KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika
Serikat (AS) mengumumkan sanski baru atas sejumlah perusahaan
perkapalan yang mengirimkan minyak dari Venezuela. Sanksi yang dirilis Jumat
(12/4) ini disebut mengirim minyak ke Kuba.
Departemen Keuangan AS menjatuhkan
sanksi pada Jennifer Navigation Ltd, Lima Shipping Corp, dan Large
Range Ltd yang merupakan perusahaan-perusahaan berbasis Liberia. AS pun
menjatuhkan sanksi pada PB Tankers SPA yang merupakan
perusahaan Italia.
AS memasukkan masing-masing satu
tanker milik perusahaan Liberia dan enam tanker Italia dalam daftar hitam.
Dalam pernyataan, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa sektor minyak
Venezuela terus menopang rezim yang tidak sah. AS menganggap bahwa Presiden
Venezuela Nicolas Maduro yang berkuasa sekarang ini bukan merupakan
pemimpin sah.
"Kami terus menargetkan
perusahaan yang mengangkut minyak Venezuela ke Kuba karena mereka mendapat
untung sementara rezim Maduro menjarah sumber daya alam," kata Menteri
Keuangan Steven Mnuchin dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
Sanksi AS atas Venezuela melarang
warga AS untuk bertransaksi dengan perusahaan-perusahaan yang masuk daftar.
Perusahaan-perusahaan yang kena sanksi pun dilarang bertransaksi di AS.
Pekan lalu, Departemen Keuangan AS
menjatuhkan sanksi terhadap 34 kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh
perusahaan minyak negara Venezuela, Petroleos de Venezuela SA atau PDVSA
serta dua perusahaan dan satu kapal yang mengirim minyak ke Kuba pada bulan
Februari dan Maret. Tapi, PDVSA mengirim 1 juta barel minyak ke Kuba setelah
putaran terakhir sanksi.
AS mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido
sebagai presiden sah Venzuela. Guaido menyebutkan bahwa pemilihan kembali
Maduro tahun 2018 tidak sah.
Maduro mengatakan bahwa Guaido
adalah boneka AS yang berusaha menggulingkannya dalam kudeta. Menteri
Luar Neger Venezuela Jorge Arreaza mengatakan bahwa pihaknya akan
memenuhi komitmen kepada Kuba.
Venezuela telah lama mengirim minyak
mentah bersubsidi kepada Kuba. AS menggambarkan pengaturan ini sebagai skema
minyak untuk penindasan. AS menganggap Kuba membantu Maduro mengatasi krisis
ekonomi dan kekuasaan dengan imbalan bahan bakar.
Kuba mengatakan tidak akan
meninggalkan sekutunya bahkan ketika AS mengancam sanksi lebih lanjut.
Sumber : Kontan, 13.04.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar