Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Shipowners
(INSA) menggalakkan penggunaan bahan bakar minyak kapal atau bungker non
subsidi kepada operator pelayaran untuk
mendukung program pemerintah dalam mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Jojok Moedjijo, pengurus DPP INSA bidang angkutan cair
mengatakan, dukungan asosiasi pelayaran nasional itu diwujudkan dengan
menyosialisasikan Peraturan Menteri ESDM No:1/2013 tentang pengendalian BBM, kepada perusahaan pelayaran
anggota INSA di seluruh daerah Indonesia.
Jojok yang juga Koordinator Pelaksana Sosialisasi Permen
ESDM No:1/2013 tersebut mengatakan, alokasi subsidi bahan bakar minyak di
sektor angkutan laut nasional hingga saat ini masih terlalu besar. “Bahkan pada
2013 dialokasikan 1.300 kilo liter,” ujarnya kepadaBisnis, hari ini, Kamis
(12/9/2013).
Kendati begitu, pemakain bungker bersubsidi masih bisa
dinikmati operator pelayaran kapal penumpang, perintis, angkutan penyeberangan
penumpang, pelayaran rakyat dan kapal jenis roll on-roll off (ro-ro) full
penumpang.
“Sedangkan untuk kapal jenis kargo dan full ro-ro
pengangkut barang sudah menggunakan bungker nonsubsidi,”tuturnya.
INSA menilai pentingnya sosialiasi Permen ESDM No:1/2013
tersebut kepada seluruh anggotanya supaya tidak terjadi multitafsir dikalangan
operator pelayaran maupun aparat penegak hukum di laut yang melakukan
pengawasan terhadap penggunaan BBM bersubsidi di sektor transportasi laut.
Jojok mengatakan, sosialisasi sudah dilakukan sejak Agustus 2013 kepada
perusahaan pelayaran anggota INSA di Medan Sumatera Utara dan Makassar.
“Rencananya dalam waktu dekat sosialisasi juga dilakukan di Surabaya,
Kalimantan dan Bali,” paparnya.
INSA berharap pemerintah memberikan insentif kepada
operator pelayaran nasional yang melakukan bungker di dalam negeri dengan
pengurangan PPn bungker yang saat ini masih dikenakan 10%.
Selain itu, mengusulkan keringanan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)
yang merupakan pendapatan asli daerah (PAD). “Kami mengusulkan PBBKB bisa
dikurangi hingga 5% saja,”ujar Jojok.
Sekjen Asosiasi Penyalur Bahan Bakar Minyak
Indonesia (APBBMI) Sofyano Zakaria,
sebelumnya mengatakan mendukung kebijakan pemerintah tentang peningkatan
pemanfaatan bahan bakar nabati pada bahan bakar minyak.
“Kebijakan tersebut setidaknya akan mampu memberi
sumbangan terhadap ketahanan energi
nasional,” ujarnya.
APBBMI sebelumnya bernama APBI (Asosiasi Pelayanan Bunker
Indonesia) yang anggotanya melayani kegiatan pengisian bahan bakar kapal atau
bungker pada sejumlah pelabuhan di
Indonesia.
Dia mengatakan subsidi Pemerintah terhadap BBM untuk
tahun 2013 menguras anggaran Negara
sebesar Rp199,3 Triliun. “Kami berharap
Pemerintah melahirkan kebijakan yang
bisa membuat masyarakat tertarik
menggunakan BBM nonsubsidi,” ujar Sofyano.
Sumber : Bisnis Indonesia, 12.09.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar