GUANGDONG (Bloomberg): Ketentuan upah minimum, apresiasi yuan, dan aksi mogok karyawan seperti yang terjadi di Honda Motor Co, telah mendongkrak biaya di pabrik Pearl River Delta di China, sehingga mendorong perusahaan melakukan otomatisasi di lini perakitan.
Foxconn Technology Group, perusahaan patungan antara Nissan Motor Co dan VTech Holdings Ltd di China, menyatakan telah berinvestasi pada peralatan pabrik untuk mengurangi ketergantungan terhadap buruh.
Di kawasan yang terkenal sebagai daerah berupah paling kompetitif itu, upah telah dinaikkan 17% dalam 6 bulan terakhir, demikian hasil survei Hong Kong Trade Development Council.
Pemilik pabrik di China dihadapkan pada masalah penurunan laba karena apresiasi yuan, setelah pemerintah dalam 2 tahun terakhir mematok kurs mata uang China itu.
Morgan Stanley memperkirakan biaya tenaga kerja di China yang saat ini mengontribusi 15% terhadap produk domestik bruto (PDB) akan menggelembung menjadi 30%.
Adapun Credit Suisse Group AG memperkirakan biaya upah yang lebih besar di daerah perkotaan yang akan menjadi beban perusahaan, atau sekitar US$1,5 triliun pada 2015.
“Pabrikan perlu berpikir bagaimana bisa berproduksi dengan kompetitif. Mereka perlu mulai memperkuat produktivitas sehingga berdaya saing,” kata Ian Spaulding, Managing Director INFACT Global Partners di Hong Kong.(mfm/er)
Sumber : Bisnis Indonesia, 22.06.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar