BALIKPAPAN: Kaltim Airlines, maskapai penerbangan yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, akhirnya diresmikan penerbangan perdananya hari ini, sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya yakni bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan pihaknya menyambut baik upaya yang telah dilakukan oleh Kaltim Aviation Holding (KAH) sebagai induk operasi Kaltim Airlines.
“Dengan ditandainya penerbangan perdana ini diharapkan jembatan udara bagi warga Kaltim di daerah dapat seterusnya berjalan,” ujarnya hari ini.
Awang mengatakan pendirian KAH ini sebagai upaya untuk mengatasi masalah infrastruktur yang selama iniu menjadi kendala tingginya harga bahan pokok di daerah yang terisolir. Dengan bantuan dari beberapa pihak seperti PT Survai Udara Penas dan Prime Air selaku operator pesawat dan PT Dirgantara Indonesia serta PT Perusahaan Pengelola Aset diharapkan Kaltim Air dapat terus berkembang.
Perkembangan maskapai ini akan membantu pemerataan pembangunan pada daerah-daerah yang selama ini susah dijangkau. Namun, Awang juga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang lain juga akan digenjot agar tidak mengalami ketimpangan.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol mengatakan pembangunan maskapai penerbangan tidak akan berhenti pada Kaltim Air saja.
“Nantinya aka nada maskapai-maskapai lain yangakan membantu hidupnya kembali industry kedirgantaraan di tanah air,” ujarnya.
Dia menambahkan dengan menggandeng PT Dirgantara Indonesia (PT DI)sebagai salah satu mitra yang mampu memproduksi pesawat diharapkan adanya pemasukan yang baik bagi perusahaan tersebut. Seperti yang telah diketahui, kondisi PT DI saat ini sangat memprihatinkan karena ketiadaan pesanana pembuatan pesawat yang menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan pelat merah tersebut.
Selain itu, pembangunan maskapai penerbangan yang menjangkau daerah perbatasan juga akan membantu pertumbuhan ekonomi bagi daerah tersebut. Selama ini daerah perbatasan mengalami kesulitan pasokan karena terbatasnya pasokan dari daerah di sekitarnya sehingga harga yang ada begitu mahal.
Direktur Utama KAH Martin Billa menambahkan pembentukan maskapai ini bukanlah untuk mengejar keuntungan dari peluang bisnisnya. “Fokus kami tetap untuk membantu akses pada daerah yang terisolir,” ujarnya.
Untuk sementara, dia menjelaskan, pesawat yang akan beroperasi baru tiga buah yakni dua jenis Grand Carravan serta satu unit pesawat bermesin jet jenis BAe 146-72. Hanya saja dari dua jenis pesawat tersebut yang memiliki jadwal terbang regular baru pesawat BAe dengan kapasitas 72 orang penumpang.
Rutenya adalah Jakarta-Balikpapan-Berau dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu. Sementara Grand Carravan yang berkapasitas 12 orang penumpang ditempatkan di Bandara Temindung Samarinda dan Bandara Juata Tarakan yang waktu penerbangannya mengikuti kebutuhan penumpang.
Martin mengatakan untuk saat ini masalah tiket memang belum tersedia di pasaran karena pihaknya harus menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. Penerbangan kali ini sebagai momen peluncuran yang bertepatan dengan Hari KEmerdekaan sehingga semangat kebangsaan bias semakin tercermin.
Dia menargetkan maslah tiket tersebut dapat segera diatasi maksimal satu minggu ke depan. “Dengan demikian, penumpang dapat segera menikmati penerbangan tersebut sebelum lebaran,” tutupnya. (Rachmad Subianto/Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia, 17.08.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar