Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China mendesak Alibaba
Group Holding Ltd. menjual beberapa aset medianya, termasuk South
China Morning Post. Menurut seseorang yang mengetahui masalah ini, hal
itu karena meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh raksasa teknologi itu
terhadap opini publik di negara tersebut.
Beijing mengungkapkan kekhawatirannya tentang kepemilikan
media Alibaba selama beberapa pertemuan yang terjadi tahun lalu. Pejabat
pemerintah sangat kecewa dengan pengaruh perusahaan atas media sosial di China
dan perannya dalam skandal online, yang melibatkan salah satu eksekutifnya.
Jack Ma, salah satu pendiri
Alibaba, telah menjadi pusat tindakan keras pemerintah yang dimulai tahun lalu,
menargetkan raksasa e-commerce dan afiliasi keuangannya Ant Group Co.
Ma dan Alibaba diam-diam membangun portofolio aset media
yang luas selama bertahun-tahun, mencakup outlet online bergaya BuzzFeed,
surat kabar, perusahaan produksi televisi, media sosial, dan aset periklanan.
Alibaba memiliki saham utama di Weibo dan Youku
yang mirip Twitter, salah satu layanan streaming terbesar di China, serta
outlet berita online dan cetak lainnya, termasuk SCMP, surat kabar berbahasa
Inggris terkemuka di Hong Kong.
Menurut sumber itu, diskusi tentang penjualan koran dimulai
tahun lalu. Meskipun tidak ada pembeli spesifik yang diidentifikasi, diharapkan
merupakan entitas China.
"Yakinlah bahwa komitmen Alibaba terhadap SCMP tetap
tidak berubah dan terus mendukung misi dan tujuan bisnis kami,” kata Gary
Liu, kepala eksekutif SCMP, kepada karyawan dalam memo internal,
dilansir Bloomberg, Selasa (16/3/2021).
Pada Februari Beijing mengungkapkan kekhawatiran tentang
kepemilikan media Alibaba setelah skandal yang melibatkan Jiang Fan, mitra
termuda di perusahaan e-commerce tersebut. Unggahan tentang skandal itu mulai
menghilang dari media sosial, termasuk Weibo, menuai kemarahan pejabat
pemerintah.
Pengawas internet China menghukum situs mikroblog itu
karena mengganggu penyebaran opini. Skala dan kecepatan situs web menghapus
posting membuat marah pejabat pemerintah, yang dinilai melanggar batas.
"Negara harus memperhatikan dan menindak ini karena
kekuatan modal dapat digunakan oleh kami tetapi juga musuh,” tulis komentator
China Song Qinghui, yang menyumbangkan editorial untuk publikasi
termasuk media yang didukung negara.
Regulator terkejut dengan tingkat kepentingan media
perusahaan setelah meninjau kepemilikan dan memintanya untuk membuat rencana
untuk membatasi kepentingan secara substansial.
Pemerintah China khawatir bahwa Alibaba dapat menggunakan
aset medianya sebagai alat untuk mengontrol opini publik. Media perusahaan
telah berperan dalam memengaruhi pandangan masyarakat umum tentang sektor
fintech yang sedang berkembang.
Sumber : Bisnis, 16.03.2021.
BalasHapusmenangkan uang sebanyak-banyaknya hanya di AJOQQ :D
AJOQQ menyediakan 9 permainan seru :)
WA;+855969190856