JAKARTA.
Pergeseran selera zaman digital tak bisa dilawan. PT Blue Bird Tbk
misalnya, kenyang dengan pengalaman itu sejak setahun lalu. Makanya tahun ini,
mereka memilih berdamai dengan keadaan, lewat penguatan bisnis bisnis non
taksi.
Blue
Bird akan memusatkan perhatian pada usaha shuttle bus. Perusahaan berkode saham
BIRD di Bursa Efek Indonesia itu juga bertekad membikin divisi khusus.
Target
lokasi pengembangan shuttle bus di wilayah Jabodetabek dan transportasi bandar
udara. "Ini berdasarkan hasil kuartal I peningkatan terjadi pada kendaraan
non taksi seperti charter bus dan rental, sementara taksi masih menghadapi
kompetisi yang sulit," jelas Adrianto Djokosoetono, Direktur PT Blue Bird
Tbk, saat acara paparan publik, Jumat (9/6).
Mengintip
laporan keuangan pada kuartal I-2017, pendapatan taksi maupun non taksi kompak
turun. Kalau dihitung, sejatinya penurunan pendapatan taksi masih lebih kecil
ketimbang non taksi. Pendapatan taksi menyusut 16,89% sedangkan non taksi
sekitar 24,58%.
Namun
kalau ditarik periode lebih panjang yakni sepanjang tahun 2016, hanya
pendapatan taksi yang turun 15,44% menjadi Rp 4,03 triliun. Sementara
pendapatan non taksi justru tumbuh 8,38% menjadi Rp 771,03 miliar.
Yang
terang, pengembangan shuttle bus tahun ini memanfaatkan alokasi dana belanja
modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,2 triliun. Blue Bird akan
belanja sejumlah armada shuttle bus.
Blue
Bird juga akan menggunakan capex untuk meremajakan taksi lawas. Fransetya
Hutabarat, Direktur Keuangan PT Blue Bird Tbk, mengatakan, investasi
tahun ini sangat selektif. Alih-alih menambah armada taksi anyar, mereka pilih
memperbarui taksi lama.
Sumber
: Kontan, 10.06.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar