Bisnis.com,
JAKARTA -- Harga nikel melonjak ke level tertinggi baru 2017 setelah Presiden
Filipina Rodrigo Duterte menegaskan dukungan terhadap penutupan
tambang.
Pada
penutupan perdagangan Senin (13/2), harga nikel di bursa London Metal Exchange
naik 0,66% atau 70 poin menuju US$10.730 per ton. Angka ini merupakan level
tertinggi baru 2017 dan nilainya sama seperti perdagangan 22 Desember 2016.
Dalam
perdagangan sebelumnya, Jumat (10/2), harga nikel melonjak 380 poin atau 3,7%
menjadi US$10.660 per ton. Sepanjang tahun berjalan, harga nikel meningkat
7,09%. Adapun pada 2016, harga nikel tumbuh 13,61%.
Pada
hari Minggu (12/2), Rodrigo Duterte menyatakan dukungan terhadap sikap
menterinya untuk menutup sejumlah tambang di Filipina Selatan. Pernyataan ini
disampaikan setelah Duterte melihat kerusakan lingkungan yang timbul akibat
aktivitas tambang.
Temuan
ini tidak disengaja, karena Duterte terbang menggunakan helikopter dari Butuan
ke kota Surigao untuk memeriksa wilayah yang mengalami gempa. Bencana tersebut
menewaskan 6 orang dan merusak infrastruktur publik.
Dari
23 tambang yang ditutup oleh Menteri Lingkungan Regina Lopez, 7 di antaranya
berada di Provinsi Surigao del Norte, dan 7 lainnya berada di dekat Pulau
Dinagat. Hampir semua tambang itu menghasilkan nikel.
"Saya
sudah mengatakan kepada Gubernur [Surigao del Norte] tidak ada yang bisa saya
lakukan bila Gina menutup perusahaan tambang," ujar Duterte.
"Kota
Surigao sebagai wilayah yang paling banyak ditambang... Mereka tidak akan
pernah mampu mengembalikan alam seperti sebelumnya. Jadi saya akan benar-benar
menutup semua," ujarnya.
Filipina
merupakan pemasok bijih nikel terbesar di dunia sejak 2014, ketika Indonesia
menetapkan larangan ekspor mineral yang belum diolah.
Sebelumnya,
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina Gina Lopez menyampaikan
penutupan tambang mencakup sekitar setengah dari total pasokan nikel di dalam
negeri. Selain penghentian operasi, sejumlah perusahaan dikenakan suspensi
ekspor.
Menurut
Kementerian, jumlah perusahaan yang dikenakan penyetopan operasi ialah 23
tambang. Adapun keputusan terhadap 5 tambang lainnya masih ditangguhkan.
Filipina
menyumbang sekitar 25% produksi nikel global, yang sebagian besar dikirim ke
China. Penyidikan terhadap tambang yang diprakarsasi Presiden Duterte dan Lopez
bertujuan menegakkan standarisasi keselamatan lingkungan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan harga nikel.
Sumber
: reuters, Bloomberg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar