Bisnis.com, JAKARTA - Sembilan
perusahaan bongkar muat (PBM) terseleksi yang menjadi mitra kerja bongkar di
Pelabuhan Tanjung Priok, kesulitan mencapai target produktivitas bongkar muat
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Data Pelindo II yang dihimpun Bisnis menyebutkan, Pelindo II telah
menetapkan 16 PBM terseleksi yang menjadi mitra kerja bongkar muat kargo maupun
peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Namun, kini tinggal tersisa 15 PBM karena satu PBM yakni PT Hamparan Jala
Segara (HJS) telah dinyatakan tidak lagi beroperasi di pelabuhan Priok.
Data itu juga menyebutkan, sepanjang periode Nopember 2012-Okober 2013,
sebanyak 9 PBM terseleksi dilaporkan kesulitan mencapai target produktivitas
bongkar muat yang ditetapkan sebelumnya oleh Pelindo II Tanjung Priok.
Kesembilan PBM itu a.l. Sarana Ultra Layanan Kargo, Srikreasi Unggul
Persada, Mitra Karunia Samudera, Adipurusa, Mahardi Sarana Tama, Sarana Bandar
Nasional, Mitra Sentosa Abadi, Olah Jasa Andal dan Tangguh Samudera Jaya.
Sementara itu, sisanya mencapai target produktivitas bongkar muat a.l.
Escorindo Stevedoring, Dwipa Hasta Utama, Kaluku Maritama, Prima Nur Panurjwan,
Daisy Mutiara Samudera dan Andalan Tama.
Sekjen DPP Assosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Oggy
Hargiyanto mengatakan seharusnya sudah tidak ada lagi status PBM terseleksi di
Pelabuhan Tanjung Priok karena hal tersebut bertentangan dengan UU.17/2008
tentang Pelayaran.
“Sesuai ketentuan perundang-undangan semua PBM yang mengantongi izin resmi
berhak untuk bekerja di pelabuhan,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (21/2/2014).
(K1)
Sumber : Bisnis Indonesia, 23.02.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar