JAKARTA: China mengambil alih posisi Jepang sebagai ekonomi terbesar kedua didunia pada kuartal II tahun ini, menyusul pelemahan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Negeri sakura pada periode tersebut.
Data Kantor Kabinet Jepang yang dirilis hari ini menunjukkan PDB tumbuh 0,4% secara tahunan pada kuartal II, turun dari 4,4% pada kuartal sebelumnya. Dengan basis perhitungan kuartalan, PDB selama kuartal II melaju 0,1% atau lebih rendah dari 1,1% pada kuartal I.
Secara nominal, PDB Jepang selama kuartal II setara dengan US$1,288 triliun, atau lebih rendah dari China yang sebesar US$1,337 triliun.
Namun, kalau ditotal selama semester I, PDB Jepang lebih besar yaitu US$5,07 triliun sedangkan China sekitar US$4,9 triliun.
Pada kuartal II tahun ini, ekonomi China tumbuh 10,3%. Berdasarkan data Bloomberg, PDB China juga lebih besar dari Jepang pada kuartal IV/2009, namun pada kuartal I PDB Jepang lebih besar dari China.
Data IMF menunjukkan PDB China berdasarkan tingkat daya beli (purchasing power parity) pernah mlampaui Jepang pada 2001. Ekonom utama Goldman Sachs Group Inc Jim O’Neill memperkirakan China akan mengambil alih kedudukan Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2027.
PDB AS saat ini tercatat sekitar US$14 triliun. Eswar Prasad, ekonom dari Brookings Institution, mengatakan perekonomian China yang lebih besar dari Jepang menandakan peran dominan China makin meningkat dalam perekonomian global.
“Daya tahan pertumbuhan China selama krisis membuat sejumlah negara lain, terutama yang berbasis ekspor komoditas, ikut bertahan dari krisis,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, hari ini.
Ekonomi China mulai bergerak moderat seiring upaya pemerintah menekan pertumbuhan kredit dari rekor tahun lalu US$1,4 triliun. Otoritas setempat juga melarang pembelian rumah ketiga untuk mengatasi lonjakan harga properti.
Merujuk data Bank Dunia, China masih dikategorikan sebagai negara berkembang dengan pendapatan per kapita di peringkat ke-127 sebesar US$2,940 per akhir 2008, setelah Angola dan Azerbaijan.
Pertumbuhan ekspor dan investasi yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi China selama tiga dekade terakhir tak terbebas dari risiko karena permintaan AS dan Eropa tengah menurun. Sumber : Bisnis Indonesia, 17.08.10.
Secara nominal, PDB Jepang selama kuartal II setara dengan US$1,288 triliun, atau lebih rendah dari China yang sebesar US$1,337 triliun.
Namun, kalau ditotal selama semester I, PDB Jepang lebih besar yaitu US$5,07 triliun sedangkan China sekitar US$4,9 triliun.
Pada kuartal II tahun ini, ekonomi China tumbuh 10,3%. Berdasarkan data Bloomberg, PDB China juga lebih besar dari Jepang pada kuartal IV/2009, namun pada kuartal I PDB Jepang lebih besar dari China.
Data IMF menunjukkan PDB China berdasarkan tingkat daya beli (purchasing power parity) pernah mlampaui Jepang pada 2001. Ekonom utama Goldman Sachs Group Inc Jim O’Neill memperkirakan China akan mengambil alih kedudukan Amerika Serikat sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2027.
PDB AS saat ini tercatat sekitar US$14 triliun. Eswar Prasad, ekonom dari Brookings Institution, mengatakan perekonomian China yang lebih besar dari Jepang menandakan peran dominan China makin meningkat dalam perekonomian global.
“Daya tahan pertumbuhan China selama krisis membuat sejumlah negara lain, terutama yang berbasis ekspor komoditas, ikut bertahan dari krisis,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, hari ini.
Ekonomi China mulai bergerak moderat seiring upaya pemerintah menekan pertumbuhan kredit dari rekor tahun lalu US$1,4 triliun. Otoritas setempat juga melarang pembelian rumah ketiga untuk mengatasi lonjakan harga properti.
Merujuk data Bank Dunia, China masih dikategorikan sebagai negara berkembang dengan pendapatan per kapita di peringkat ke-127 sebesar US$2,940 per akhir 2008, setelah Angola dan Azerbaijan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar