KOMPAS.com - Sampai dengan akhir 2011, porsi terbesar pembiayaan Bank Syariah Bukopin masih untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Dari penambahan modal tahun ini, 70 persennya untuk pembiayaan UMKM," kata Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto pada Kamis (24/3/2011) di Jakarta.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis ini, Bank Syariah Bukopin mengumumkan penambahan posisi modalnya sebesar Rp 100 miliar. Selain pembiayaan UMKM tersebut, alokasi untuk penguatan jaringan gerai (outlet), teknologi informasi, serta sumber daya insani (SDI) juga berasal dari dana sebesar itu. "Kami berharap, eksekusi penambahan modal pada bulan ini," kata Riyanto.
Lebih lanjut, Riyanto menjelaskan, tidak ada perubahan struktur kepemilikan saham perseroan lantaran penambahan modal ini. Pasalnya, pemegang saham yang ada (existing stakeholder) yang bakal menyerap saham penambahan tersebut.
Menurut catatan yang terkumpul, sampai kini, ada enam pemegang saham Bank Syariah Bukopin yakni PT Bank Bukopin Tbk (65,4 persen), PT Jamsostek (9 persen), PT Bakrie Capital Investment (9 persen), Mega Capital (9 persen), Mitra Usaha Sarana (9 persen), dan Muhammadiyah (3 persen).
Pada bagian lain, terang Riyanto, pihaknya akan mematok Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank Syariah Bukopin terkait penambahan modal di posisi 16,3 persen. "Sebelumnya, CAR kami 11,5 persen," katanya.
Sementara itu, sampai dengan akhir 2010, Bank Syariah Bukopin membukukan kenaikan laba sebesar 1.131,63 persen atau pada posisi Rp 10,23 miliar. Pada 2009, perolehan laba cuma Rp 831 juta.
Selanjutnya, pembiayaan hingga 2010 berada di posisi Rp 1,61 triliun. Angka ini naik sebesar 25,94 persen dari satu tahun sebelumnya di posisi Rp 1,28 triliun.
Sumber : Kompas, 24.03.11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar