Oleh: A. Dadan Muhanda
JAKARTA (Bisnis.com): Pemerintah masih membuka kesempatan bagi semua investor, termasuk asing, untuk terlibat dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Danis H. Sumadilaga mengatakan model pendanaan dan investor megaproyek ini masih dibahas. Timnas Jembatan Selat Sunda masih belum memutuskan apakah proyek ini digarap sepenuhnya oleh swasta, kerja sama antara pemerintah swasta, atau melalui perusahaan patungan.
"Begitu diputuskan swasta akan dilibatkan, proyek ini akan segera ditenderkan. Siapa saja investornya kami terbuka tetapi untuk studi kelayakan dan desain dasar, kami yang menentukan, karena kami ingin JSS ini benar-benar jadi karya anak bangsa," katanya saat dihubungi hari ini.
Danis menjelaskan saat ini Timnas Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda tengah mematangkan pembentukan sekretariat dan kelompok kerja. Sekretariat pelaksana nantinya akan dipimpin oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dibantu oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Tim ini akan membawahi tiga kelompok kerja yakni pokja teknis dan lingkungan, pokja pengembangan wilayah dan ekonomi dan pokja kelembagaan dan pendanaan. Kelompok kerja itu diharapkan menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study) dan desain dasar (basic design) jembatan, merancang pengembangan wilayah ekonomi serta menyusun rancangan kelembagaan dan pendanaan.
"Ini pekerjaan besar, kami harus siapkan dengan matang," katanya.
Danis menjelaskan dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda pemerintah saat ini tengah mengkaji teknologi terbaik yang akan dipakai. Dia mencontohkan teknologi jembatan yang ada dan sudah terbukti handal masih dimiliki oleh Jepang. Contoh lain yang bisa dipakai adalah pembangunan Jembatan Messina di Italia.
Jembatan Selat Sunda rencananya merupakan jembatan tol dan akan dilengkapi oleh rel kereta api. "Tim akan memilih teknologi yang terbaik dan sudah terbukti jadi kalau investor tertarik, mereka tinggal mengerjakan sesuai dengan desain yang dibuat pemerintah," tuturnya.
Proyek JSS membutuhkan investasi yang tidak kecil. Biaya yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp100 triliun. Tantangan pembangunan JSS adalah pembuatan bentang jembatan sepanjang 2,9 km dengan ketinggian bangunan setidaknya 200 m dari dasar sampai permukaan air laut.
Selat Sunda juga memiliki palung laut sedalam 150 meter dan lebar sampai 2 km. Jembatan ini bakal terletak di areal yang merupakan zona gempa dengan arus gelombang laut yang deras. Pada Desember 2009, pemerintah sudah menerbitkan Keppres No.36/2009 tentang Tim Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Ketua Tim dipegang oleh Menko Bidang Perekonomian dan Wakil Ketua Menko Politik, Hukum dan Keamanan. Menteri Pekerjaan Umum menjadi Ketua Pelaksana Harian dan Menteri Perhubungan sebagai wakilnya.
Anggota terdiri dari menteri-menteri terkait serta Gubernur Lampung dan Gubernur Banten. Proyek ini sudah digagas sejak era pemerintahan Suharto pada 1980-an dengan bantuan ahli konstruksi Wiratman. Proyek ini akan menghubungkan pula Jawa dan Sumatra melalu jalur darat.(yn)
Sumber : Bisnis Indonesia, 15.03.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar