Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mendapatkan penugasan dari pemerintah pada 2017 untuk mengelola Light Rail Transit Jabodebek, PT Kereta Api Indonesia (persero) masih melakukan uji coba dinamis dengan menjalankan kereta di jalurnya.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo
mengatakan progres pembangunan fase 1 Light Rail Transit (LRT) Jabodebek telah
mencapai 83,37 perses per 5 Maret 2021. Adapun, rincian Lintas Pelayanan I Cawang-Cibubur
sudah rampung 93,67 persen.
Kemudian Lintas Pelayanan II Cawang-Kuningan-Dukuh Atas
sebesar 82,44 persen serta Lintas Pelayanan III Cawang-Bekasi Timur sebesar
76,94 persen.
“Fase 1 LRT Jabodebek ditargetkan untuk dapat dioperasikan di bulan Juli 2022 dengan 18 stasiun pemberhentian. Adapun pengoperasiannya akan dilakukan secara otomatis tanpa masinis dengan sistem persinyalan CBTC grade of automation level 3,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (11/3/2021).
Dalam tinjauannya untuk mengecek stasiun LRT, ia juga
mengecek ruang kendali uji coba sistem persinyalan atau backup operating
control center (BOCC), serta memastikan keandalan sarana LRT Jabodebek
dengan menaiki transportasi baru ini dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun TMII.
Komisaris Utama merangkap sebagai Komisaris Independen PT
Kereta Api Indonesia Said Aqil Siroj memastikan proyek PSN ini selesai tepat
waktu meski di tengah pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah, sampai saat ini saya tidak melihat ada
kekurangan pada pengerjaan LRT Jabodebek ini, semua berjalan dengan baik. Seluruh
pihak terus bekerja keras baik dari Kemenhub, KAI, Adhi Karya, Inka, dan LEN.
Saya harapkan proyek ini dapat dioperasikan tepat waktu di bulan Juli 2022,”
ujarnya.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017,
KAI ditugaskan untuk melakukan
penyelenggaraan Sarana dan Prasarana LRT termasuk pendanaan pembangunan
prasarana LRT Jabodebek. KAI nantinya juga akan memanfaatkan, mengelola, dan
mengusahakan kawasan TOD (Transit Oriented Development) yang ada di sekitar
jalur LRT Jabodebek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar