JAKARTA.
Bisnis logistik yang tengah tumbuh, menyebabkan PT Cikarang Inland Port
optimistis, bisa mengerek volume barang di pelabuhan darat tersebut. Pengelola
Cikarang Dry Port ini menargetkan bisa menambah volume barang hingga 45,82%
tahun ini. Yakni dari sekitar 60.000 sampai 70.000 peti kemas 20 kaki menjadi
100.000 unit peti kemas ukuran 20 kaki atau TEUs.
Target
ini memang masih kecil dibandingkan kapasitas Cikarang Dry Port. Pelabuhan ini
bisa menampung hingga 400.000 TEUs per tahun.
Menurut
Imam
Wahyudi, General Manager Commercial PT Cikarang Inland Port, target
tersebut salah satunya berasal dari pusat logistik berikat kedua di Cikarang
Dry Port yang mulai beroperasi. Pusat logistik ini akan menampung komoditas
dengan kapasitas sebanyak 3.000 ton. Sayang, Imam belum bersedia membeberkan
identitas komoditas itu.
Yang
jelas, pusat logistik tersebut segera beroperasi. "Pusat logistik berikat
tersebut akan kami luncurkan satu hingga dua bulan mendatang," kata dia,
saat KONTAN temui di kantornya, Rabu (8/3).
Nanti,
gudang pusat logistik berikat ini bakal ada di atas lahan seluas satu hektare.
Tak tertutup kemungkinan, Cikarang Inland memperluas kawasan gudang tersebut
hingga mencapai empat hektare. Tapi, itu semua tergantung permintaan pasar.
Anak
usaha PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) ini sudah memiliki
pusat logistik berikat pertama yang khusus menampung komoditas kapas. Pusat
logistik berikat ini berdiri di areal seluas 5.000 meter persegi (m) dengan
kapasitas 1.500 ton.
Mulai
tahun ini, Cikarang Inland Port juga akan menambah komoditas di pusat logistik
berikat itu, yakni dengan komoditas mineral. Lagi-lagi Imam tidak merinci jenis
mineral yang dimaksud. Tapi ia memastikan tempat penyimpanan komoditas mineral
ini bakal terpisah dengan kapas.
Selain
itu, Cikarang Inland Port juga tengah mengoptimalkan layanan pada tahun ini.
Misalnya mulai memaksimalkan angkutan kereta api logistik. Setelah kereta api
logistik sudah terhubung dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Cikarang Dry Port,
perusahaan ini tengah mengupayakan koneksi angkutan sejenis hingga ke Stasiun
Benteng, Surabaya.
Sayang,
Imam tidak merinci lebih detail soal waktu pengoperasian jalur ke kota buaya
tersebut. Namun pihaknya segera mengoperasikan layanan smart port. Lewat
layanan ini, pengguna Cikarang Dry Port bisa mendapat layanan terintegrasi dari
Cikarang Inland Port. "Tahun ini layanan tersebut kami mulai,"
jelasnya.
Aksi
lain yang tidak kalah penting adalah upaya memperbesar kapasitas barang.
Rupanya, perusahaan ini punya ambisi bisa menampung hingga 2,5 juta TEUs per
tahun. Target ini bakal diangsur secara perlahan, dengan lonjakan antara
20%-30% per tahun. Nah, sampai akhir tahun ini, target kapasitas bisa mencapai
800.000 TEUs.
Imam
optimistis, target tersebut bisa tercapai lantaran pasar logistik yang besar di
sekitar Cikarang. Ia menghitung, sekitar 62% dari total volume barang di
Pelabuhan Tanjung Priok lari ke Cikarang Timur dan sekitarnya. Mayoritas
pengguna pelabuhan darat tersebut berasal dari industri otomotif, makanan dan
minuman, ritel, kapas, kimia dan tekstil.
Sumber
: Kontan, 10.03.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar