JAKARTA.
Pemerintah mengakui, pertumbuhan ekonomi semakin terasa berat. Sehingga untuk
mengangkatnya agar lebih tinggi dari posisi di kuartal pertama dan kedua sangat
sulit.
Salah satu
penyebabnya adalah daya beli masyarakat yang belum juga membaik. Padahal,
pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan agar daya beli masyarakat
membaik.
Dari hasil
survey penjualan eceran bulan Agustus, yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI)
terlihat secara tahunan pertumbuhannya melambat. Menurut survey disebutkan,
indeks riil penjualan Agustus tercatat hanya sebesar 176,7 atau tumbuh lebih
rendah dibandingkan bulan Juli.
Menteri koordinator
bidang perekonomian Darmin Nasution bilang, melihat perkembangannya daya beli masyarakat
memang belum membaik. "Ini karena daya beli di luar jawa yang rendah,
menolong daya beli masyarakat jawa yang juga rendah," ujar Darmin, akhir
pekan.
Tahun ini,
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) 2015 pemerintah
menargetkan pertumbuhan sebesar 5,7%. Kemudian target tersebut juga diubah
menjadi 5,5%, dan terakhir targetnya diperkirakan ada di dalam rentang
4,9%-5,1%.
Nah, dengan
melihat perkembangan yang terjadi Darmin mengaku belum bisa memastikan bisa
atau tidaknya mencapai target. Yang jelas, ia hanya bisa memastikan pertumbuhan
hingga akhir tahun akan sedikit lebih besar dari pertumbuhan di kuartal satu
dan dua yang mencapai 4,7% dan 4,67%.
Sumber :
Kontan, 11.10.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar