Bisnis.com,JAKARTA—Kinerja ekspor non migas Indonesia
pada Juni 2013 mengalami penurunan hingga 4,44% dibandingkan dengan Juni 2012
menjadi US$11,98 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan
penurunan nilai ekspor ini disebabkan oleh menurunnya nilai pengapalan beberapa
komoditas strategis.
“Share terbesar penurunan berasal dari bahan bakar
mineral serta bijih, kerak, dan abu logam masing-masing US$359 jutadan US$234,7
juta,” kata Suryamin saat jumpa pers di kantornya, Kamis (1/7/2013).
Dia menambahkan komoditas lain yang mengalami penurunan
diantaranya lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, serta
mesin-mesin/pesawat mekanik.
BPS mencatat dari total ekspor non migas secara kumulatif
Januari-Juni 2013 terjadi penurunan 2,63% menjadi US$74,766 miliar secara year
on year. Adapun, nilai ekspor non migas pada Januari-Juni 2012 mencapai
US$76,789 miliar.
Suryamin menuturkan tiga besar negara tujuan ekspor
Indonesia secara kumulatif diantaranya China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Nilai pengapalan ke China mencapai US$10,09 miliar, sedangkan Jepang sebesar
US$8,1 miliar. Adapun Amerika Serikat mengimpor barang dari Indonesia senilai
US$7,5 miliar. Dia menambahkan ketiga negara ini berkontribusi sebesar 34,49%
dari keseluruhan ekspor.
Sementara, ekspor Indonesia ke negara Asean sebesar
US$15,5 miliar berkontribusi sebanyak 20,74%. Uni Eropa menyerap produk
Indonesia senilai US$8,3 miliar atau 11,11% dari nilai keseluruhan.
Sumber : Bisnis Indonesia, 01.08.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar