Oleh: Maria Y. Benyamin
JAKARTA (Bisnis.com): Untuk pertama kalinya, Indonesia melalui Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Kementerian Perdagangan berpartisipasi dalam pameran Medical Fair Australia 2010 yang mulai digelar hari ini hingga 13 Mei mendatang.
Pameran yang diselenggarakan di Sydney Convention Center, Sydney, Australia itu merupakan pintu masuk bagi perusahaan-perusahaan peralatan kesehatan dari seluruh dunia untuk mengembangkan pasar ekspornya.
Kepala BPEN Hesti Indah Kresnarini mengatakan partisipasi Indonesia dalam pameran ini tak hanya menyasar pasar Australia tetapi juga pasar potensial negara-negara sekitarnya.
Menurut Hesti, tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-2 pameran Medical Fair Australia dan diikuti oleh 156 perusahaan dari 17 negara.
Pada penyelenggaraan yang pertama yakni pada 2008, tercatat 237 perusahaan dari 20 negara yang berpartisipasi. Adapun jumlah pengunjung mencapai 1.596 dari 30 negara.
Berdasarkan catatan BPEN, sampai saat ini terdapat delapan perusahaan dari Indonesia yang turut berpartisipasi dalam pameran tersebut yaitu PT Lestari Dini Tunggul (seragam rumah sakit, pakaian operasi), PT Tesena Inovindo (baby incubator/alat pemanas bayi), PT Sarandi Karya Nugraha (furnitur rumah sakit), dan PT Shima Prima Utama (kursi roda untuk orang sakit).
Selain itu, CV Kobe Global Internasional (tensimeter, stethoscop/alat pendeteksi jantung), PT Mega Andalan Kalasan (tempat tidur pasien rumah sakit), PT Sugih Instrumendo Abadi (sphygmomanometer/pengukur tekanan darah) dan CV Sejahtera Bersama (seragam rumah sakit, pakaian operasi).
“Diharapkan dengan keikutsertaan Indonesia dalam pameran Medical Fair Australia 2010 ini, ekspor Indonesia ke Australia dan negara sekitarnya untuk produk peralatan kesehatan juga meningkat,” ujar Hesti, hari ini.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Australia dalam lima tahun terakhir (periode 2005-2009) menunjukkan peningkatan, kecuali pada 2009.
Pada 2005 ekspor Indonesia ke Australia sebesar US$2,23 miliar, 2006 sebesar US$2,77 miliar, 2007 sebesar US$3,39 miliar dan 2008 sebesar US$4,11 miliar. 2009 ada penurunan karena krisis global sehingga nilai ekspor kita hanya US$3,26 miliar.” (msb)
Sumber : Bisnis Indonesia, 11.05.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar