BRUSSELS, KOMPAS.com – Setelah mengadakan rapat kemarin, hari ini (7/4/2010) dua pimpinan produsen mobil Eropa, Renault-Nissan, Carlos Ghosn dan Daimler, Dr Dieter Zetsche, mengumumkan kesepakatan rencana aliansi global mereka.
Konfrensi pers, berdasarkan pemberitahuan yang dikirimkan Renault ke KOMPAS.com dilakukan pukul 09.45 – 10.45 di Brussel, Belgia (sama dengan pukul 14.45 – 15.45 WIB).
Meski pengumuman dikeluarkan nanti sore, Menteri Industri Prancis, Christian Estori di Paris kemarin mengatakan, aliansi itu merupakan kesepakatan rencana kerjasama teknologi otomotif.
Pasca resesi ini, sebagian produsen mobil melakukan kerja sama untuk mengembangkan teknologi. Utamanya menghadapi regulasi emisi yang makin ketat di Eropa pada 2012. Tren kerjasama antar-produsen mobil ini juga telah dilakukan oleh VW dan Suzuki pada awal tahun ini.
Mobil Kecil
“Kerjasama tersebut dipaksa oleh Uni Eropa,” kata Arndt Ellinghorst, seorang analis otomotif di Credit Suisse Group AG di London kepada Bloomberg.
Menurutnya, target emisi karbondioksida tidak dapat dicapai tanpa menjual mobil kecil dalam jumlah banyak. Karena itu pula para petinggi Daimler melakukan rapat terpisah kemarin.
Renault, Nissan dan Daimler berencana membentuk kerjasama agar bisa menekan biaya untuk produk mereka, antara lain mobil kompak, mewah dan kendaraan komersial. Ketika perusahaan juga berbagi pengetahuan tentang teknologi mesin bensin, diesel, hibrida dan teknologi sel bahan bakar.
Mobil mini, Smart dari Daimler dan Twingo dari Renault merupakan komponen kunci kerjasama dan akan disatukan di masa yang datang. Sementara divisi Mercedes-Benz, bertugas memasok mesin dan transmisi untuk merek mewah Nissan, Infini.
Dengan cara tersebut, ketiga produsen mobil bisa menghemat miliaran euro. “Kerjasama menguntungkan semua pihak. Merek yang lebih diuntungkan adalah Renault,” tambah Ellinghorst.
Saat ini, saham terbesar Renault dimiliki oleh pemerintah Prancis, yaitu 15 persen. Renault punya saham di Nissan 44 persen. Perusahaan mobil Prancis tersebut membeli dan mengontrol saham Nissan sejak 1999, ketika hampir bangkrut.
Daimler sendiri mencari partner untuk mengandakan penjualannya mobil kompak Mercedes-Benz dan berencana membuat Smart dengan ukuran lebih besar.
Renault dinilai lebih mumpuni pada mobil kecil, namun tidak kompetitif pada mobil besar dan mewah. Sebaliknya, Daimler juga mengalami kesulitan dengan mobil kecil, Smart yang kurang menguntungkan.
Kerjasama Daimler-Renault-Nissan akan menekan produsen lain di Eropa, yaitu BMW, PSA Peugeot-Citroen dan Fiat SpA. Total produksi ketiga merek tersebut 7,2 juta unit per tahun, termasuk kendaraan komersial.
Sumber : Kompas, 07.04.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar