JAKARTA. Para
pengusaha logistik yang tergabung dalam Asosiasi Logistik Indonesia (ALI)
mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk membangun Tol Laut.
Zaldi I Masita, Ketua ALI mengatakan, selama setahun
ini, asosiasinya tidak melihat keseriusan pemerintah dalam melaksanakan program
tersebut.
Hal ini
katanya, bisa dilihat dari tidak jelasnya pelaksanaan program tersebut.
"Yang
ada cuma rencana awal," kata Zaldi kepada Kontan.
Selain itu,
ketidakjelasan program tol laut kata Zaldi, bisa dilihat dari waktu bongkar
muat barang dipelabuhan yang sampai saat ini masih lamban.
Presiden Joko
Widodo saat dilantik menjadi presiden ke-7 setahun lalu menyatakan akan
mengembalikan kejayaan Indonesia di sektor maritim.
Salah satu
upaya yang akan dilakukannya untuk mewujudkan keinginan tersebut adalah dengan
melaksanakan program tol laut.
Untuk
melaksanakan program tersebut, pemerintah akan membangun dan mengembangkan 24
pelabuhan.
Pelabuhan
tersebut antara lain; Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Padang, Pangkal
Pinang, Panjang, Tanjung Priok dan Merauke.
Anggaran yang
diperlukan untuk mewujudkan program tersebut mencapai Rp 700 triliun.
Zaldi
mengatakan, walau rencana pengembangan dan pembangunan tersebut telah diungkap
pemerintah samapai saat ini realisasinya masih jauh dari harapan.
"Rincian
eksekusi tidak ada, dulu bilang bangun 24 pelabuhan, tapi sampai sekarang
yang dibangun mana saja tidak jelas, yang dibangun tol melulu," katanya.
Sofyan Djalil, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional
mengatakan, walau belum kelihatan hasilnya, program tol laut tetap dilaksanakan
pemerintah.
Bambang Prihartono,
Direktur Transportasi Badan Perencvanaan Pembangunan Nasional mengatakan, keseriusan pemerintah
tersebut dilakukan dengan alokasi anggaran untuk program tersebut.
Khusus untuk
tahun 2016 misalnya, RAPBN 2016 akan menggelontorkan
anggaram Rp 34,3 triliun.
Anggaran
tersebut naik berlipat- lipat jika dibandingkan dengan anggaran tol laut 2015
yang hanya mencapai Rp 100 miliar.
Sumber :
Kontan, 28.10.15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar