Bisnis.com, JAKARTA - Kabar merger perusahaan teknologi
raksasa Tokopedia dan Gojek semakin kuat terdengar.
Valuasi perusahaan hasil merger tersebut diperkirakan mencapai US$35
miliar—US$40 miliar atau sekitar Rp499,9 triliun hingga Rp571,3 triliun dengan
asumsi kurs RP14.283.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah portal
finansial, Rabu (3/3/2021), pemegang saham Gojek akan memiliki 60 persen saham
di entitas hasil merger tersebut. Sebaliknya, sisanya 40 persen akan dimiliki
Tokopedia.
Perusahaan teknologi raksasa itu akan mencatatkan sahamnya
terlebih dahulu di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika demikian,
entitas hasil merger Gojek-Tokopedia akan menjadi perusahaan terbesar ketiga
setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk. (BBRI) dalam hal kapitalisasi pasar di BEI.
Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu skenario yang
dibahas adalah menggabungkan kedua perusahaan sebelum secara bersamaan
mencatatkan mereka di Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Namun, skema lain adalah mendaftarkan Tokopedia di Jakarta
terlebih dahulu, kemudian bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas
gabungan di AS. Sumber dari Bloomberg mengatakan perusahaan belum
memutuskan apakah mereka akan memilih untuk mendaftar di AS melalui penawaran
umum perdana tradisional atau tujuan khusus melalui jalur akuisisi.
Selain itu, Gojek telah berdiskusi dengan saingannya Grab
Holdings Inc. tentang kemungkinan merger, tetapi pembicaraan itu
berlarut-larut dan akhirnya gagal. Namun rencana merger Gojek dan Grab ini
disinyalir akan akan menghadapi pertentangan peraturan karena akan
menggabungkan dua penyedia utama angkutan sesuai permintaan (on-demand) dan
layanan pengiriman di beberapa pasar Asia Tenggara.
Pendiri SoftBank Group Corp. Masayoshi Son,
pemegang saham luar terbesar di Grab, awalnya mendorong Chief Executive
Officer Grab Anthony Tan untuk membuat kesepakatan dengan Gojek.
Tetapi, Son kemudian mengalihkan dukungannya ke aliansi Gojek-Tokopedia.
Kedua pionir teknologi Indonesia ini memiliki investor yang
sama, termasuk Google, Temasek Holdings Pte, dan Sequoia
Capital India. Pendiri mereka juga telah berteman sejak didirikan lebih
dari 10 tahun yang lalu.
Jika gabungan Gojek-Tokopedia dilanjutkan dengan IPO,
itu akan memberi investor global kesempatan lain untuk bertaruh di salah satu
ekonomi internet dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Saham Sea Ltd., satu-satunya perusahaan
internet besar Asia Tenggara yang terdaftar di AS, naik hampir 400 persen tahun
lalu yang didorong oleh semakin populernya gim seluler dan platform belanja
online.
Tokopedia juga didukung oleh Alibaba Group Holding
Ltd., yang memiliki unit e-commerce sendiri di kawasan
tersebut, Lazada. Grab sejak itu memilih bank untuk potensi IPO AS
yang dapat mengumpulkan setidaknya U$2 miliar, kata orang-orang
yang mengetahui masalah ini.
Ketika Bisnis mencoba mengkonfirmasi kabar ini Tokopedia, VP
of Corporate Communications Nuraini Razak menolak berkomentar lebih
jauh. "Kami tidak dapat menanggapi spekulasi yang ada di pasar,"
tulisnya dalam pesan singkatnya kepada Bisnis.
Sumber : Bisnis, 04.03.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar