Bisnis.com, JAKARTA - Inefisiensi transportasi laut karena
ketidakseimbangan kargo dinilai menjadi salah satu penyebab tingginya biaya
logistik. Program Tol Laut dan National Logistics Ecosystem (NLE) bisa mejadi
solusi.
Founder dan CEO Zonasea Roland Permana
mengatakan Pulau Jawa masih menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi, sehingga
mengakibatkan inefisiensi pada transportasi laut karena kekurangan jumlah
muatan balik dari wilayah atau daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang masih
rendah terutama pada wilayah timur Indonesia.
Dia menuturkan dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan
ekonomi di setiap wilayah, sekaligus mengurangi disparitas harga, pemerintah
telah hadir melalui program Tol Laut dengan konsep ship promote the trade.
“Trayek Tol Laut adalah untuk membangun ekonomi
dengan subsidi, tetapi tidak bisa dilakukan subsidi terus-menerus.
Dibutuhkan kerja sama seluruh stakeholders untuk mempromosikan dan menghidupkan
industri di wilayah masing-masing, termasuk industri pariwisata, sehingga arus
barang dapat meningkat,” ujar Roland dalam siaran pers, Sabtu (13/3/2021).
Selain itu, lanjutnya, pelayaran nasional hingga saat ini
masih dihadapkan dengan persoalan klasik terkait peningkatan daya saing. Salah
satunya disebabkan lantaran pelayaran nasional yang belum mendapatkan perlaukan
setara di bidang fiskal atau pun moneter, seperti kebijakan negara lain
terhadap industri pelayaran mereka.
Dia menambahkan di antara beban pajak itu seperti pengenaan
PPN 10 persen atas pembelian BBM dan pelumas yang sebenarnya tidak lazim dalam
praktek internasional. Sejumlah tantangan yang masih dihadapi oleh pelayaran
nasional, misalnya di sektor pembiayaan dengan pengadaan kapal yang masih
dibebani dengan bunga bank yang tinggi serta tenor yang pendek.
Kemudian, sistem logistik Indonesia yang masih kompleks dan
rumit. Koordinasi antara pemerintah dengan para pelaku usaha seperti importir,
eksportir, dan pelaku logistik lainnya belum terjalin dengan baik.
Adanya pengembangan National Logistics Ecosystem
(NLE) yang merupakan platform yang menyelaraskan sistem informasi
antara instansi pemerintah dengan swasta untuk simplikasi dan sinkronisasi arus
informasi sejak kedatangan kapal hingga barang tiba di gudang, diharapkan dapat
meingkatkan efisiensi logistik nasional. Tujuan pembentukan NLE ini
adalah menurunkan biaya logistik yang disebut masih berkutat di 23 persen
menjadi 17 persen.
Biaya logistik di Indonesia masih sangat mahal jika
dibandingkan dengan negara-negara di Asean, seperti Jepang, Singapura,
Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Jepang dan Singapura memiliki persentase yang
sama terhadap PDB yaitu sebesar 8 persen, diikuti dengan Malaysia 13 persen,
Thailand 15 persen, Vietnam 20 persen, dan yang tertinggi yaitu Indonesia
sebesar 24 persen.
Kontribusi biaya logistik yang paling besar
adalah pada biaya pelabuhan sebesar 50 persen, biaya dooring sebesar 31 persen,
serta biaya freight dari pelabuhan ke pelabuhan lainnya sebesar 19 persen.
Sumber : Bisnis, 13.03.2021.
JACKPOT yang besar hanya di AJOQQ :D
BalasHapusWA : +855969190856