JAKARTA. Komitmen PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
atau Pelindo III dalam mendukung sektor pariwisata nasional menunjukkan prospek
cerah. Ini ditunjukkan dengan tingginya arus kunjungan kapal pesiar ke
pelabuhan-pelabuhan kelolaan Pelindo III sepanjang semester pertama tahun 2017
yakni sebanyak 70 kunjungan.
“Jumlah ini meningkat 34% dibandingkan capaian tahun
lalu di periode yang sama,” kata Widyaswendra, VP Corporate Communication
Pelindo III dalam keterangan yang diterima KONTAN, Rabu (19/7).
Kendati demikian, jumlah penumpang kapal pesiar justru
mengalami penurunan 12% secara tahunan (year-on-year/yoy). Yakni berjumlah
49.345 orang dibanding tahun 2016 yang mampu mencapai 55.803 orang.
Kondisi ini disebabkan oleh semakin populernya kapal
pesiar dari kelas small ship mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di wilayah kerja
Pelindo III dengan kapasitas penumpang berkisar 251-750 orang. Dari 70
kunjungan, dominasi kapal pesiar berukuran kecil ini mencapai 44% atau sebanyak
31 kunjungan.
Berbeda dengan tahun lalu, dimana kelas small ship
hanya mencatatkan kunjungan sebanyak 7 call atau 15% saja. “Tahun 2016,
kunjungan cruise didominasi oleh kapal dari kelas mid-size ship(kapasitas
751-2500 orang),” ujar Widyaswendra.
Jumlahnya mencapai 34 call atau 74% dari total
kunjungan cruise ke pelabuhan-pelabuhan kelolaan Pelindo III sepanjang tahun
2016 atau 46 kunjungan.
Reputasi Pulau Bali yang sudah mendunia pun berdampak
pada tingginya intensitas kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Benoa
dibandingkan pelabuhan lainnya di wilayah kerja Pelindo III yakni sebanyak 38
kunjungan. Bahkan, intensitas kunjungannya belum dapat tersaingi oleh tujuh
pelabuhan Pelindo III lainnya jika digabungkan.
Tujuh pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Tanjung Emas
(Semarang), Pelabuhan Lembar (Lombok), Pelabuhan Tanjung Tembaga (Probolinggo),
Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Pelabuhan Celukan Bawang (Bali), Pelabuhan
Kalabahi (Alor – NTT) dan Pelabuhan Badas (Sumbawa – NTB).
Peak season kunjungan kapal pesiar di kedelapan
pelabuhan tersebut terjadi pada triwulan pertama 2017, yaitu antara bulan
Januari sampai dengan Maret. Kecenderungan ini merupakan imbas pergantian musim
di negara-negara Eropa maupun Amerika Serikat yang masih mengalami musim
dingin.
Para pelancong mancanegara pun banyak memanfaatkan
masa liburannya menuju negara-negara beriklim tropis, tak terkecuali Indonesia.
Sepanjang triwulan pertama 2017, jumlah kunjungan kapal pesiar tercatat
sebanyak 45 call. Selanjutnya pada kuartal kedua, jumlah kunjungannya menurun
dengan jumlah 25 call.
Kondisi ini telah mendorong Pelindo III meningkatkan
pelayanan agar dapat memperlancar aksesibilitas wisatawan mancanegara menuju
destinasi-destinasi wisata menarik di Indonesia. Dalam hal kesiapan fasilitas
misalnya, Pelindo III tengah berupaya menambah panjang dermaga Pelabuhan Benoa,
yakni Dermaga Timur menjadi 340 meter, sehingga mampu mengakomodasi kapal
pesiar dengan panjang keseluruhan (length overall) diatas 240 meter.
Lebih lanjut lagi, perusahaan pelat merah yang
menjalankan bisnis kepelabuhanan ini juga melakukan pembangunan 11 terminal
penumpang baru di pelabuhan-pelabuhan yang melayani kapal penumpang, baik
domestik maupun internasional.
Tidak cukup dengan meningkatkan fasilitas yang sudah
ada, Pelindo III berinisiatif untuk mengembangkan pelabuhan yang berorientasi
pada industri pariwisata. Ini tidak lepas dari kondisi geografis Indoneisa yang
dianugerahi panorama yang memikat.
Beberapa daerah yang akan dikembangkan oleh Pelindo
III antara lain Banyuwangi (Jawa Timur), Lombok Barat dan Labuan Bajo (NTB)
serta Benoa (Bali).
Melalui sejumlah program tersebut, Pelindo III
menyelaraskan diri dengan program pemerintah yang berupaya mencapai target 20
juta wisatawan mancanegara di tahun 2019. Semakin besar jumlah kunjungan kapal
pesiar ke Indonesia, maka semakin besar potensi untuk meningkatkan jumlah
wisatawan luar negeri.
Sumber : Kontan, 19.07.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar