SEMARANG: PT Angkasa Pura I berupaya mengejar pendapatan nonaeronautika dengan meningkatkan kapasitas, layanan dan fasilitas bandara yang paling mutakhir, sehingga perolehan nontarif itu diharapkan bisa mencapai 60% pada 2020.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo menyebutkan seluruh bandara yang tercakup dalam AP I masih bersandar pada pendapatan aeronautika, yang menyumbang hingga 75% dari total pendapatan.
Pendapatan aeronautika yang dimaksud, antara lain jasa pelayanan penerbangan (JP2), jasa pelayanan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (JP4U), jasa pelayanan penumpang udara (JP2U) dan pemakaian counter.
“Artinya, pendapatan nonaeronautika rata-rata baru 25%. Banyak yang belum menghimpun pendapatan dari situ. Mereka masih bergantung pada hal-hal yang bersifat tarif, seperti overfly, parkir dan sebagainya,” ujarnya seusai melantik General Manager PT AP I Bandara Ahmad Yani Priyo Jatmiko, hari ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya terus mendorong manajemen 13 bandara yang ada di lingkungan AP I agar menggenjot pendapatan di luar tarif, seperti penyewaan gudang, lahan, ruangan, kegiatan konsesioner, parkir kendaraan, pas bandara, penyediaan lahan bangunan, lapangan dan industri, serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara, periklanan, pergudangan dan kargo dan ground handling.
Tommy mencontohkan Incheon International Airport (IIA) yang menurut Airport Council International (ACI) merupakan bandara nomor satu dunia dalam segala aspek, dengan pendapatan nonaeronautika di atas 60%.
“Visi AP I sejalan dengan visi BUMN, yakni menjadi perusahaan pengelola bandara kelas dunia. Nah, supaya acuan dan kriterianya jelas, maka AP I bermitra dengan Inceheon International Airport
Corporation,” tuturnya.
Corporation,” tuturnya.
Kemitraan diawali dengan penandatanganan memorandum of cooperation (MoC) yang menjadikan IIA dan Juanda International Airport Surabaya sebagai airport sistership.
Dengan sistership ini, bandara Juanda mendapat peluang untuk mengadopsi Incheon, baik dalam pelayanan terhadap penumpang, kargo, operasi penerbangan, komersialisasi, kontribusi terhadap ekonomi lokal, lapangan kerja dan CSR.
“Langkah awal yang sudah ditetapkan manajemen adalah mengirimkan sejumlah personel pilihan AP I, meniru model pendidikan di Human Recources Academy di IIA,” jelasnya. (api)
Sumber : Bisnis Indonesia, 03.03.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar