Jakarta - Symbian dan Nokia merupakan gabungan kisah
sukses yang pernah sangat lama merajai pasar ponsel dunia. Tapi kini, cerita
manis keduanya hanya akan menjadi bagian dari masa lalu seiring kudeta Android.
1 Januari 2014 akan menjadi hari dimana Nokia secara
resmi menghentikan sepenuhnya dukungan terhadap Symbian. Mulai dari update
hingga perhatian ke para pengembang aplikasinya.
Banyak faktor yang menyebabkan Nokia akhirnya memilih
kebijakan tak populis ini. Mulai dari kedigdayaan Android hingga pilihan Nokia
ke Windows Phone, sehingga menjadikan Symbian bukan lagi sistem operasi pilihan
utama.
Sebelum akhirnya 'lonceng kematian' itu benar-benar
berbunyi, ada cerita tentang Symbian yang masih layak untuk diangkat kembali.
Kisah dimana Symbian masih berjaya, dan sebelum ada Android pastinya.
Berikut kisahnya seperti detikINET rangkum dari ZDnet,
Rabu (9/10/203).
1. Sejarah Symbian
Sekitar tahun 1980, perusahan piranti lunak bernama Psion
Software membangun sebuah platform yang diberi nama Symbian. Fokus ke sistem
operasi mobile, membuat Psion berubah nama menjadi Symbian Ltd pada tahun 1998.
Seperti halnya Android, Symbian Ltd ini semacam
konsorsium yang didukung oleh sejumlah perusahaan ternama seperti Nokia,
Motorola dan Samsung. Tapi memang, Nokia yang paling banyak berkontribusi.
Sepuluh tahun setelahnya atau tepatnya tahun 2008, Nokia
mengambil alih sebagian besar kemudi di Symbian Foundation. Terlebih saat itu,
vendor Samsung dan Motorola mulai mengendurkan dukungannya.
Berharap Symbian semakin besar di tangan Nokia, nyatanya
di awal tahun 2012, perusahaan yang berdiri di Finlandia itu malah memutuskan
untuk berhenti mendukung sistem operasi Symbian.
2. Symbian Penemu Smartphone
Kembali pada pertengahan 2007, Nokia dan Symbian terus
menanjak posisinya di tempat teratas dalam daftar penjualan smartphone global,
dengan market share hingga 65%.
Saat itu, setiap satu dari dua ponsel yang terjual di
seluruh dunia terdapat logo Nokia di belakangnya. Antara Nokia dan Symbian menjadi
pasangan serasi yang seolah-olah tak tergantikan.
Nokia yang berbasis di Helsinki, memiliki inovasi yang
menarik di perangkat keras dan Symbian yang bermarkas di London membantu
mengembangkann software yang menghubungkan pengguna dengan dunia luar.
Ya, boleh dibilang Symbian lah penemu kategori smartphone
consumer, bila dilihat dari sisi kesuksesan penjualan.
3. Android Sebelum Android
Kini, Android menguasai kurang lebih separuh penjualan
smartphone di dunia. Tapi, banyak dari karakteristik yang membantu Android
sukses, sebetulnya sudah digunakan oleh Symbian di tahun sebelumnya.
Seperti Android, Symbian--sebelum menjadi pengikut
Nokia--digunakan dalam handset oleh banyak produsen besar, seperti Ericsson dan
Samsung. Tapi, Symbian masih bisa menjaga kestabilan OS-nya, walau hadir di
banyak handset.
Symbian pun sejatinya adalah sistem operasi terbuka.
Buktinya, OS ini masih mengizinkan kustomisasi oleh pihak ketiga. Dari
ketebukaan ini muncul pengembangan OS lain dari Symbian.
Sebut saja, S60 (Nokia, Samsung dan LG), UIQ (Sony
Ericsson dan Motorola) dan MOAP (S) (Jepang seperti Fujitsu, Sharp dll).
4. Ekosistem dan Aplikasi
Berbeda dengan Android, sistem operasi Symbian ini tidak
menggunakan ponsel untuk menjual ekosistem, namun menggunakan ekosistem untuk
menjual ponsel.
Dua hal yang berbeda inilah membuat Symbian lebih dikenal
sering merangkul dan mendorong pengembang ketiga. Bahkan hasil rayuannya
berhasil membuat inisiatif bernama Symbian Signed di tahun 2005.
Ini semacam cara agar aplikasi pihak ketiga bisa masuk
dengan lancar tanpa perlu mendapatkan persetujuan rumit. Sehingga proses
mendapatkan aplikasi ke tangan pengguna aplikasi bisa lebih cepat dan mudah.
Memang, cara ini dianggap lebih baik dari Android, tapi
tak demikian dalam hal mengejar kuantitas aplikasi dari App Store milik Apple.
Karena jumlah aplikasi Symbian kalah mentereng dibandingkan iOS.
Symbian perlu 7 tahun untuk mengejar 10 ribu aplikasi,
sedangkan iOS tak mencapai setahun untuk mendapatkannya. Apalagi diketahui, App
Store telah menjadi rumah yang baik bagi pengembang saat ini.
5. Apa Salah Symbian?
Symbian kian terpuruk setelah duopoli Android dan iOS
menguasa pasar smartphone. Dengan segala sumber daya dan pengalamannya,
seharusnya Symbian bisa terus berjaya.
Jawaban dari permasalahan itu adalah warisan kolot dari
masa lalu. Menurut Lee Williams, mantan kepala Symbian Foundation, karena
selain warisan Psion-nya, Symbian 'disandera' oleh mitra dan industri pada
umumnya.
"Untuk mengeluarkan produk Symbian pada waktu itu
kami harus disertifikasi lebih dari 200 jaringan atau operator di seluruh
dunia."
"Aku ingat dalam satu kasus ada 10.000 persyaratan
untuk mendapatkan produk Symbian ke jaringan satu operator adalah Symbian tidak
boleh menghubungkan dengan WiFi," ungkap Williams, betapa terkekangnya
Symbian saat itu.
Alhasil, Symbian menjadi platform high end yang mengalami
stagnasi, tidak bisa membuatnya cukup cepat dalam menarik pengembang.
Sumber : detikInet, 09.10.13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar