JAKARTA.
Kementerian
Perindustrian telah menyusun program strategis bagi pengembangan daya
saing industri kecil dan menengah (IKM) pada tahun 2017. Hal ini
untuk menjaga konsistensi peran IKM yang terus memberikan kontribusi besar
terhadap perekonomian nasional.
“IKM
terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap
tahun. Hal ini terlihat dari capaian pada tahun 2016 sebesar Rp 520 triliun
atau meningkat 18,3% dibandingkan pada 2015,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati
Wibawaningsih, Jumat (3/3) lalu.
Sementara
itu, nilai tambah IKM di tahun 2014 tahun sekitar Rp 373 triliun menjadi Rp 439
triliun tahun 2015 atau naik 17,6%. Jumlah tersebut berdasarkan data BPS yang
diolah Direktorat Jenderal IKM. “Kami proyeksikan tahun ini juga akan
meningkat,” ujarnya.
Menurut
Gati, IKM juga berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja di dalam negeri
karena sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia. Pada tahun
2016, IKM tumbuh mencapai 165.983 unit atau meningkat 4,5% dibandingkan tahun
2015. Sedangkan, tahun 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.
“Untuk
memacu produktivitas dan daya saing IKM, kami akan memberikan fasilitas pada
tahun ini berupa pengembangan produk, restrukturisasi mesin dan peralatan,
serta promosi dan pameran,” tutur Gati.
Selain
itu juga akan dilaksanakan program bimbingan teknis, start-up capital,
pendampingan, dan fasilitasi izin usaha industri. Dengan berbagai program
strategis tersebut, diharapkan akan mendorong pertumbuhan wirausaha baru
sebanyak 5.000 unit dan pengembangan 1.200 sentra IKM pada tahun 2017.
“Kami
menargetkan tahun 2019 akan mencapai 20.000 wirausaha baru. Karena untuk
menjadi negara industri yang maju, syaratnya jumlah wirausaha harus ada 2% dari
populasi penduduk, dan kita baru separuhnya,” papar Gati.
Sumber
: Kontan, 05.03.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar