Oleh: Sepudin Zuhri
JAKARTA (Bisnis.com): PT Coca Cola Indonesia menyiasati produk sprite agar tetap eksis bagi konsumen dengan melakukan pemasaran melalui pengalaman (experiental marketing) untuk menghadapi persaingan dari produk minuman lainnya yang terus bermunculan.
Media Relation Manager Coca Cola Indonesia Arif Mujahidin mengatakan salah satu produk dari perusahaan tersebut adalah Sprite yang telah lama berada di Indonesia.
Untuk mempertahankan keberadaannya, maka dilakukan berbagai cara, tetapi lebih tepat melalui pemasaran berdasarkan pengalaman.
"Pangsa pasar Sprite adalah anak muda, bagaimana cara untuk semakin memperkenalkan produk itu kepada segmen pasar kami [anak muda]. Kami merasa experiental marketing sangat cocok untuk mempertahankan eksistensi kami,” ujarnya saat Konferensi Pers Sprite D’Plong 2010, kemarin.
Pangsa pasar Sprite, katanya, adalah anak muda. Anak muda, lanjutnya, menyukai musik, sehingga model pemasaran melalaui program musik menjadi pilihan perusahaan tersebut.
Coca Cola Indonesia kembali menyelenggarakan program Sprite D'Plong 2010, program musik yang dilaksanakan di 20 kota, pada Maret-Agustus.
Menurut Arif, program tersebut dalam jangka pendek tidak akan secara langsung meningkatkan penjualan.
“Kami lebih fokus pada eksistensi, bagaimana mempertahankan merek ini ditengah pesaing yang semakin gencar mengeluarkan berbagai merek minuman.”
Dia menambahkan penjualan produk Coca Cola di dunia hampir sebagian besar didominasi Coca Cola yang mencapai 60%.
Namun, di Indonesia, merek fanta, sprite dan coca coca memiliki pangsa pasar yang sama.
Indonesia, katanya, menjadi salah satu pasar terbesar produk Coca Cola setelah China untuk kawasan Asia. “Melalui program Sprite D’Plong ini, kami ingin menjaga komunikasi dengan konsumen.”
Dia enggan menyebutkan volume penjualan Coca Cola Indonesia selama tahun ini, tetapi dipastikan akan tetap bertumbuh. (wiw)
Sumber : Bisnis Indonesia, 18.03.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar