JAKARTA.
Kawasan
Industri Morowali, Sulawesi Tengah mulai banyak dirilik
perusahaan-perusahaan asing untuk pengembangan produksi baja. Salah satunya
yang terbaru, perusahaan asal China bernama Delong Holding Company.
Dirjen
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian
Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Delong dikenal sebagai
perusahaan smelter bahan baku baja dan manufaktur produk baja. Rencananya,
perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut bakal memproduksi carbon steel,
bahan baku stainless steel.
"Mereka
baru saja tanda tangan dan berencana bangun pabrik dengan kapasitas produksi
sekitar 3 juta ton per tahun," ujar Wiryawan, Jumat (16/6).
Nilai
investasi lini produksi carbon steel tersebut berkisar US$ 950 juta. Pendanaan lewat joint
venture dengan perusahaan lokal masih belum bisa dipastikan. Namun yang jelas, sebagian
besar dana diperoleh dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Untuk
memperoleh bahan baku, pabrikan China tersebut akan memakai sisa stainless
steel lokal dan impor beberapa material dari Australia. Harapannya dengan
adanya pabrik baja baru ini dapat meningkatkan efisiensi pembangunan
infrastruktur di timur Indonesia.
Kawasan
Morowali tercatat dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park
(IMIP). Perusahaan hasil merger Shanghai Decent Invesment dan Bintangdelapan
Grup tersebut mengelola kawasan seluas 2.000 hektare (ha).
Sampai kuartal pertama tahun ini kawasan tersebut telah menyerap investasi
senilai US$ 2,6 miliar.
Sepanjang
kuartal I pula kawasan tersebut memproduksi feronikel sebanyak 11 juta ton
dengan pendapatan US$ 1,22 miliar. Kabarnya pula, perusahaan itu berencana
membangun PLTU kapasitas 2x350 Mega Watt (MW) dengan dana investasi US$ 650
juta.
Sumber
: Kontan, 16.06.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar