JAKARTA: Antrean kendaraan di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten yang sempat menembus hingga 13 KM dalam sepekan terakhir dipicu oleh pengetatan pendataan muatan kapal baik penumpang orang maupun kendaraan.
Kebijakan yang ditempuh menyusul terbakarnya kapal penyeberangan KMP Laut Teduh 2 berdampak kepada molornya kegiatan bongkar muat kapal hingga 20 menit yakni dari rata-rata 60 menit di waktu normal, naik menjadi 80 menit.
Ketua Dewan Pengurus Cabang Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak Togar Napitupulu mengatakan lintas penyeberangan Merak--Bakauheni tidak kekurangan kapal.
Menurut dia, pemicu utama kendaraan menumpuk di Pelabuhan Merak dan mengular hingga Tol Merak adalah pengetatan pencatatan dan pemeriksaan muatan kapal, baik penumpang orang maupun kapal.
Dia menjelaskan pengetatan itu dilakukan menyusul terbakarnya kapal KMP Laut Teduh 2. "Pengetatan itu menyebabkan waktu bongkar muat bertambah 20 menit dari biasanya," katanya kepada Bisnis, hari ini.
Sistem baru ini, katanya, dilaksanakan dengan mewajibkan semua penumpang orang mengisi dokumen data diri atau muatan jika penumpang itu membawa kendaraan barang.
Kebijakan yang sebelumnya tidak diberlakukan secara ketat itu menyebabkan pengguna jasa memerlukan tambahan waktu dalam mengisinya. "Masa transisi itu sudah lewat sejak malam kemarin," ujarnya.
Hingga siang kemarin, proses bongkar muat kendaraan di pelabuhan penyeberangan Merak--Bakauheni kembali normal yakni selama 60 menit sehingga jumlah truk yang mengantre berkurang secara signifikan.
Pada pukul 15.00, kendaraan yang sebelumnya mengular hingga Tol Merak sudah berkurang secara signifikan, bahkan masuk ke dermaga. "Situasinya sudah normal. Semua kendaraan ada dipuntu dermaga," katanya.
Bisnis sebelumnya memberitakan terbatasnya kapal yang beroperasi di lintas penyeberangan Merak—Bakauheni akibat 7 unit harus masuk perawatan rutin (dock) dan tiga lainnya rusak berat diduga menjadi pemicu tertahannya ratusan kendaraan di Merak dalam sepekan terakhir.
Kepala Cabang Merak PT ASDP Indonesia Ferry Tedja Suprana mengatakan saat ini di lintasan Merak—Bakauheni hanya bisa dioperasikan 22 unit kapal karena tujuh unit harus dock dan tiga lainnya rusak. Total kapal, katanya, ada 32 unit.
Dia menjelaskan lalu lintas kendaraan yang akan menyeberang dari Merak menuju Bakauheni melonjak secara signifikan dalam sepekan terakhir sehingga memicu terjadinya antrian panjang di Merak.
Tedja menambahkan pihaknya sudah mengerahkan semua kapal yang bisa dioperasikan untuk mengangkut kendaraan dari Merak ke Bakauheni. “Tetapi volume kendaraan yang menyeberang memang diluar prediksi,” ujarnya. (sut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar