Bursa Saham Dubai dan Abu Dhabi jatuh lebih setelah libur panjang sempat menyelamatkannya dari efek negatif gagal bayar Dubai World.
Seperti dikutip dari AFP , indeks saham di Abu Dhabi Securities Exchange pada awal perdagangan Senin (30/11/2009) merosot hingga 215 poin (7,4%) ke level 2.690,58.
Saham-saham real estate, telekomunikasi dan sektor energi mencatat kemerosotan besar masing masing 9,9%, 9,7% dan 9,67%.
Sementara Bursa Dubai merosot hingga 5,94% pada awal perdagangannya. Anak usaha Dubai World, Nakheel juga meminta penghentian sementara perdagangan sukuk miliknya.
"Nakheel hari ini telah meminta 3 sukuk yang tercatat (Nakheel Development Limited, Nakheel Development 2 Limited, Nakheel Development 3 Limited) dihentikan sementara perdagangannya hingga pada posisi yang penuh informasi di pasar," ujar bursa NasdaqDubai.
Uni Emirat Arab memiliki tujuh wilayah yang dinamakan emirat yakni Dubai, Abu Dhabi, Sharjah, Ajman, Umm al-Quwain, Ras al-Khaimah, dan Fujairah.
Pemerintah Dubai pada akhir pekan lalu secara mengejutkan mengumumkan kondisi gagal bayar atas sebagian obligasi perusahaan terkemuka di negara tersebut, Dubai World yang jatuh tempo.
Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80 miliar.
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010.
Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010. Pengumuman itu dilakukan sesaat setelah Bursa Abu Dhabi tutup pada Kamis (26/11/2009).
Pada Jumat, bursa Abu Dhabi tutup memperingati hari raya Idul Adha. Kejatuhan bursa saham Abu Dhabi ini sudah diprediksikan para analis sejak awal.
"Saya perkirakan bursa di Timur Tengah akan jatuh seperti crash pada September tahun 2008 setelah kebangkrutan Lehman Brothers," ujar ekonom Arab Saudi, Abdulwahab Abu-Dahesh.
Bank Sentral Uni Emirat Arab sebelumnya juga telah berupaya meredam gejolak di pasar dengan menyatakan komitmen untuk menambah likuiditas di sistem perbankan.
"Ini adalah langkah yang ditujukan untuk meredakan investor. Pasar seharusnya lebih kalem daripada kemarin," ujar analis finansial Emirati, Nasser bin Gaith.
Bursa Dubai dan Abu Dhabi menjadi satu-satunya bursa saham di Timur Tengah yang buka pada Senin. Bursa Kuwait baru buka Selasa, sementara bursa terbesar Timteng dari sisi kapitalisasi yakni Arab Saudi masih akan libur hingga Sabtu.
Sumber : Detikcom, 30.11.09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar