Bisnis.com,
BANDUNG - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan akan mengganti 900
kereta sebagai program peremajaan armada dalam 3 tahun ke depan.
Direktur
Komersial PT KAI M. Kuncoro Wibowo mengungkapkan pihaknya akan fokus
pada peremajaan armada kereta yang saat ini hampir 50% usianya sudah di atas 30
tahun sehingga sudah harus diperbaharui.
Pada
2017 ditargetkan akan ada penggantian kereta lama dengan yang baru sebanyak 438
kereta yang saat ini sedang dikembangkan oleh PT Inka yang akan memproduksi
seluruh gerbong kereta baru.
Rinciannya
terdiri dari kereta kelas eksekutif (K1) sebanyak 210 kereta, kereta kelas ekonomi (K3)
berkepasitas 80 tempat duduk dan 64 tempat duduk sebanyak 150 kereta,
sisanya untuk kereta wisata dan kereta makan.
“Hingga
2019, peremajaan kereta ditargetkan sebanyak 900 kereta terutama untuk
mengganti sarana kereta yang berumur di atas 30 tahun. Jadi, tujuannya untuk
peningkatan standar keamanan dan kualitas pelayanan, sehingga peningkatan
okupansi tidak signifikan,” ujarnya, Senin (10/10/2016).
Kuncoro
menjelaskan perseroan tengah fokus untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
perjalanan kereta dengan memacu peremajaan armada yang sudah melewati umur laik
operasi.
Oleh
karena itu, peremajaan tersebut dilakukan hampir mencapai 50% terhadap total
jumlah kereta yang dimiliki Kareta Api Indonesia saat ini sebanyak 1.763 unit
kereta.
“Semuanya
gerbong kereta, kalau untuk lokomotif tahun ini sudah didatangkan sebanyak 50
unit seri CC206 dari GE, dan jumlahnya sudah mencukupi untuk
meningkatkan pelayanan angkutan penumpang maupun barang.”
Berkaitan
dengan nilai investasi untuk peremajaan, pihaknya belum bisa menentukan
besarannya karena spesifikasi kereta yang akan dikembangkan masih disiapkan dan
dihitung oleh PT Inka sesuai dengan kebutuhan.
Menurutnya,
investasi peremajaan armada dilakukan bertahap sesuai dengan kepasitas
finansial yang dimiliki perseroan. “Tetapi, kami belum mengetahui pasti angka
pastinya, karena masih dihitung spesifikasi kereta yang dibutuhkan seperti apa.
Tentunya akan berbeda antara kereta jarak pendek, menengah dan jarak jauh.”
Kuncoro
menambahkan, untuk peningkatan okupansi/kapasitas angkut penumpang kereta jarak
jauh akan dilakukan melalui pengaturan jumlah kursi dalam gerbong, penambahan
rangkaian dan optimalisasi layanan pada musim puncak.
“Tahun
ini target penumpang untuk kereta jarak jauh naik dari 69 juta orang menjadi 72
juta orang. Realisasinya sudah 90% tercapai, dengan target pendapatan sebesar Rp5,1
triliun.”
Untuk
2017, pihaknya juga akan memacu layanan kereta barang yang diharapkan bisa
menjadi penopang pendapatan terbesar perseroan dengan target pendapatan bisa
mencapai Rp6,3 triliun dari tahun ini sekitar Rp5 triliun.
Sumber
: Bisnis I(ndonesia, 10.10.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar