KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wisatawan
Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam memanfaatkan alat
digital untuk merencanakan, memesan, dan melakukan perjalanan. Ini sesuai
laporan riset terbaru Travelport.
Di peringkat pertama sebagai digital
traveler ditempati China dan posisi kedua India. Kemudian menyusul Arab
Saudi, Meksiko, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Kolombia. Sebagai
platform travel niaga terkemuka di dunia, Travelport melakukan riset global terhadap
11.000
responden di 19 negara dengan rentang umur
25 tahun - 55 tahun.
Adapun tujuan dari riset ini adalah
untuk mengetahui proses perilaku berpikir konsumen dalam melakukan perjalanan
untuk liburan. Dari survei diketahui, saat merencanakan perjalanan, sebanyak
93% pelancong Indonesia menggunakan video dan foto dari media sosial, 71%
menggunakan pencarian suara, 84% lebih memilih berkonsultasi pada agen
perjalanan.
Untuk pemesanan, 68% wisatawan
memesan perjalanan lewat smartphone. Ada sebanyak 43% turis yang merasa
frustrasi jika harus memesan elemen wisata secara terpisah. Pada saat
perjalanan berlangsung, 80% responden lebih suka menggunakan boarding pass
digital.
Lantas, 84% responden merasa penting
untuk tetap dapat melakukan kontak saat bepergian, dan selama perjalanan itu
pula rata-rata wisatawan mengandalkan 19 aplikasi. Ketika sampai tujuan, 64%
perjalanan bisnis menghargai layanan conciergehotel di ponsel, dan 80%
responden memilih hotel dengan WiFi gratis
Mark Meehan, Managing Director Asia Pasifik Travelport mengatakan, riset ini menunjukkan betapa pentingnya alat
digital bagi wisatawan sepanjang perjalanan.
Meehan menjelaskan, pihaknya
mengidentifikasi kebutuhan bagi industri perjalanan dan perhotelan global
senilai US$7,6 triliun untuk beradaptasi secara terus-menerus. Tujuannya
memberikan layanan responsif, relevan dan tepat waktu bagi pelanggan,"
katanya, Selasa (14/11).
Travelport juga menyebutkan, sektor
pariwisata Indonesia telah mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 25,68% sepanjang
2017. Pencapaian ini melampaui kawasan Asia Pasifik dan pasar negara berkembang
lainnya.
Raymond Setokusumo, Direktur Travelport Indonesia merinci, pertumbuhan bisnis travel di Indonesia tahun
ini sekitar 9%. Berdasarkan data statistik, diperkirakan terdapat 115 juta
wisatawan. "Tahun 2036 akan menjadi 350 juta wisatawan. Berarti meningkat
tiga lipat, sehingga pertumbuhannya 300% dalam 20 tahun," bebernya.
Saat ini, Raymond melihat sektor
travel yang paling besar berada di Asia Pasifik, bukan Amerika. Dengan adanya
Tiongkok, India dan Indonesia itu menjadi kombinasi tiga negara yang memiliki
populasi paling banyak. Alhasil, bisnis bidang ini lumayan berkembang dengan
pesat.
Buktinya, Travelport Indonesia terus
mengalami pertumbuhan. Sayang, Raymond tidak menyebutkan target pendapatan
Travelport Indonesia hingga akhir tahun. "Peningkatan ada, kira-kira
bertumbuh sekitar 25% (year to date)," sebut Raymond.
Sumber : Kontan, 15.11.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar