Oleh: Yusuf Waluyo Jati
JAKARTA (Bisnis.com): Industri hilir plastik berbasis kantong, karung, dan kemasan plastik terancam defisit bahan baku plastik pada kuartal II/2010.
Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAplas) menyatakan mulai kuartal II, konsumsi bahan plastik berupa polipropilena (PP) dan polietilena (PE) diperkirakan meningkat di kisaran 7%-10% menjadi 428.000–440.000 ton dibandingkan dengan kuartal I/2010.
Meski demikian, kemampuan pasok dari industri PP dan PE lokal masih pas-pasan karena hanya mampu berproduksi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang 1,5 juta ton per tahun.
Artinya, kemampuan produksi per kuartal dari perusahaan lokal rerata hanya sekitar 300.000 ton ditambah dengan sisa stok PP dan PE kuartal II sebesar 50.000 ton. Dengan demikian, masih terdapat defisit PP dan PE sebesar 90.000 ton sepanjang April–Juni.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Investasi INAplas Budi Susanto Sadiman menjelaskan hingga kuartal I/2010, pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) PP di pabrik PT Tri Polyta mencapai di atas 90% atau sekitar 110.000 ton dari total kapasitas tahunan 480.000 ton.
Adapun, utilisasi PP di pabrik PT Polytama Propindo, jelasnya, juga berada di kisaran yang sama. Total kapasitas terpasang Polytama berkisar 280.000 ton per tahun.
"Namun, PT Titan Petrochemical utilisasinya di bawah 80% untuk PE dari total kapasitas tahunannya sekitar 200.000 ton," paparnya kepada Bisnis.com, hari ini.
Perseroan, ujar Budi, baru mengupayakan peningkatan produksi seperti sediakala, sedangkan Polytama masih menyelesaikan ekspansi pabrik sehingga kapasitasnya masih tetap seperti tahun lalu.
Dengan adanya potensi kelangkaan bahan plastik di dalam negeri di tengah tren permintaan dan harga minyak mentah yang cenderung meningkat, produsen hilir plastik akan melakukan pembelian PE dan PP besar-besaran.
"Kalau demand naik, tren harga otomatis naik sehingga industri hilir plastik kemungkinan melakukan aksi borong besar-besaran. Apalagi, stok bahan baku di gudang-gudang produsen hilir plastik juga mulai menipis menyusul datangnya masa panen di sektor pertanian dan meningkatnya permintaan kemasan plastik untuk produk makanan olahan," jelasnya.(yn)
Sumber : Bisnis Indonesia, 08.04.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar