KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Industri Jababeka
klaim siap menerima perusahaan dari berbagai sektor industri dan untuk semua
skala bagi yang ingin menerapkan industri 4.0.
General Manager Kawasan Industri Jababeka, Rudy Subrata,
mengatakan, pihaknya juga terbuka bagi perusahaan startup yang saat ini sudah
banyak perusahaan rintisan yang melakukan relokasi usahanya ke Kawasan Industri
Jababeka.
Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena fenomena cross
border market, yaitu perpindahan industri startup dari Jawa Tengah dan Jawa
Timur ke Jawa Barat, khususnya ke Kawasan Industri Jababeka. Sementara industri
padat karya yang tadinya beroperasi di Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah.
Hal itu terjadi secara natural atau seleksi alam di mana
para perusahaan startup akan memilih kawasan industri yang infrastrukturnya
sudah mendukung industry 4.0 demi kemajuan usahanya. Fenomena ini sendiri, kata Rudy, sudah
terjadi sejak 2020 lalu yang membuat Kawasan Industri Jababeka terus menyiapkan
diri demi mampu meng-capture market ini.
"Januari lalu kami baru saja meluncurkan Fablab,
sebuah pusat inovasi, pengembangan kompetensi dan purwarupa berbagai produk
terkait implementasi Industry 4.0. Nantinya, para perusahaan startup bisa
memakai fablab untuk riset dan pengembangan produk mereka," ujarnya dalam
keterangan resmi, Minggu (28/2).
Dengan kehadiran fablab ini, lanjutnya, merupakan bukti
keseriusan perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhan para perusahaan startup
yang ada di Jababeka dan membangun ekosistem industry 4.0 terbesar dan terbaik
di Indonesia.
Selain itu, hal tersebut bisa terjadi karena pelayanan
bantuan perizinan yang bernama J-FAST (Jababeka Focus to accelerate services
tenant). Kehadiran J-FAST mampu memudahkan investor yang ingin pabriknya cepat
beroperasi tanpa harus dipusingkan proses perizinan, baik izin mendirikan
bangunan, izin usaha, izin mendirikan perusahaan sampai izin lingkungan.
Kemudian, juga lantaran memiliki infrastruktur yang mampu
menopang berbagai kegiatan industri. Mulai dari pembangkit listrik mandiri, Waste
Water Treatment Plant & Water Treatment Plant, Cikarang Dry Port sebagai
pusat solusi logistik, jaringan fiber optic berkecepatan tinggi, sistem keamanan
24 jam, hingga Heli Commuter.
Direktur PT Infrastruktur Cakrawala
Telekomunikasi (ICTel), Muhammad Ayub Arwin,
menjelaskan bahwa saat ini jaringan telekomunikasi fiber optik yang merupakan
infrastruktur dasar industri 4.0 sudah tersebar di hampir semua kawasan
Jababeka seluas 5600 hektar. Sehingga di mana pun pabrik baru akan dibangun,
layanan internet sudah bisa didapat.
"Selain itu, kami juga telah menyediakan end to end
IOT solution. Mulai dari aplikasi absen, payroll, HR (human resources), dan
proses produksi," terang Ayub.
Kemudian ICTel, yang juga salah satu anak usaha dari
Jababeka Group, memiliki aplikasi layanan sosial, J-Smart. Dengan aplikasi ini,
para tenant dan masyarakat setempat lebih mudah mengadukan keluhan, mendapatkan
layanan dan berkomunikasi langsung antara tenant dengan pengelola atau pihak
lain. "Bahkan di sana user juga bisa memantau progres pekerjaan dan
evaluasi kerja di aplikasi tersebut," urainya.
Adapun, kawasan industri yang terletak di Koridor
Timur Jakarta ini telah memiliki lebih dari 2.000 perusahaan multinasional
maupun nasional dari 30 negara.
Sumber : Kontan, 28.02.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar