Oleh: Raydion Subiantoro
JAKARTA (Bisnis.com): Indonesia, Singapura, dan Malaysia, yang tergabung dalam Revolving Fund Committee (RFC) untuk Selat Malaka dan Selat Singapura, melakukan pertemuan tahunan ke-31 hari ini untuk membahas sejumlah permasalahan yang timbul akibat tumpahan minyak dari kapal di perairan itu.
Salah satu fokus pembahasan dari tiga negara RFC itu adalah tumpahan minyak akibat benturan dua kapal pada 25 Mei 2010.
Kapal yang tabrakan itu adalah MT Bunga Kelana (bendera Malaysia), dan MV Waily (berbendera Vincent St dan Granada).
Bambang Sutisna, Kepala Humas Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, mengatakan RFC juga akan membahas dan memperbarui prosedur standar operasional untuk menanggulangi tumpahan minyak di Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Latihan rutin bersama juga dilakukan untuk menguji prosedur dan setiap materi yang dipelajari guna lebih meningkatkan dan memperbarui prosedur,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, hari ini.
Saat ini yang menjabat bertindak sebagai Chairman RFC adalah Capt. Khong Shen Ping yang juga menjabat sebagai Assistant Chief Executive Marine and Port Authority of Singapore.
Anggota RFC lainnya adalah Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Sunaryo dan Director General Department of Environment Malaysia Hajah Rosnani Ibarahim.
Sumber : Bisnis Indonesia, 27.05.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar