JAKARTA: Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mendorong pemerintah meningkatkan pelayanan logistik di kawasan Indonesia timur dengan pembangunan pelabuhan internasional di Kuala Namu, Pontianak, Bitung, Makassar, dan Sorong.
Ketua ALI Zaldy Ilham Masita mengatakan pelabuhan-pelabuhan tersebut berpotensi sebagai pelabuhan penghubung (hub) berskala internasional guna memangkas biaya logistik dari sektor laut yang tinggi di kawasan Timur Indonesia.
Zaldy menilai perhatian pemerintah Indonesia terhadap sistem logistik di kawasan Indonesia timur masih sangat kurang sehingga berdampak pada menurunnya nilai kompetitif industri dalam negeri.
“Industri logistik domestik akan kehilangan nilai kompetitifnya karena mahalnya ongkos yang dikeluarkan,” ungkapnya kepada Bisnis hari ini.
Menurut Zaldy, tarif kontainer dari Jakarta ke sejumlah pelabuhan di kawasan Indonesia timur masih sangat tinggi.
Dia mencontohkan tarif kontainer dari pelabuhan Tanjung Priok menuju Jayapura tercatat Rp12 juta per twenty feet equivalent units (TEUs).
“Kita perlu solusi bagaimana harga barang di Jawa ketika dibawa ke Papua tidak melonjak begitu tinggi akibat mahalnya ongkos logistik."
Selain pelabuhan, sambungnya, pemerintah juga perlu mengembangkan simpul-simpul transportasi udara di kawasan Indonesia timur seperti di bandara Ngurah Rai Bali, Sultan Hasanuddin Makassar, dan Sam Ratulangi Manado.
“Kondisi geografis di wilayah timur memang lebih cocok jika dikembangkan industri logistik melalui udara sebagai alternatif,”katanya. (arh)
Sumber : Bisnis Indonesia, 30.06.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar