JAKARTA: Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) meminta pemerintah untuk segera membenahi fasilitas dry port di Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) Gede Bage guna memperlancar arus barang ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Sekjen ALFI Siti Ariyanti Adisoediro mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan Divisi Litbang Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, PT KAI, dan perwakilan TPKB Gede Bage untuk menemukan solusi dalam mengatasi inefisiensi arus barang Gede Bage-Tanjung Priok.
“Kemarin [17 Februari] kita sudah diskusi untuk dapat menentukan langkah-langkah guna mempercepat arus barang dari TPKB Gede Bage ke Tanjung Priok,” ujar Ariyanti kepada Bisnis hari ini.
Menurut Ariyanti volume barang yang melalui TPKB Gede Bage terus merosot sejak tersedianya Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta-Bandung. Kata dia, perlu ada langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk dapat menghidupkan kembali TPKB Gede Bage.
“Masalah utamanya adalah adanya missing link antara Stasiun Pasoso dengan Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga barang harus diangkut dua kali [double handling] dan menyebabkan inefisiensi proses logistik,” paparnya.
Ariyanti menjelaskan dalam diskusi tersebut seluruh pihak telah menyetujui adanya pembangunan infrastruktur untuk kereta api antara Stasiun Pasoso sampai Pelabuhan Tanjung Priok agar tidak lagi terjadi double handling.
Menurut Ariyanti, pemerintah harus sadar bahwa Tol Cipularang tidak selamanya bisa mengakomodasi arus barang, karena itu TPKB Gede Bage yang memang sudah memiliki fasilitas dry port yang mumpuni perlu dikembangkan dengan optimal.
“Jadi kita minta supaya TPKB Gede Bage dapat didukung oleh infrastruktur barang yang memadai, supaya proses logistik ke Pelabuhan Tanjung Priok bisa lebih efektif,” ujarnya. (arh)
Sumber : Bisnis Indonesia, 18.02.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar