Jakarta.
PT
Kereta Api Indonesia (KAI) terus mengoptimalkan bisnis logistiknya
karena peluang pasar angkutan barang masih sangat besar. Perusahaan ini
menargetkan kereta api logistik bisa memberikan kontribusi lebih besar terhadap
pendapatan KAI dibanding angkutan penumpang.
Dua
tahun ke depan, KAI mengincar bisnis logistik bisa memberi sumbangsih hingga
60% terhadap pendapatan perseroan. "Tahun ini kita targetkan pendapatan
kereta barang Rp 5 ,1 triliun. Ini akan didorong naik hingga tahun 2018 bisa
menyumbang porsi 60%," kata Direktur Komersial dan IT KAI, Kuncoro
Wibowo di Jakarta, Senin (26/9).
Tahun
ini KAI menargetkan bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 20 triliun.
Kontribusi dari pendapatan angkutan barang ditargetkan bisa menyumbang Rp 5,1
triliun. Sementara tahun depan, KAI membidik pendapatan dari kereta api
logistik tumbuh 19,6% menjadi Rp 6,1 triliun.
Untuk
mendorong pertumbuhan bisnis logistik, KAI akan mengoptimalkan layanan dan
mempermudah akses informasi bagi konsumen melalui sistem digital seperti pada
angkutan penumpang.
Sistem
ini akan memungkinkan perusahaan bisa memantau posisi barang yang dikirim,
jumlah barang yang diangkut dan lain-lain sehingga memberikan layanan yang
lebih efisien kepada konsumen.
Pengembangan
sistem digitalisasi tersebut akan dilakukan secara bertahap sampai tahun 2018.
Kuncoro mengatakan, proses digitalisasi pada kereta barang membutuhkan waktu
lama, tidak bisa dilakukan secara instan.
Selama
ini, kereta api logistik KAI banyak mengangkut batubara dan semen. Untuk
mengangkut batubara, perusahaan menjalin kerjasama dengan persuahaan tambang
BUMN maupun swasta.
Namun
jika kedua sektor tersebut melambat maka bisnis logistik KAI juga akan ikut
terimbas. Itu sebabnya KAI tengah mencari strategi lain agar target kontribusi
pendapatan angkutan barang 60% bisa dicapai.
Strategi
pertama, KAI membuka angkutan kereta api jenazah. Layanan ini sudah diluncurkan
sejak sebulan yang lalu.
Kuncoro
mengaku bisnis baru tersebut direspon positif oleh pasar. Tak hanya itu,
perusahaan pelat merah ini juga berencana membuka kereta api angkutan mobil dan
sepeda motor dan komoditas-komoditas tertentu yang mudah busuk yang membutuhkan
jasa logistik cepat.
Di
samping itu, lanjut Kuncoro, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan beberapa
pihak agar KAI bisa masuk ke pelabuhan dan kawasan berikat.
Namun,
dia tidak bisa menargetkan kapan bisa masuk ke kawasaran tersebut karena
menurutnya itu akan tergantung dari dukungan banyak pihak. "Harapan kami
secepatnya tapi ini tentu butuh proses." ujar Kuncoro.
Untuk
mengoptimalkan kereta api logistik tersebut, KAI akan membutuhkan investasi
besar terutama dari sisi pengembangan IT. Hanya saja, Kuncoro tidak bersedia
menyebutkan investasi yang disiapkan perseroan untuk itu.
KAI
berencana menggandeng PT GE Transportation dalam pengembangan teknologi
digitalisasi baik pada kereta api logistik maupun kereta api penumpang.
Keduanya tengah menjajaki penerapan produk teknologi GE Rail Connect 360 yang
diharapkan bisa mendatangkan efisiensi bagi KAI.
Sumber
: Kontan, 26.09.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar