KOMPAS.com — Otak pria dan otak wanita ternyata merespons stres secara berbeda yang berdampak pada cara tubuh merasakan penyakit kronis, seperti depresi, penyakit kardiovaskular, dan penyakit autoimun.
Demikian kesimpulan studi para ahli dari Amerika. Dalam risetnya, mereka menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) atau pencintraan otak untuk memonitor aktivitas otak pada pria dan wanita saat sedang stes.
Pada responden wanita dilakukan MRI dua kali, yakni saat mereka sedang menstruasi dan saat masa subur. Saat dimulainya masa haid, aktivitas otak dalam merespons stres hampir sama dengan pria. Namun, respons pria pada stres tetap lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok wanita saat sedang masa subur.
"Secara alamiah tampaknya para wanita diberkati dengan hormon untuk mengatur respons stres sehingga aktivitas otak mereka berbeda dengan pria," kata Ketua Peneliti Jill Goldstein, Direktur Peneliti dari Connors Centre for Women's Health.
Perbedaan paling signifikan dideteksi pada bagian otak yang bertugas untuk mengontrol respons sistem saraf otonomik. Hasil studi menemukan perbedaan gender dalam merespons stres terkait dengan pengeluaran hormon untuk mengontrol rangsangan.
"Kendati dalam merespons stimulus stres pria dan wanita bersikap sama, sebenarnya aktivitas otak mereka berbeda," kata Goldsten. Ia juga menyatakan, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres juga muncul secara berbeda pada pria dan wanita.
Sumber : Kompas, 14.01.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar