Bisnis.com, JAKARTA -
Pemerintah akan menambah kurikulum
tentang pendidikan kebencanaan pada tahun ajaran 2019/2020 dan meminta
perguruan tinggi untuk membuka program studi tentang kebencanaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy mengatakan saat ini
pihaknya tengah menyiapkan modul-modul untuk pendidikan tentang mitigasi
bencana.
Pendidikan mitigasi bencana yang dimasukkan ke dalam
kurikulum tak akan berupa mata pelajaran khusus. Pendidikan mitigasi bencana diintegrasikan dalam
kegiatan belajar mengajar tanpa melalui mata pelajaran khusus.
"Modul ini akan diberikan mulai
tahun ajaran 2019/2020. Tak hanya modul tentang mitigasi bencana saja tetapi
juga ada paket modul yang disiapkan yakni modul tentang bahaya narkoba,
menangkal radikalisme, kesadaran hukum berlalu lintas, dan modul pendidikan
antikorupsi," ujarnya, Rabu (2/1/2019).
Menurutnya, sekolah bukan sebagai
solusi terakhir dalam menyelesaikan masalah terutama di saat terjadi
kebencanaan. Selama ini banyak yang menjadikan sekolah sebagai solusi terakhir
dan mengganggap dengan menambah kurikulum pelajaran dapat membuat masalah itu
selesai.
"Pendidikan mitigasi bencana butuh
keterlibatan semua pihak, baik sekolah, orang tua, masyarakat, maupun
kementerian/lembaga lain. Tak hanya dari Kemendikbud saja," katanya.
Selama ini pendidikan mitigasi
bencana bukan menjadi hal baru. Pelatihan mitigasi bencana tersebut dilakukan
secara berjenjang dan menjadikan sekolah sebagai sentra pelatihan dan
memberikan pelatihan ke sekolah lain.
Selain itu, pendidikan mitigasi
bencana juga telah dimasukkan ke dalam Kurikulum 2013, dengan
mengintegrasikannya ke mata pelajaran yang berupa pelatihan untuk siswa dan
guru di sekolah. Pelatihannya berupa bagaimana cara menyelamatkan diri dan
berlindung dari bencana.
"Ini memang bukan hal baru tapi
kami buatkan modul terkait bencanaan dan empat modul lainnya agar bisa
digunakan pada tahun ajaran depan," ucap Muhadjir.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Menristekdikti) Mohamad Nasir juga
meminta agar perguruan tinggi dapat membuka program studi (prodi)
kebencanaan.
Selain meminta membuka prodi
kebencanaan, dia mendorong agar materi pelatihan tanggap bencana agar diberikan
kepada seluruh mahasiswa baru di semua universitas.
"Kami masukkan menjadi materi
bagi seluruh perguruan tinggi dalam menyambut mahasiswa baru. Kami targetkan
dapat dilaksanakan pada penerimaan mahasiswa baru (PMB) Tahun
Akademik 2019/2020," tuturnya.
Sumber : Bisnis, 03.01.19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar