control Report tahun 2007. "
The ASEAN Tobacco Control Report Card tahun 2007 menyebutkan jumlah perokok di ASEAN mencapai 124.691 juta orang dan Indonesia menyumbang perokok terbesar, yakni, 57.563 juta orang atau sekitar 46,16 persen," ungkapnya dalam jumpa pers di Gedung Kebangkitan Nasional Stovia, Jakarta, Minggu (11/10).
Menurutnya, pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia pun, menurutnya, mengalami ketidak berdayaan akibat dari adiksi nikotin rokok.
"Dan kematian akibat konsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun," ujarnya.
Prevalensi perokok di Indonesia kian hari semakin meningkat dan memprihatinkan.
Menurut data yang diperoleh Kompas.com, peningkatan tertinggi perokok di Indonesia terjadi pada kelompok remaja umur 15-19 tahun, yaitu, dari 7,1 persen pada tahun 1995 menjadi 17,3 persen pada tahun 2004, atau naik 144 persen selama 9 tahun.
Tak hanya itu, konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 240 miliar batang atau setara dengan 658 juta batang rokok perhari-nya yang berarti uang senilai Rp 330 miliar 'dibakar' oleh para perokok di Indonesia dalam satu harinya.
Bahkan menurut data Susenas 2006 menunjukan bahwa pengeluaran untuk membeli rokok adalah 5 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan susu (2,3 persen), 2 kali lipat pengeluaran untuk ikan (6,8 persen), dan 17 kali lipat pengeluaran membeli daging (0,7 persen).
Sumber : Kompas, 11.10.09.
NB :
Berita terkait, simak diblog ini [ID-OTH] 11.10.09 – Ladang Tembakau Berpotensi Hasilkan Berbagai Polusi.
The ASEAN Tobacco Control Report Card tahun 2007 menyebutkan jumlah perokok di ASEAN mencapai 124.691 juta orang dan Indonesia menyumbang perokok terbesar, yakni, 57.563 juta orang atau sekitar 46,16 persen," ungkapnya dalam jumpa pers di Gedung Kebangkitan Nasional Stovia, Jakarta, Minggu (11/10).
Menurutnya, pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia pun, menurutnya, mengalami ketidak berdayaan akibat dari adiksi nikotin rokok.
"Dan kematian akibat konsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun," ujarnya.
Prevalensi perokok di Indonesia kian hari semakin meningkat dan memprihatinkan.
Menurut data yang diperoleh Kompas.com, peningkatan tertinggi perokok di Indonesia terjadi pada kelompok remaja umur 15-19 tahun, yaitu, dari 7,1 persen pada tahun 1995 menjadi 17,3 persen pada tahun 2004, atau naik 144 persen selama 9 tahun.
Tak hanya itu, konsumsi rokok di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 240 miliar batang atau setara dengan 658 juta batang rokok perhari-nya yang berarti uang senilai Rp 330 miliar 'dibakar' oleh para perokok di Indonesia dalam satu harinya.
Bahkan menurut data Susenas 2006 menunjukan bahwa pengeluaran untuk membeli rokok adalah 5 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan susu (2,3 persen), 2 kali lipat pengeluaran untuk ikan (6,8 persen), dan 17 kali lipat pengeluaran membeli daging (0,7 persen).
Sumber : Kompas, 11.10.09.
NB :
Berita terkait, simak diblog ini [ID-OTH] 11.10.09 – Ladang Tembakau Berpotensi Hasilkan Berbagai Polusi.
13 Oktober 2009
[EN-AIR] China to More Than Triple Air Fleet by 2028 : Boeing
BOEING'S latest market outlook report forecast that China will more than triple commercial air fleet to 4,610 aircraft by 2028 and take delivery of 3,770 new planes, which is 42 per cent of the entire Asia Pacific market and valued at US$400 billion dollars, Logistics Week reported.
Boeing Commercial Airplanes vice president of marketing Randy Tinset described China as the world's most dynamic market for commercial aircraft.
He said the strong domestic air travel growth in China in the first half of 2009 gives Boeing confidence that the world aviation industry is beginning to recover. Boeing estimated that China will expand its entire fleet to 4,610 as a result of its air travel and air cargo market growth, about the same number of total airplanes operating in Europe today.
China will remain the largest market outside the United States for new aircraft, or at least the next two decades. The report showed that in the global aviation market China will contribute 15 per cent of investment, totalling $3.2 trillion, to buy 29,000 new commercial airplanes.
Among the new Chinese orders, 70 per cent will be for single-aisle planes such as Boeing's Next-Generation 737, which would support the country's fast-growing domestic market. In addition, China will need 790 new twin-aisle aircraft, such as the Boeing 787 Dreamliner and the 777 model, for intermediate flights.
Jumbo jets like the 747, or larger models for long haul, will only make up 75 units of China's orders for international flights, according to Boeing's calculations.
With China's cargo markets leading the global industry, Chinese freight carriers will add about 300 freighter airplanes by 2028, almost quadrupling its total freighter fleet size," Boeing added.
The report also revealed that China's domestic air cargo traffic will be growing at a rate of 9.3 per cent annually in the forecast period, fastest in the world, followed by lines within Asia (7.5 per cent), Asia-North America (6.1 per cent) and Asia-Europe (5.9 per cent).
The world's average increase will be at 5.4 per cent every year, while the rate within North America will be only at 2.4 per cent.
Source : HKSG, 07.10.09
Boeing Commercial Airplanes vice president of marketing Randy Tinset described China as the world's most dynamic market for commercial aircraft.
He said the strong domestic air travel growth in China in the first half of 2009 gives Boeing confidence that the world aviation industry is beginning to recover. Boeing estimated that China will expand its entire fleet to 4,610 as a result of its air travel and air cargo market growth, about the same number of total airplanes operating in Europe today.
China will remain the largest market outside the United States for new aircraft, or at least the next two decades. The report showed that in the global aviation market China will contribute 15 per cent of investment, totalling $3.2 trillion, to buy 29,000 new commercial airplanes.
Among the new Chinese orders, 70 per cent will be for single-aisle planes such as Boeing's Next-Generation 737, which would support the country's fast-growing domestic market. In addition, China will need 790 new twin-aisle aircraft, such as the Boeing 787 Dreamliner and the 777 model, for intermediate flights.
Jumbo jets like the 747, or larger models for long haul, will only make up 75 units of China's orders for international flights, according to Boeing's calculations.
With China's cargo markets leading the global industry, Chinese freight carriers will add about 300 freighter airplanes by 2028, almost quadrupling its total freighter fleet size," Boeing added.
The report also revealed that China's domestic air cargo traffic will be growing at a rate of 9.3 per cent annually in the forecast period, fastest in the world, followed by lines within Asia (7.5 per cent), Asia-North America (6.1 per cent) and Asia-Europe (5.9 per cent).
The world's average increase will be at 5.4 per cent every year, while the rate within North America will be only at 2.4 per cent.
Source : HKSG, 07.10.09
[ID-SEA] Cara Sadis Gerilyawan Somalia Berlakukan Hukuman
NAIROBI, KOMPAS.com - Gerilyawan garis keras al-Shabaab memotong satu kaki dan satu tangan dari dua pemuda yang dituduh menjadi perampok di kota pelabuhan Kismayu, Somalia selatan, Jumat (9/10).
Seorang pria lokal ketiga yang dijatuhi hukuman yang sama hanya dipotong satu kakinya setelah kelompok gerilyawan itu mengetahui bahwa salah satu tangan pria itu cacat.
Al-Shabaab menerapkan hukum sharia Islam yang ketat di sebagian besar wilayah selatan Somalia dan daerah-daerah Mogadishu, ibukota negara tersebut. Jumat, ribuan warga Kismayu berkumpul di sebuah lapangan pusat untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman amputasi itu.
"Mengejutkan. Tidak ada yang tahan menyaksikan hal itu. Mereka berdarah hebat ketika mereka dibawa pergi," kata wanita setempat Asha Bulle kepada Reuters melalui telefon dari lokasi kejadian.
Seorang saksi mata lain, Farah Hussein, mengatakan, penduduk diberi tahu gerilyawan al-Shabaab pada Kamis agar mereka menyaksikan penghukuman itu, dan penduduk di kota pelabuhan tersebut datang untuk melihat pemotongan tangan dan kaki pada Jumat itu.
"Seluruh ketiga orang ini adalah kerabat dekat. Mereka dituduh menghadang sebuah mobil di hutan dan merampoknya," katanya.
Pengadilan Islam yang dikelola para ulama al-Shabaab memerintahkan eksekusi, pencambukan dan amputasi di sebagian besar wilayah Kismayu dan daerah-daerah Mogadishu yang mereka kuasai.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.
Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk sejumlah serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia. Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.
Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh al-Shabaab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.
Washington menyebut al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.
Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.
Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.
Selain pemberontakan berdarah, pemerintah Somalia juga menghadapi rangkaian perompakan di lepas pantai negara itu.
Pemerintah transisi lemah Somalia tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.
Sumber : Antara, Kompas – 10.10.09.
Seorang pria lokal ketiga yang dijatuhi hukuman yang sama hanya dipotong satu kakinya setelah kelompok gerilyawan itu mengetahui bahwa salah satu tangan pria itu cacat.
Al-Shabaab menerapkan hukum sharia Islam yang ketat di sebagian besar wilayah selatan Somalia dan daerah-daerah Mogadishu, ibukota negara tersebut. Jumat, ribuan warga Kismayu berkumpul di sebuah lapangan pusat untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman amputasi itu.
"Mengejutkan. Tidak ada yang tahan menyaksikan hal itu. Mereka berdarah hebat ketika mereka dibawa pergi," kata wanita setempat Asha Bulle kepada Reuters melalui telefon dari lokasi kejadian.
Seorang saksi mata lain, Farah Hussein, mengatakan, penduduk diberi tahu gerilyawan al-Shabaab pada Kamis agar mereka menyaksikan penghukuman itu, dan penduduk di kota pelabuhan tersebut datang untuk melihat pemotongan tangan dan kaki pada Jumat itu.
"Seluruh ketiga orang ini adalah kerabat dekat. Mereka dituduh menghadang sebuah mobil di hutan dan merampoknya," katanya.
Pengadilan Islam yang dikelola para ulama al-Shabaab memerintahkan eksekusi, pencambukan dan amputasi di sebagian besar wilayah Kismayu dan daerah-daerah Mogadishu yang mereka kuasai.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.
Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk sejumlah serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia. Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.
Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh al-Shabaab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.
Washington menyebut al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.
Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.
Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.
Selain pemberontakan berdarah, pemerintah Somalia juga menghadapi rangkaian perompakan di lepas pantai negara itu.
Pemerintah transisi lemah Somalia tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.
Sumber : Antara, Kompas – 10.10.09.
12 Oktober 2009
[EN-SEA] Seattle Lawyer See Changes if Rotterdam Rules Become Sea Law
APART from European objections to the Rotterdam Rules on cargo liability over conflicts with EU transport policy, Seattle law firm Lane Powell has identified a number of new concerns for the shipping community.
The rules, now ratified by 15 countries, with the US signing, the UK in consultation and China supporting but not signing yet, would not come into force until a year after 20 countries ratify what is formally known as the United Nations Convention on Contracts for the International Carriage of Goods Wholly or Partly by Sea .
The Rotterdam Rules would replace the current Hague Rules, Hague-Visby Rules and Hamburg Rules. Full ratification would bring "sweeping changes" to America's Carriage of Goods by Sea Act (COGSA).
"Jurisdiction and arbitration were among the most controversial subjects," said the Seattle legal study. "The Rules in Chapter 14 and 15 provide for forum selection clauses and the binding effect of arbitration clauses or agreements.
The chapters of the Rules permit the contracting state to opt-out of these provisions." Changes in burden-of-proof requirements in negligence cases were also important, said the Seattle lawyers.
The burden is now bestowed solely on the carrier. And where it appears that the injury to cargo is due either to sea peril or negligent stowage, or both, carriers must bear the entire loss of the shipper.
This marks a stark departure from the multi-causation system under the American law under COGSA. The Rotterdam Rules also do not provide an exemption of "error in navigation." Carriers will now not be exempted for damage or loss caused by navigational mishaps.
In cases of fire, however, carriers will no longer need to satisfy conditions to rely on the "immunity from liability" exemption provisions under COGSA. Though notwithstanding the exemption, if the claimant can prove that a carrier is at fault or negligent, liability may still be imposed, said the law firm.
The convention also further extends the due diligence requirement that allows carriers exemption from negligence liability for poor seaworthiness to include inspections during the voyage rather than just prior to the voyage.
The provisions in Chapter 10 on the right of control, meanwhile, exceed the scope of COGSA. Shippers or transport document holders can now instruct the carrier for disposal of the goods. The instructions, however, cannot substantially affect the carrier's performance.
Reimbursements will be imposed in cases where other cargo is lost or damaged. Regarding delays, carriers are now only liable when the goods are not delivered "within the time agreed."
Therefore, absent an agreed delivery time, there would be no delay claim, said the Lane Powell report.
The paper also said it is important to note that due to a redefining of the COGSA's interpretation of what a maritime performing party is, railroad and other inland carriers will not be protected under the Rotterdam Rules if they do not provide services exclusively within a port area.
The convention also redefines what a constitutes a "package." The resulting provision will include smaller units than those under COGSA. This will likely result in higher compensation amounts for limitation of liability.
The last point relates to the scope of the convention, which covers both negotiable and non-negotiable transport documents, but not charter parties or other contracts for use of space on a ship.
As per Article 12, a carrier's period of responsibility now commences from the receipt of the goods for carriage and ends when the goods are delivered. The inclusion of door-to-door coverage is now beyond the COGSA's tackle-to-tackle coverage.
Source : HKSG, 07.10.09
The rules, now ratified by 15 countries, with the US signing, the UK in consultation and China supporting but not signing yet, would not come into force until a year after 20 countries ratify what is formally known as the United Nations Convention on Contracts for the International Carriage of Goods Wholly or Partly by Sea .
The Rotterdam Rules would replace the current Hague Rules, Hague-Visby Rules and Hamburg Rules. Full ratification would bring "sweeping changes" to America's Carriage of Goods by Sea Act (COGSA).
"Jurisdiction and arbitration were among the most controversial subjects," said the Seattle legal study. "The Rules in Chapter 14 and 15 provide for forum selection clauses and the binding effect of arbitration clauses or agreements.
The chapters of the Rules permit the contracting state to opt-out of these provisions." Changes in burden-of-proof requirements in negligence cases were also important, said the Seattle lawyers.
The burden is now bestowed solely on the carrier. And where it appears that the injury to cargo is due either to sea peril or negligent stowage, or both, carriers must bear the entire loss of the shipper.
This marks a stark departure from the multi-causation system under the American law under COGSA. The Rotterdam Rules also do not provide an exemption of "error in navigation." Carriers will now not be exempted for damage or loss caused by navigational mishaps.
In cases of fire, however, carriers will no longer need to satisfy conditions to rely on the "immunity from liability" exemption provisions under COGSA. Though notwithstanding the exemption, if the claimant can prove that a carrier is at fault or negligent, liability may still be imposed, said the law firm.
The convention also further extends the due diligence requirement that allows carriers exemption from negligence liability for poor seaworthiness to include inspections during the voyage rather than just prior to the voyage.
The provisions in Chapter 10 on the right of control, meanwhile, exceed the scope of COGSA. Shippers or transport document holders can now instruct the carrier for disposal of the goods. The instructions, however, cannot substantially affect the carrier's performance.
Reimbursements will be imposed in cases where other cargo is lost or damaged. Regarding delays, carriers are now only liable when the goods are not delivered "within the time agreed."
Therefore, absent an agreed delivery time, there would be no delay claim, said the Lane Powell report.
The paper also said it is important to note that due to a redefining of the COGSA's interpretation of what a maritime performing party is, railroad and other inland carriers will not be protected under the Rotterdam Rules if they do not provide services exclusively within a port area.
The convention also redefines what a constitutes a "package." The resulting provision will include smaller units than those under COGSA. This will likely result in higher compensation amounts for limitation of liability.
The last point relates to the scope of the convention, which covers both negotiable and non-negotiable transport documents, but not charter parties or other contracts for use of space on a ship.
As per Article 12, a carrier's period of responsibility now commences from the receipt of the goods for carriage and ends when the goods are delivered. The inclusion of door-to-door coverage is now beyond the COGSA's tackle-to-tackle coverage.
Source : HKSG, 07.10.09
Langganan:
Postingan (Atom)