Jakarta
- Dewan Pelabuhan Tanjung Priok mendukung rencana modernisasi pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta. Menurut Sungkono Ali, anggota Dewan
Pelabuhan Tanjung Priok, salah satu aspek yang akan dimodernisasi adalah
container freight station (CFS) atau tempat bongkar muat kontainer yang saat
ini tersebar di sekitar 15 lokasi di Tanjung Priok.
Dewan
Pelabuhan Tanjung Priok
adalah wadah komunikasi dan konsultasi antara penyelenggara pelabuhan, para
penyedia dan pengguna jasa pelabuhan terkait kegiatan pelayanan di Pelabuhan
Tanjung Priok.
“CFS
hanyalah salah satu aspek modernisasi pelabuhan yang dibahas dalam meeting
kemaren. Layanan CFS yang terintegrasi dengan menggunakan IT akan banyak
memberikan manfaat positif,” ujar dia, Minggu (26/2).
Menurut
dia, layanan CFS dengan IT akan dapat membuat tenaga kerja yang dibutuhkan
berbagai pihak salah satunya Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) menjadi lebih efisien. Jika selama ini di setiap CFS butuh sekitar
dua orang tenaga, 15 CFS yang saat ini beroperasi dibutuhkan minimal 30 orang.
Melalui sistem yang terintegrasi dengan IT, jumlahnya bisa dikurangi.
“Manfaatnya
sangat besar dengan konsolidasi tata kelola pelabuhan, lebih mudah mengontrol
pendapatan negara Bea Cukai,” lanjut dia.
Ke
depan, integrasi CFS tidak hanya dalam aspek IT, tetapi juga konsolidasi
lokasi, sehingga akan ada satu lokasi khusus CFS untuk less than container load
(LCL). Rencananya ada lokasi khusus yang disiapkan untuk menjadi lokasi
konsolidator CFS.
“Jika
nanti ada lokasi khusus, kami siap mendukung tetapi dengan syarat para pelaku
(CFS) yang sudah lama tidak digusur. Jadi seandainya disiapkan di satu lokasi
khusus, 15 lokasi CFS yang saat ini tidak langsung ditutup," kata dia.
Sungkono
lebih lanjut menjelaskan, di lokasi baru pun sebaiknya PT Pelindo II sebagai
otorita pengelola pelabuhan tidak ikut berbisnis. Pelindo II cukup menyediakan
tempat sedangkan pengelolanya bisa pengelola CFS yang selama ini berjalan.
“Nanti
bisa diatur untuk profit sharing dengan Pelindo. Modernisasi pelabuhan Tanjung
Priok harus mendengarkan masukan dari para pelaku (CFS) yang saat ini sudah
beroperasi," ujar dia.
Menurut
Sungkono, masih akan ada beberapa pertemuan lanjutan untuk membahas mengenai
CFS dan strategi modernisasi Pelabuhan Tanjung Priok. Integrasi layanan CFS
nantinya dapat membantu mempercepat menurunkan dwelling time di Tanjung Priok.
Sumber
: BeritaSatu, 26.02.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar