JAKARTA: Industri kerajinan dan furnitur rotan diperkirakan masih sulit untuk bangkit pada tahun depan, mengingat pemulihan perekonomian Amerika Serikat dan Eropa tidak secepat yang diharapkan dan masih dibukanya ekspor rotan alam.
"Kalau mau jujur, kondisi masih belum bagus pada tahun depan. Kita harus berbuat sesuatu untuk menggairahkan industri ini. Perlu langkah proaktif ke pasar," kata Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Seluruh Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra seusai membuka pameran kerajinan dan furnitur rotan di Plasa Kementerian Perindustrian hari ini.
Dia menegaskan tanpa langkah terobosan, pertumbuhan industri kerajinan rotan nasional akan kian merosot, mengingat ekspor yang belum bergerak secara signifikan. Pada tahun ini, kinerja industri ini melorot 10%-20% dibandingkan dengan 2009.
"Pertumbuhan terbaik itu pada 2008, lalu 2009 turun, dan tahun ini lebih turun lagi. Kalau kita tidak lakukan terobosan, industri bisa merosot. Harapannya tahun depan itu tidak turun, tetapi mulai pulih," ujarnya.
Saat penjualan turun, kata Hatta, perlu peningkatan promosi, inovasi, desain, dan pengembangan produk. Kondisi ini tentunya meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan produsen.
Dia mengatakan langkah itu untuk mendorong pemulihan pasar produk rotan pada tahun depan, sehingga mampu mengejar performa kinerja secara jangka panjang. Selain itu, untuk membangun kembali citra rotan sebagai produk yang identik dengan Indonesia.
Untuk menggerakkan pasar, tuturnya, AMKRI bekerja sama dengan Kemenperin untuk menggelar pameran di Cologne (Jerman) pada Januari, serta Shanghai (China) dan Valensia (Spanyol) pada September. Selain itu, pameran di AS pada April dan Oktober, kemudian pameran di Tanah Air. (hl)
Sumber : Bisnis Indonesia, 09.11.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar