KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jam’an
Nurkhatib Mansur alis Yusuf Mansur tidak puas hanya membeli saham
Tempo.co dan BRI Syariah. Pendakwah sekaligus pengusaha ini mengaku berencana
menjadikan layanan isi ulang elektronik miliknya, PayTren mampu raih predikat
unicorn.
“Paytren adalah perusahaan fintech
satu-satunya yang berpotensi unicorn dan bisa membeli perusahaan unicorn
lainnya,” kata Yusuf Mansur kepada Kontan.co.id, Kamis (10/8).
Unicorn merupakan predikat bagi
perusahaan rintisan atau start-up yang memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar
atau sekitar Rp 13,8 triliun. Maka untuk mencapai tahap unicorn, ia memilih
menjalankan bisnis bukan secara konvensional, tapi sesuai prinsip syariah.
“Tidak mungkin kami menggunakan
strategi dari investor, karena kami tidak punya investor, justru kami yang
menjadi investor. Kami tidak pakai startegi investor seperti beriklan, bakar
duit dan above the line,” ungkapnya.
Selama ini, ia mengaku strategi
bisnis PayTren adalah melalui pendekatan spiritual, baik secara teori maupun
praktik. Misalnya, meminta pengguna dan pekerja PayTren, untuk rajin berdoa,
shalat sunah dan beramal kepada orang yang membutuhkan.
Berkat itu semua, Payren kini sudah
mempunyai 3 juta pengguna, dengan nilai transaksi sekitar Rp 7 miliar - Rp 8
miliar per hari. Harapannya, sampai akhir tahun bisa capai 10 juta pengguna dan
kelola dana masyarakat Rp 20 triliun – Rp 30 triliun.
“Jumlah transaksi itu masih
terbilang kecil, tetapi sangat sehat dan secara korporasi tidak mempunyai
hutang,” ungkapnya.
Meski demikian, perusahaan di bawah
naungan PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) ini tetap fokus menjalani
bisnisnya dan akan memperluas jaringan bisnisnya demi meraih dana kelola hingga
Rp 30 triliun. Setelah layanan isi ulang elektronik, perusahaan ini tengah
mengembangkan quick response (QR) Code. Suatu layanan pembayaran digital dan
direncanakan bakal rilis Oktober mendatang.
Selain QR Code, Treni juga akan
meluncurkan tujuh layanan lain, seperti remitansi, transaksi lintas batas
negara, aggregator pembayaran tagihan, layanan keuangan digital (branchless
banking), transfer dana, reksadana, dan uang elektronik pada akhir September
2018.
Akusisi Tempo
Setelah membeli saham BRI Syariah,
Yusuf Mansur kembali saham baru. Kini ia membeli saham PT Info Media Digital (Tempo.co)
senilai Rp 27 miliar melalui PT Verita Sentosa Internasional.
Jumlah saham yang dibeli sebanyak
152.881 lembar saham atau setara 5% dari total saham. Proses pembelian saham
tersebut dilakukan secara bertahap, mulai dari Januari hingga Juni 2019.
Menurutnya, saham Tempo menarik untuk dimiliki, karena industri media saat ini
terus berkembang.
“Pembelian saham ini bukan untuk
berdagang, tapi untuk memiliki sahamnya. Maka, pembelian saham ini menarik
saja, asalkan industrinya terus hidup,” kata dia.
Adapun dana pembelian Tempo,
dihimpun dari dana pengguna PayTren dan masyarakat umum. Setelah itu, ia
tertarik menghimpun lebih banyak lagi dana investor, bagi siapa saja yang minat
berinvetasi di PayTren. Caranya, melalui penyatuan PT Veritra Sentosa
Internasional dan PayTren Aset Manajemen (PAM).
“Dananya kami dapat dari pengguna
PayTren dan masyarakat umum. Kemudian kami taruh di PAM, setelah itu masyarakat
bisa beli sahamnya,” jelasnya.
Ustad kondang ini masih berhasrat
membeli saham-saham perusahaan lain, namun saat ini ia masih mau belajar dan
menikmati rasanya menjadi pemegang saham dua perusahaan tersebut. Ketika
ditanya, jenis saham lain yang akan dibeli ke depan, ia bergurau akan membeli
perusahaan Kontan.
Sumber : Kontan, 10.08.18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar