KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat
investor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam membangun proyek transportasi
massal sudah mulai bermunculan. Selama ini, pembangunan infrastruktur tersebut
hanya dilakukan oleh pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Minat terbaru datang dari Sinarmas
Land. Pengembang BSD City ini berminat berinvestasi dalam pembangunan
proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang akan menghubungkan kota Jakarta
menuju Serpong.
Maklum, Pemerintah Kota Tangerang
Selatan sedang mengajukan ke Pemerintah DKI Jakarta agar MRT Jakarta sebagai
BUMD yang menjadi kontraktor dan pemilik konsesi MRT menyambungkan proyek
transportasi massal itu dari Jakarta hingga Rawa Buntu. Dan Sinarmas Land ingin
memperpanjang lintasan MRT hingga ke BSD City.
"Memang betul ada penjajakan
rencana untuk menyambung proyek MRT sampai ke BSD. Tetapi belum ada pembicaraan
dan rencana detailnya, sedang dikaji terlebih dahulu oleh pihak MRT," kata
Petrus
Kusuma, Advisor Sinarmas Land pada Kontan.co.id, Selasa (30/1).
Seperti diketahui, pembangunan
pembangunan MRT meliputi tiga fase. Fase pertama akan menyambungkan Lebak Bulus
hingga Bundaran Hotel Indonesia. Lalu pada tahap kedua nantinya akan
menghubungkan Bundaran HI dan Kampung Bandan. Sedangkan pada fase ketiga akan
menyambungkan bagian Barat dan Timur Jakarta. Tahapan ini akan dibangun dari
Cikarang-Balaraja.
Tuhiyat, Direktur Keuangan MRT Jakarta menjelaskan, perpanjangan proyek MRT hingga Rawa Buntu
merupakan inisiasi dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Saat ini baru, kedua
belah pihak masih melakukan pembicaraan mengenai mekanisme pengembangan proyek
itu. " MRT menyambut baik keinginan Pemkot Tangsel ini kalau memang
skemanya oke," kata Tuhiyat.
Jika skema yang ditawarkan nantinya
disepakati kedua belah pihak, lanjut Tuhiyat maka Pemkot Tangerang Selatan akan
memberikan penugasan kepada MRT. Selanjutnya, MRT akan melakukan feasibility
Study dan mencari investor untuk ikut membangun proyek transportasi massal
tersebut.
Sementara pengembangan lintasan MRT
hingga Cisauk baru muncul setelah inisiasi pengembangan lintasan Jakarta -Rawa
Buntu. Tuhiyat bilang, perpanjangan sampai ke sana belum masuk pembahasan
perusahaan karena Cisauk sudah bukan wilayah Kota Tangerang Selatan melainkan
Kabupaten Tangsel.
"Jadi pembangunan MRT sampai
Cisauk masih sebatas wacana. Kami masih fokus dulu untuk membahas kelanjutan inisiasi
dari Pemkot Tangsel, sekarang kami lagi melakukan pertemuan rutin dengan
mereka. Sedangkan pembicaraan dengan Sinarmas sejauh ini masih dilakukan oleh
tim di level bawah, " jelas Tuhiyat.
Gandeng investor dari China
Selain Sinarmas, perusahaan swasta
yang sudah lebih dulu mengatakan minatnya berinvestasi di proyek infrastruktur
transportasi massal adalah PT Ratu Prabu Energy Tbk (ARTI).
Perusahaan berencana untuk membangun proyek Ligh Rail Transit (LRT) Jakarta.
Burhanuddin Bur Maras l, Direktur Utama
Ratu Prabu Energi mengatakan, nantinya untuk membangun proyek LRT tersebut,
pihaknya akan menggandeng sejumlah investor dari China. "Saat ini kami
sudah melakukan penjajakan dengan lima investor China, empat di antaranya sudah
serius untuk ikut berinvestasi di proyek LRT," kata Burhanuddin.
Investor asal Tiongkok tersebut
merupakan perusahaan kontraktor, ada yang BUMN dan adalah perusahaan swasta.
Namun, ARTI belum bisa meneken kontrak kerja sama dengan investor tersebut
karena perusahaan belum mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan untuk
membangun proyek tersebut.
"Ini kami masih berunding
dengan Kementerian Perhubungan. Kalau sudah dapat lampu hijau, kami akan
langsung tanda tangan kontrak dengan investor tadi, " kata Bur.
Burhanuddin mengungkapkan, Ratu
Prabu memilih untuk mencari partner dari China karena banyak kontraktor dari
negeri Tirai Bambu tersebut membutuhkan proyek. Pasalnya, banyak proyek
pembangunan transportasi massal di sana, akan rampung dibangun.
"Proyek perkeretaapian di China
sudah mau selesai. Kontraktor di sana memiliki banyak alat berat yang
menganggur, kalau tidak dapat kontrak baru karyawan mereka akan menganggur. Itu
sebabnya mereka terus ekspansi keluar untuk dapat proyek, " tambah Bur.
Burhanuddin mengatakan, panjang
lintasan proyek LRT yang akan mereka bangun mencapai sekitar 200 an kilometer
(km) yang akan dibangun dalam tiga tahap. Fase pertama, rencananya akan
dibangun sekitar 120 km dengan perkiraan investasi US$ 7 miliar - US$ 8 miliar.
Burhanuddin mengaku, sudah melakukan
Feasibility Study untuk pembangunan LRT tersebut. Menurutnya rute yang
direncanakan akan dibangun pada fase pertama akan ada di dalam kota Jakarta.
"Untuk lintasan detailnya masih dibahas dengan Departemen Perhubungan.
Tapi, harapan kami ingin akan mulai bangun tahun depan. Kalau sudah dapat izin,
pembangunan bisa segera kami lakukan karena nantinya proyek ini tidak
membutuhkan pembebasan lahan, " tuturnya.
Untuk mendanai proyek itu, kata
Burhanuddin, Ratu Prabu sedang melakukan penjajakan dengan empat perbankan dari
China di mana salah satunya adalah China Exim Bank.
Sumber : Kontan, 31.01.18.