KONTAN.CO.ID - Produsen alat kesehatan, PT
Mitra Rajawali Banjaran membidik kenaikan penjualan tahun ini. Kenaikan
pendapatan diproyeksi mencapai Rp 40 miliar, atau naik sekitar 10% dari
penjualan tahun lalu sebesar Rp 35 miliar.
Anak usaha RNI Grup ini mengandalkan tiga alat
kesehatan prioritas untuk meningkatkan penjualan, yaitu jarum suntik, kondom,
dan sarung tangan.
Menurut Direktur PT Mitra Rajawali Banjaran Ahmad
Sufi, jarum suntik menjadi kontributor terbesar dalam penjualan tahun
lalu yakni sekitar Rp 20 miliar. Sementara, kondom dan sarung tangan menyumbang
masing-masing sekitar Rp 6 miliar dan Rp 1 miliar "Sisanya dari
produk-produk tambahan," ujarnya, Sabtu (26/8).
Sufi menyebut, untuk jarum suntik, permintaan terbesar
berasal dari program pemerintah sebesar 120 juta pieces. Begitu pula kondom
yang sebagian besar digunakan untuk mendukung program kependudukan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dari penjualan kondom tahun lalu sebesar Rp 6 miliar,
sekitar Rp 5,5 miliar merupakan pesanan pemerintah yaitu 66.700 gross atau 9
juta unit. Sedangkan untuk pasar reguler, menurut Sufi, masih terhitung sedikit
yaitu 2.300 gross. Ia berharap dapat meningkatkan pasar reguler hingga 16.000
gross. Sedangkan untuk sarung tangan, permintaan mencapai 250 juta unit.
Hingga Juli 2017, Mitra Rajawali Banjaran sudah
mencatat penjualan mencapai Rp 18 miliar. Artinya, masih ada Rp 22 miliar lagi
yang harus dikejar untuk mencapai target hingga akhir tahun. Sufi mengatakan,
jarum suntik sebagai produk unggulan akan menjadi prioritas. Secara bertahap,
perusahaan akan mengembangkan alat suntik ke arah safety sharing. Selama ini,
produk MBR baru normal sharing dan auto distract.
"Safety sharing itu hanya sekali pemakaian, jadi
tentunya penjualan akan menjadi lebih rtonggi. Potensi pasar juga besar, karena
salah satunya untuk program pemerintah juga," lanjutnya.
Baru-baru ini juga MBR telah bekerja sama dengan anak
usaha RNI Grup lainnya, yakni Phapros untuk mengembangkan alat kesehatan implan
tulang Hydroxyapetite. MBR berkontribusi untuk menyiapkan lahan, perizinan, dan
registrasi produk, sementara Phapros menjadi penyedia dana.
"Ini sebagai cikal bakal untuk kerja sama yang
lainnya karena kami juga masih memiliki lahan 1,3 hektare yang bisa dibangun
fasilitas produksi lagi," tukasnya.
Sumber : Kontan, 27.08.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar