JAKARTA: Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp2,6 triliun
untuk pembangunan dan pengembangan 20 sekolah transportasi pada tahun ini.
Kepala BPSDM Kemenhub Bobby
R. Mamahit mengatakan yang harus dikebut adalah pembangunan sekolah perhubungan
udara dan laut karena permintaannya sangat tinggi.
“Untuk sekolah perhubungan
laut kami akan membangun 9 unit, untuk udara 6 unit, darat 4 unit dan kereta
api 1 unit, sehingga total ada 20 unit,” katanya hari ini, Selasa 24 April
2012.
Dia menambahkan untuk
pembangunan sekolah-sekolah ini, pihaknya hanya menganggarkan Rp2,6 triliun
tahun ini, dan sisanya untuk tahun-tahun kedepan. Dari dana itu, Rp1,4 triliun
untuk belanja modal, dan Rp1,2 triliun untuk belanja pegawai dan belanja
barang.
Untuk sekolah perhubungan
udara, lanjutnya, akan dibangun di Medan, Palembang, Surabaya, Makassar dan
pengembangan di STPI Curug Tangerang.
“Untuk di Makassar, hanya
ada penambahan sekolah yang ada, sekolahnya akan dipindah karena ada pelebaran
landasan pacu di Bandara Sultan Hassanuddin Makassar. Setiap 10 menit sekali
pesawat take of landing, sehingga mengganggu proses belajar,” tuturnya.
Untuk ATKP Surabaya, tutur
Bobby, tahun ini hanya menambah kapasitas berupa peralatan dan kelas. “Kami
coba penjajakan untuk menerima taruna penerbngan di ATKP Surabaya, sekarang baru
menerima 12 taruna, instruktur dari STPI Curug Tangerang,” ucap Bobby.
Menurutnya, dengan menerima
taruna penerbangan di ATKP Surabaya, merupakan salah satu upaya bagaimana
mengembangkan sekolah penerbangan di luar Curug, yakni sebagian akan dipindah
ke Surabaya.
“Nantinya akan ada sekolah
tinggi penerbangan di ATKP Surabaya, dan lapangan terbang di Sumenep, Jawa
Timur akan dijadikan base camp pelatihan terbang taruna ATKP Surabaya,”
ucapnya.
Sekretaris BPSDM Kementerian
Perhubungan Wahyu Setyo Utomo (Tommy) mengatakan kebutuhan tenaga pilot dan
pelaut sudah sangat mendesak mengingat pertumbuhan industri
penerbangan dan kelautan
terus meningkat.
Dalam dua tahun kedepan
terjadi kekurangan pasokan pilot 3.700 orang dan pelaut 15.000-an orang di Indonesia.
Untuk itu pihaknya akan bergerak cepat membangun sejumlah Balai.
Pendidikan dan Pelatihan
Ilmu Pelayaran (BP2IP) maupun akademi pelayaran, serta sekolah-sekolah
penerbangan. Di antaranya akan mendirikan diklat terpadu di Makassar, yakni
untuk penerbang, pelaut dan darat. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia,
24.04.12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar