KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT
ABB Sakti Industri (ABB Indonesia) memperkenalkan robot untuk industri
manufaktur. Robot yang diberi nama YuMi ini, mulai diperkenalkan pada Indonesia
Industrial Summit 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia di ICE BSD, Tanggerang, pada awal pekan ini.
Head of Robotics ABB Indonesia, Mugi Harfianza mengatakan, Robot YuMi ini berbeda dengan robot lainnya.
Jika biasanya robot digunakan di berbagai industri untuk menggantikan tenaga
manusia, sedangkan robot buatan ABB ini dirancang dengan mengedepankan system
co-working, yakni kerja sama antara robot dengan manusia.
Dimana robot ini bisa dimanfaatkan
untuk jenis pekerjaan yang memiliki risiko tinggi bagi manusia. “Dulu, memang
robot bekerja sendiri. Sekarang, robot didesain untuk bekerja sama dengan
manusia. ABB juga memproduksi robot dengan sistem itu," katanya.
Keunggulan lainnya, robot YuMi ini
juga terkoneksi dengan internet. Sehingga bisa diawasi dari jauh baik oleh
pemilik maupun oleh ABB.
Mugi mengatakan, adapun target
pengguna robot buatan ABB ini adalah bidang manufaktur seperti industri makanan
dan minuman (F&B), otomotif, elektronik, farmasi, dan lainnya.
Saat ini, jumlah robot yang
diproduksi ABB yang telah dipasarkan di Indonesia mencapai 1000 unit. Dimana
50% diantaranya banyak digunakan untuk industri Food & Beverages. Sedangkan
sisanya untuk industri lain seperti otomotif dan general industries seperti
plastik, metal, dan petrochemical.
ABB memandang optimis penjualan
robot di Indonesia akan terus berkembang. Sebab iklim investasi di Indonesia
selama ini memberikan kemudahan. Ditambah lagi, Indonesia sedang memfokuskan
industri 4.0 yang mengutamakan sistem digital.
Oleh karena itu, Indonesia menjadi
pasar yang baik untuk perkembangan teknologi robot. "Di Amerika Serikat,
Eropa dan Asia, robotik terus berkembang. Begitu juga di Indonesia. Industri
masa depan ini akan terus tumbuh," katanya.
Apalagi, penggunaan robot dalam
dunia manufaktur dapat menghemat biaya produksi. “Kalau bicara robotics saja,
kami implementasikan automation dibandingkan dengan manual operation secara
umum setidaknya penghematan 20% dari operasional sehingga dapat terjadi
efisiensi,” ujarnya.
Sumber : Kontan, 22.04.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar